[12] PELACAK LOKASI

1.7K 1.4K 772
                                    

[FOLLOW IG SAYA SYFAADS]
[CHAPTER SUDAH DIEDIT RAPIH]

-

🎶Location-Khalid🎶

[ESREGNET]

Cello mendesah. Ia pun meminggirkan badannya ke pinggir lapangan dan bergerak duduk di kursi tingkat yang tersedia. Tangannya mengambil botol air dengan kasar lalu meneguknya hingga habis tak bersisa. Napasnya masih tersengal-sengal, namun pikirannya berkeliaran tak tahu tempat.

"Muka lo ngajak ribut sia."

Cello menoleh lalu mencebik kesal. Tak mau ambil pusing ucapan Farell, ia langsung menidurkan kepalanya disana. Sudah sekitar tiga jam ia menghabiskan waktu untuk sparing futsal bersama teman-temannya. Namun tidak seperti biasa dia bersemangat, kali ini pikirannya kalut.

"Gue ngapain ya ngelakuin itu?" Gumamnya pelan namun pasti terdengar dengan teman-temannya. Yah, Cello merasa tak enak membentak Cella tadi.

"Ngomong atau kokop angin?" Sahut Arya tiba-tiba saat permainan diputuskan untuk dijeda sebentar karena pemainnya mau selonjoran.

"Hmm, aku mencium bau, hmm." Celoteh David tak jelas lalu mengambil duduk disebelah Cello. "Ada cerita atau bahan yang harus diceritakan? Kang mas siap dengerin."

"Udah sadar kelakuan? Kan dosa semua." Sahut Devano datar.

"Ada yang ngajak lo baku hantam lagi?" Tanya Arya seenak jidat yang langsung mendapat lemparan botol air bertubi-tubi dari yang lainnya.

Arya mencibir lalu beranjak darisana menuju tempat tas mereka. David dan Devano pun memilih kembali bermain. Farell memilih duduk disebelah Cello. "Gimana bro, ada kemajuan nggak?"

"Gue bentak dia tanpa alasan salah nggak sih?"

Farell langsung melebarkan matanya. Tangan kanannya menampar pipi Cello. "Serius bro? Trus trus dia respon apa?"

Refleks Cello balas memukul bahu Farell. "Dia diem doang njing,"

"Wah goblok lo." Seru Farell lalu bangkit dari duduknya dan memukul perut Cello.

"Makanya, baru pertama kali dia diem kagak marah." Seru Cello sambil menendang tulang kering Farell.

Farel merintih kemudian bangkit dan memukul rahang bawah Cello. "Nggak curiga lo?"

Cello langsung menghentikan gerakannya sedang Farell dibawahnya sudah menatap ngeri akan balasan pukulan selanjutnya. "Bener juga lo," Ujar Cello sebentar sambil manggut-manggut nggak jelas.

Cello pun berjalan mengambil jaket jeansnya, berganti celana, lalu menarik tasnya dari bangku bertingkat dan berlalu ke motor ninja miliknya. Tangannya bergerak memutar layar hape dan mengutak-atik sesuatu. Tak lama layar hapenya penuh dengan tampilan lokasi seseorang.

"Beneran pergi ke mall ya, haha." Gumam Cello dengan suara dingin.

"Buset tu bocah kesambet apaan?" Terdengar suara Farell yang bertanya dengan teman-temannya.

Cello tak mengubris. Cowok itu langsung menyalakan motornya dan melaju begitu saja tanpa kata-kata. Napasnya mencekat. Geram penuh amarah. Pertama, dia hanya harus mengikuti kemana gadis itu berada dan bersama siapa.

Tawa renyahnya berderai dibalik helm fullface. Kalau bukan karena kalung liontin pemberian dirinya dulu kecil yang sudah ia tanamkan pelacak lokasi, mana mungkin Cello akan mudah menemukan dimana Cella berada.

[ESREGNET]

Cella menggigit bibir bawahnya sedari tadi. Pertama, ia memang menolak untuk dijemput Argan, namun siapa sangka ia langsung bertemu dengan cowok itu saat keluar taksi. Kedua, harusnya reunian itu ditujukan untuk berempat, namun mengapa lebih terlihat seperti double date. Ketiga, Cella sudah cukup kenyang dengan segala makanan yang dibelikan oleh Hanz.

ESREGNET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang