Ø9 . separate

8.9K 1K 168
                                    

1 bulan lebih gak up
Maaf typo ya, buru-buru
karena gak enak sama yang nungguin.

Terjadi peraduan mulut di pagi hari yang cerah, Renjun yang ngotot ingin kuliah dengan keadaan seperti itu, dan Jeno yang melarang dengan cara yang tidak kalah ngotot

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terjadi peraduan mulut di pagi hari yang cerah, Renjun yang ngotot ingin kuliah dengan keadaan seperti itu, dan Jeno yang melarang dengan cara yang tidak kalah ngotot.

Siapa yang menang?

Jeno.

Mulut pedas Renjun tiba-tiba berhenti bicara ketika Jeno mengatakan "Berani meninggalkan apartemen ini, ku perkosa kau didepan publik." yah, mau tidak mau Renjun menurut. Sudah kehilangan keperjakaan, haruskah ia kehilangan harga diri? Ckck. Walau harga diri Renjun tidak ada nilainya saat dijual nanti.

"Bosaaaaann.....~"

Dari pukul 7 pagi Renjun bangun hingga jam kuliah saat ini ( pukul 9 ) hanya goleran di atas kasur. Duduk sakit, berjalan sakit, untungnya Jeno menyiapkan segala kebutuhan di meja belajarnya, sehingga Renjun hanya perlu berguling. Ya, walau tetap bosan. Renjun memikirkan apa yang bisa ia lakukan sampai Jeno pulang, karena tidak boleh meninggalkan apartemen. Inginnya melukis, tapi duduk saja harus ada perjuangan. Posisi tengkurap? Ah, Renjun ingat tadi malam menungging berjam-jam demi bajingan, punggungnya sakit.

"Hu~ lapar."

Renjun menggulingkan tubuhnya ke sisi meja belajar disamping kasurnya. Melihat ada apa yang disiapkan laki-laki psikopat itu.

"Tck, bubur ayam yang sudah dingin dan kopi hitam? Lucu sekali!" menutup kembali tudung saji yang sudah disediakan. Tangan mungilnya meraih ponselnya yang baru saja di charge. Memesan dilivery. Menolak makanan tidak berkelas itu.

"Sedang ingin yang manis..~ hum? Churros dan cokelat panas!" Ujarnya semangat, sebelum sadar sesuatu.

"Tapi tidak akan kenyang."

"Ah! Kue sus!"

"Tidak suka rasanya..."

"Kentang goreng juga bisa!"

"Tck! Tidak akan kenyang juga! Ayolah otak! Apa penis Jeno sepanjang itu sampai menggeser kedudukan mu!?" dumelnya sendiri. Bibirnya menukik kebawah sambil memilih menu yang diinginkannya tetapi tidak membuatnya kenyang.

Pip-

Renjun bangkit, keluar kamarnya dengan susah payah dan berkali-kali menahan nyeri di bagian tubuh bawahnya ,melihat siapa yang datang. Hanya tiang serba hitam yang membawa sekantung makanan. Harusnya Renjun tahu sejak awal, siapa lagi yang bisa membuka sandi apartemen nya selain Jeno.

"Kenapa keluar?"

"Kepo." hal itu tidak digubris oleh Jeno, tangannya menyerahkan kantung yang segera dibuka oleh penerimanya. Sekotak ukuran medium berisi ayam. Tidak ada nasi.

"Sengaja, aku tahu kau tak akan menghabiskannya." ucap Jeno sambil melepas coat hitamnya tanpa melihat Renjun.

" Tapi aku tidak一"

ACOSADOR¦NOREN ✔Where stories live. Discover now