"Seharusnya lo bersyukur, bukannya saat Kenan meninggal lo yang paling kehilangan? Tapi kenapa saat tuhan menghadirkan Kenan kembali dalam wujud anak lo sendiri, lo seakan tidak menerima?"

"Gue salah, iya gue bodoh banget. Dulu tangan ini selalu gue pakai buat mukul Kenan kalau lagi kumat, sekarang malah gue gunakan buat nampar Kenan anak gue sendiri."

"Masih ada waktu bro, lo masih bisa perbaiki."

Feren menggeleng. "Gue nggak yakin karena dia sudah punya keluarga sendiri. Shalsa memaksa Kenan nikah sama gadis yang ditemui di apartemen Kenan. Dia nggak mau anak kesayangannya itu masuk ke pergaulan bebas."

"Heh, kalian ini gimana sih? Nggak bercermin apa, karena nikah muda keluarga kalian jadi berantakan gini. Lo dan Shalsa belum sanggup berkeluarga, tapi nekat. Trus sekarang malah maksa anak kek gitu juga." Sean menepuk jidatnya, tidak habis pikir dengan jalan pikiran dua sejoli ini.

"Awalnya gue juga mikir gitu, tapi gue lihat Kenan bahagia dengan keluarga barunya bahkan sudah punya anak." Feren melihat langit-langit cafe, dia iri dengan Kenan yang mampu mencintai anak orang, sedangkan dirinya malah mencampakkan anak sendiri.

"Almarhum Kenan yang sekeras itu bisa lo taklukkan, masa Kenan yang darah daging lo sendiri nggak sanggup lo taklukkan. Jika almarhum Kenan bisa menerima lo dari sikap-sikap bejat lo itu, gue yakin Kenan juga bisa. Intinya cuma satu, lo harus menerimanya sebagai anak sendiri."

Sean dan Rio mengangguk setuju.

"Atau lo bisa ngasih Kenan buat gue. Dia anak yang hebat soalnya," ucap Rio tersenyum miring melihat sosok yang mereka bicarakan masuk ke dalam cafe. Kenan menggendong anak kecil dan menggandeng gadis seumurannya.

"Enak aja, lo kira bikin dia nggak pakai usaha."

"Halah bacot."

"Itu kan Kenan, istrinya cantik banget." Sean menunjuk Kenan yang kini sedang bicara dengan pelayan cafe.

Feren tersentak, ternyata dunia ini benar-benar sempit. Tapi apa yang mereka lakukan malam-malam di cafe, apa tidak takut jika status mereka ketahuan.

"Cucu lo? Kok udah gede aja, mana wajahnya bule banget," celetuk Iqbaal. Mereka berempat diam-diam memperhatikan Kenan dan keluarga.

"Nah itu yang gue nggak tahu, soalnya pernikahan mereka belum genap sebulan."

"Udah jangan lihatin mulu, ntar mereka risih lagi dan tahu keberadaan bapaknya ini," tegur Rio.

"Saran gue ya, lo temukan kembali celah di hati Kenan. Dia anak yang baik, sopan lagi. Lo yang mendorong dia masuk ke dalam dunia penuh kebencian maka cuma lo doang yang bisa menarik dia keluar dari sana."

"Daddy Lala mau esklim," rengek LalaDia tidak mau diam di atas pangkuan Ayana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Daddy Lala mau esklim," rengek Lala
Dia tidak mau diam di atas pangkuan Ayana.

"Nggak, udah malam ntar kamu sakit." Kenan sengaja mengajak Ayana dan Lala main ke cafe agar bisa melihat-lihat cafe yang kini menjadi milik mereka bertiga. Kenan asyik dengan ipadnya, ada beberapa berkas yang mesti dia selesaikan malam ini.

KENAN [LENGKAP]Where stories live. Discover now