*Makan Malam*

16 3 0
                                    

Mereka berdua segera pergi dari taman itu menuju kamar Tessa untuk melanjutkan pembicaraan mereka yang terhambat tadi.

"Putri Tessa" ucap seseorang dari belakang.

Tessa yang merasa namanya dipanggil menghentikan langkahnya dan segera membalikkan badannya.

"Pangeran Nolan" ucap Tessa.
"Saya kira tadi itu bukan anda karena saya baru melihat anda di sekitar sini, tempat ini cukup tersembunyi" ucap Pangeran Nolan.
"Oh" balas Tessa acuh.
"Putri mau ke mana?"tanya Pangeran Nolan lagi.
"Ke kamar" jawab Tessa.
"Anda tadi dari mana?"tanya Pangeran Nolan.

Tessa yang mulai risih karena terus-menerus ditanya semacam diinterogasi oleh polisi karena tidak memakai helm.

"Putri tadi dari berkeliling sekitar sini karena merasa bosan di kamarnya" ucap Amira yang mengetahui kondisi yang kurang baik.
"Eum kalau begitu biar saya yang ajak Putri berkeliling sekaligus memperkenalkan isi istana ini, kalau Putri mau" ucap Pangeran Nolan dengan tersenyum manis kepada Tessa.

Hedeh apa lagi ini. Gue bisa bisa mati penasaran ini. Banyak banget yang ganggu gue. Tapi kalau gue tolak? Ihh putri itu bukannya ngak boleh kasarkan. Oke anggung.
-batin Tessa.

"Baik. Amira anda silahkan kembali duluan saja. Saya akan ikut bersama Pangeran Nolan" ucap Tessa sambil tersenyum walaupun menahan emosinya yang meronta-ronta.
"Baik Putri" balas Amira yang segera menjauh dari Pangeran Nolan dan Tessa.

Melihat situasi yang aman dan hanya mereka berdua saja Tessa tidak lagi menahan sifat jeleknya.
"Yaudah ayok jalan" bentak Tessa.
"Anda mau kemana dulu Putri?"tanya Pangeran Nolan.
"Ke mana aja yang penting lo jagan interogasi gue kayak polisi" ucap Tessa dengan melihat ke arah Pangeran Nolan.

Seketika mata Tessa bertemu dengan mata coklat Pangeran Nolan yang indah.

Wahh... ganteng juga. Emang bener yah pangeran itu ganteng-ganteng. Ngak salah novel yang gue baca.
-batin Tessa.

"Eh..aduhh otak gue" gumam Tessa dengan memegang kepalanya.

Pangeran Nolan yang menyadari itu langsung terlihat panik karena Tessa yang bersikap seperti orang sakit kepala padahal sedang frustasi dengan otaknya sendiri.

"Putri... Anda kenapa?"tanya Pangeran Nolan khawatir.
"Aduhh ngak kok, ngak apa-apa gue. Otak gue aja kayaknya kegeser deh" jawab Tessa.
"Apa? kalau gitu kita ke tabib. Supaya otak anda tidak jauh letaknya nanti tambah parah" ucap Pangeran Nolan dengan panik.

Mendengar ucapan Pangeran Nolan, Tessa ketawa mati-matian sambil megangin perutnya yang sakit karena ucapan Pangeran Nolan.

"Kenapa anda ketawa?"tanya Pangeran Nolan heran.
"Pfffhhh....aduh ngak kok. Gue ngak apa-apa. Ayok jalan" jawab Tessa yang masih cengar-cengir.

Mereka berdua jalan mengelilingi istana dengan percakapan yang tidak secanggung waktu mereka pertama kali ketemu di taman mawar putih itu. Sampai di mana hari mulai gelap Pangeran Nolan memutuskan mengantar Tessa ke kamarnya dan mengajak Tessa untuk makan malam bersamanya.
*
*

"Aduh asik juga yah! Ada-ada aja yang satu jutek yang satu asik. Ini mereka pangeran apa gimana sih!"ucap Tessa ke dirinya sendiri.

Tessa yang merasa gerah segera memutuskan untuk membersihkan badannya dan mengganti pakaiannya untuk bersiap-siap datang ke undangan makan malam Pangeran Nolan.

"Ohiya. Mana Amira?"tanya Tessa ke salah satu dayang di kamarnya.
"Oh. Dayang Amira di panggil Yang Mulia Raja, Putri" ucap dayang itu.
"Kenapa?"tanya Tessa lagi.
"Saya juga kurang tau, Putri" jawab dayang.

Tessa yang merasa ada yang tidak beres dengan semua ini. Mulai gelisah tapi bagaimana caranya dia membantu Amira.

Setelah Pangeran Elvano pulang gue akan interogasi semua ini. Harus pokoknya.
-batin Tessa.

"Iya. Harus" gumam Tessa.
"Ada apa Putri? Apa ada yang anda butuhkan?"tanya dayang.
"Tidak ada. Ini cukup" jawab Tessa yang memperbaiki rambutnya di depan cermin.

Pakai pakaian begini bikin gue tambah cantik aja deh!
-batin Tessa sambil cengengesan di depan cermin.

"Putri, anda sudah di tunggu oleh Yang Mulia Pangeran Nolan di depan" ucap dayang lain.
"Ohiya" balas Tessa dan segera berjalan keluar.

Saat Tessa sudah di luar kamarnya, Tessa melihat wajah bahagia Pangeran Nolan dengan senyum manisnya dan berdiri gagah di depan pintu kamarnya Tessa. Tessa di sambut dan berjalan beriringan dengan Pangeran Nolan yang di ikuti dayang dan penjaga di belakangnya.

Di dalam ruangan itu Tessa dan Pangeran Nolan duduk berhadapan. Di depan mereka telah tersedia makanan yang siap mereka makan. Beberapa detik berlalu dengan hening dan kecanggungan. Dayang-dayang telah meninggal mereka berdua. Karena Tessa yang risih dengan keheningan, Tessa memecahkan keheningan tersebut.

"Woy... Kapan gue makan ini?"tanya Tessa.
"Maaf, silahkan makam" ucap Pangeran Nolan dengan senyumnya.
"Oke deh" balas Tessa dan langsung memakan makanannya dengan tenang tanpa berbicara lagi.

Pangeran Nolan makan hanya sedikit selebihnya dia habiskan dengan melihat wajah Tessa sambil senyum-senyum sendiri. Tessa yang sadar langsung berdiri.

"Ngapain lo liat-liat gue?"tanya Tessa. Sontak Pangeran Nolan kaget.
"Maaf tapi malam ini Putri Tessa sangat cantik" jelasnya.
"Hahaha...." Tessa yang mendengar jawaban Pangeran Nolan seketika ketawa dan duduk kembali.
"Apa yang lucu?"tanya Pangeran Nolan dengan ekspresi bingung.
"Lo lah. Bisa-bisanya gombal mulu" jawab Tessa yang masih memegangi perutnya.
"Saya serius" sangga Pangeran Nolan.
"Iya deh" ucap Tessa.

The Magic BookWhere stories live. Discover now