Keluh Kesah ❀

66K 8.2K 484
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa Vote dan Follow ya :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa Vote dan Follow ya :)

Lala duduk di pangkuan Rafi, mereka bersama bermain game tebak-tebakan. Sepertinya Lala dan Rafi cocok untuk bermain bersama, cowok jenius itu seolah punya cara mengajarkan Lala menggunakan metode yang berbeda. Rafi kagum melihat tingkah polos Lala saat mengisi tebak-tebakan, ternyata anak angkat abangnya menguasai berbagai bahasa.

"Gimana keadaan Ayana, Mi? Gimana dengan trauma dia?" tanya Kenan menyerbu Shalsa sesaat dia keluar dari kamar. Dia ikut prihatin dengan kisah hidup Ayana, syukurlah gadis itu bertemu Kenan yang sangat pengertian.

"Ayana masih memerlukan penanganan," ujar Shalsa.

Kenan membuka pintu kamar, dia melihat Ayana yang sedang menguncir rambut. Ayana tampak lebih segar, tidak ada bibir pucat dan kaki yang menggigil. Tanpa sadar Kenan menarik senyumnya, syukurlah Ayana mulai bisa keluar dari traumanya.

"Kamu kenapa nggak bilang kalau ada anak kecil disini," tanya Shalsa mengambil alih Lala dari pangkuan Rafi.

"Yah mami, Rafi kan masih main sama Lala." Rafi menghelakan napas kecewa.

"Oma, kenapa oma cantik banget?" tanya Lala memeluk leher Shalsa. Mereka baru saja kenal beberapa jam yang lalu, tapi terlihat seperti nenek dan cucu pada umumnya, sangat dekat.

"Karena cucu oma juga cantik banget," ujar Shalsa mencubit gemas hidung Lala. Sudah lama dia ingin punya anak perempuan, tapi Tuhan hanya memberinya anak laki-laki.

"Lala jadi anak mami aja Ken, kalian masih terlalu muda buat ngasuh anak. Mending bikin sendiri," ucap Shalsa langsung dihadiahi pelototan tajam dari Kenan.

"Enak aja, nggak mau. Lala anak Kenan sama Ayana," desisnya berusaha mengambil Lala dari gendongan Shalsa tapi buru-buru Shalsa menghindar.

"Emang sesayang itu ya bang sama Lala? Bang Kenan sama Kak Aya kan masih muda, masih SMA pula. Apa nggak repot urus anak?" Rafi mendudukan diri di sofa.

Kenan menatap tajam Rafi, malah Lala yang membuat dia bisa tidur bareng Ayana. Kalau Lala pergi, nanti siapa dong yang bakalan jadi alasan Kenan. Dia menggeleng keras, kini juga ikut duduk di sebelah Shalsa.

KENAN [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang