Banyu Geni

25 2 0
                                    


Namanya Banyu Geni.Lelaki berbulu mata lentik itu terpaksa pindah sekolah karena ayahnya memutuskan untuk pindah kerja di rumah sakit yang ada di Jakarta.Ayah Geni yang tidak bisa beerjauhan dengan keluarganya, akhirnya memutuskan membawa anak dan istrinya pindah ke Jakarta. Geni awalnya menolak untuk pindah ke Jakarta dan memilih untuk menetap di Bandung saja sampai dia lulus SMA.Namun karena rengekan bundanya yang meminta Geni untuk ikut ke Jakarta, akhirnya membuat Geni mau tak mau harus pindah ke Jakarta dan tentunya pindah sekolah pula.

Sekarang adalah hari pertama ke sekolah barunya.Geni cukup bersyukur dia pindah ke Jakarta saat libur semester, jadi ia dapat masuk sekolah barunya di awal semester.Lebih bersyukurnya lagi dia diterima di salah satu SMA paling bergengsi di Jakarta, yang Geni yakini tidak sembarang anak yang dapat masuk ke sekolah tersebut.Di hari pertamanya, Geni sudah berani menyimpulkan bahwa dia suka dengan sekolah barunya.Sekolah barunya banyak dipenuhi pepohonan dan tanaman yang dibiarkan tumbuh menjalar di sepanjang pagar.Pemandangan tersebut sungguh-sungguh menyegarkan mata.Geni juga suka dengan teman kelasnya, apalagi dengan teman sebangkunya yaitu Alam.Menurut Geni, Alam punya kepribadian yang menyenangkan dan bisa diajak untuk berdiskusi segala hal.Meski kelihatan nakal, tapi Geni rasa Alam adalah sosok yang pintar.

Namun, ada satu hal yang menganggu pikiran Geni sedari tadi.Perempuan yang duduk di bangku paling depan sebelah kiri yang sekarang sedang sibuk membaca sebuah buku.Geni merasa perempuan itu tidak menyukai kehadirannya.

"Lam, cewek yang baca buku itu namanya siapa?"tanya Geni.Alam yang sibuk bermain game di ponselnya menoleh, kemudian melihat cewek yang dimaksud Geni.

"Oh, itu si ambis nan angkuh.Kenapa emang?"

"Si ambis nan angkuh?"

"Iya namanya Nayaka biasa dipanggil si ambis nan angkuh, tuh cewek ambis bener kalau soal prestasi dan rangking.Ngeri gue, hampir setiap hari ngeliat dia getol belajar."Geni mengernyit mendengar penjelasan Alam mengenai perempuan itu.

"Kenapa ngeri?"tanya Geni.Dia penasaran mengapa Alam ngeri melihat cewek itu rajin belajar.

"Nanti juga lo bakal tau kok. Kenapa emang lo tanya dia?Lo suka sama dia?Gue kasih tahu dari sekarang, jangan suka sama tuh cewek, asli nanti lo bakal makan ati."

"Enggaklah.Cuma saya ngerasa, Nayaka nggak suka sama saya,"ujar Geni menceritakan apa yang menganggunya.Dia kembali melihat ke arah Nayaka.Cewek itu masih fokus membaca bukunya.

"Sebelum gue jawab pertanyaan lo, lo jawab dulu pertanyaan gue.Apa bener lo adalah murid terpintar di sekolah lo dulu?"tanya Alam.Geni sungguh-sungguh tak paham , mengapa Alam malah menanyakan hal itu.

"Kenapa kamu nanya, gitu?"

"Yee bambang malah tanya balik.Jawab aja dulu pertanyaan gue!"ujar Alam.Geni memutar mata, agak kesal sebenarnya dengan pertanyaan Alam.Geni sering mendapat pertanyaan seperti itu dari dulu dan Geni dari dulu sampai sekrrang tidak tahu bagaimana baiknya menjawab pertanyaan itu.

"Saya nggak bisa jawab pertanyaan kamu.Pertanyaan itu terlalu abu-abu.Lagipula, setiap oran...."

"Oke stop.Simple -nya, dulu semester kemarin lo dapet juara umum sekolah, gak?"

"Hmm, iya kemarin saya juara umum.Tapi meski saya juara umum bukan berarti saya yang paling pintar di sekolah."

"Nah itu jawabanya."

"Jawaban apa?"

"Jawaban kenapa dia nggak suka sama lo.Lo punya peluang buat ngegeser posisinya sebagai juara umum sekolah.Gue beharap banget sih semester depan lo yang bakal jadi juara umum.Nggak kebayang sih gue , gimana mukanya nanti saat tahu lo yang dapet juara umum, gue yakin sih nanti dia bakal langsung nangis dan marah-marah gak jelas ke semua orang.Aduh pengen banget Ya Alloh itu semua terjadi."

Geni cukup kaget mendengar rentetan kalimat yang dilontarkan Alam.Ia tidak menyangka bahwa itu alasan mengapa Nayaka seolah tak suka dengan kehadirannya.Tapi tunggu dulu, itu kan menurut pendapat Alam.Bisa jadi pendapat Alam salah.Bisa jadi pikiran bahwa Nayaka tidak menyukai kehadirannya juga salah.Dia tidak bisa langsung menyimpulkan begitu saja.Lagipula dia baru mengenal Nayaka beberapa jam yang lalu dan bahkan belum berkenalan.Ah, ia rasa harus berkenalan dengan Nayaka dan memastikan semuanya.Tak hanya itu saja, Geni juga kaget dengan ucapan jahat Alam yang berharap ia bisa menggeser posisi Nayaka.

"Kamu nggak suka sama Nayaka?"Pertanyaan yang keluar dari mulut Geni secara tidak sadar.Alam menoleh, tertawa terbahak-bahak.Dia menepuk bahu Geni cukup keras.

"Bukan nggak suka lagi.Gue udah gedeg banget sama tu cewek!Udahlah , males gue ngomongin tu cewek.Gue mau ke toilet, lo mau ikut kagak?"Geni menggeleng.

Sedetik kemudian, Alam pun beranjak dari kursinya dan berjalan keluar kelas.Sebenarnya, Geni masih ingin bertanya lebih lanjut kenapa Alam bersikap seperti itu terhadap Nayaka.Dari belakang, Geni dapat melihat Alam menghampiri Nayaka.Geni tidak tahu kenapa Alam malah menghampiri Nayaka bukanya tadi dia mau ke kamar mandi.Dan sedetik kemudian, Geni hampir tidak percaya dengan apa yang dia lihat.Alam dengan gesit mengambil buku yang sedari tadi dibaca oleh Nayaka dan melempar buku itu kepadanya.Geni terpaku melihat buku yang tergeletaak di atas mejanya.Sebuah buku yang sangat Geni kenali.

"Yah Bajingan!"

"Kenalan sana sama calon juara umum sekolah semester depan!"

Keterpakuan Geni pada buku di depannya sirna saat mendengar kalimat yang dilontarkan Alam keras-keras.Geni mendongkak, dan menemukan Alam yang berlari keluar kelas.Tinggallah Nayaka yang kini menjadi pusat perhatian seluruh penghuni kelas.Perempuan berambut panjang itu menggeram marah dan tanpa Geni duga sebelumnya Nayaka membalikan tubuhnya dan berjalan cepat menuju bangkunya.Geni terkesiap saat mata Nayaka menatap nyalang ke arahnya .

Ketika Nayaka sampai di bangkunya, perempuan itu langsung mengambil tas ransel kecil Alam yang disimpan di kolong meja.Membuka tas itu.

"Apa-apaan dia tidak membawa buku ke sekolah?"gerutu Nayaka saat membongkar tas milik Alam yang tidak ada isinya kecuali handphone berlogo apple.Nayaka menggambil handphone itu dan dengan sekali gerakan membanting handphone mahal itu ke lantai sekeras mungkin hingga layarnya pecah.Geni menganga melihat itu semua.

"Mana buku gue!"ujar Nayaka sembari merampas buku miliknya yang ada di tangan Geni dengan kasar.Sekilas mereka sempat bertatapan dan itu cukup bagi Geni untuk menyimpulkan bahwa perempuan bernama Nayaka itu tidak menyukai kehadirannya.


LEBURWhere stories live. Discover now