Unboxing

6.1K 814 71
                                    

"Gila gila,kalian bawa barang-barang udah kaya mau perjusami di tengah hutan aja." Galih geleng-geleng ketika adik-adiknya datang dan membawa berkardus-kardus yang ia duga berisi makanan.

"Lumayan lah nggak perlu beli makan di luar." Elang menyusun kardus-kardus itu di tengah ruangan. Mengucapkan banyak syukur dalam hati,karena uang dalam dompet nya akan aman dalam beberapa waktu kedepan.

"Bang Galih ngomong kaya gitu,kayak bukan dia aja yang habisin stok makanan dapur." Ini Sam,ucapannya sukses bikin yang bersangkutan ber-hehe sambil nyengir alpaca.

Dan di sinilah mereka,di ruang tengah dengan kardus-kardus yang menjelma menjadi air-drop mereka. Sam dan Kasa sudah sampai tiga jam yang lalu,disusul Juna dan sejam berikutnya Wicak dan Ardan. Mereka sepakat buat buka kardus mereka bersama,biar rasanya seperti buka kado ulang tahun.

"Wahh! Ada biskuit,nastar,sama kastengel! Udah kaya lebaran aja ini mah." Juna membuka kardus milik Wicak. Isinya kue-kue kering yang lumayan banyak. Lebih banyak dari yang disebut Juna.

"Oma memang suka bikin kue kering." Respon Wicak sambil membuka kardus di hadapannya.

Sedetik kemudian mata Wicak bisa menangkap dua benda yang dibungkus anyaman daun kelapa. "Ini isinya apa?"

"Ah itu isinya jenang." Sam,selaku empunya,menjawab. "Mbah gue masih suka buat jenang sendiri. Soal rasa? Mantep banget lah!" Jelas Sam,dan Kasa manggut-manggut setuju. Jangan tanya,Kasa memang langganan jenang mbahnya Sam dari dulu.

Kali ini Ardan yang membuka kardus asal yang ada di depannya. Namanya juga Ardan,ketika dia membuka kardus maka dia literally 'membuka'. Kardus itu dirobek paksa olehnya. Bentuk akhirnya bahkan tidak terlihat seperti kardus.

Ardan menemukan cemilan berbagai macam keripik ala homemade. Mulai dari keripik singkong,ubi ungu,ubi oren,sampai keripik bayam dan daun singkong ada di sana. Tapi ada satu bungkus yang berlabel 'Talas',membuat alis Ardan naik satu. "Keripik Talas itu apa?"

"Yaa keripik dari Talas." Kasa menjawab,yang tidak memuaskan rasa penasaran Ardan sama sekali.

"Anak dajjal juga tahu kali.Maksudnya Talas itu apa?"

"Hmm." Mimik Kasa mendadak menjadi seorang pemikir,bingung menjelaskan pada Abangnya itu. "Umbi-umbian sih,Bang. Mirip sama singkong cuma cara mengolahnya beda,kalau salah-salah yang makan bisa gatal-gatal. Getahnya itu yang bikin gatal. Tapi selow,nenek gue jago ngolahnya jadi nggak bakal gatal." Jelas Kasa se-kena nya,membuat Ardan manggut-manggut mengerti. Mahasiswa ip 4.00 masa begini saja tidak mengerti? Malu sama transkip nilai.

Kasa membuka kardus di depannya santuy. Di kardus itu tertulis "Ardan Pratama Husda" dan diikuti lima love di belakangnya. Dan Kasa yakin dengan pasti,isi kardus ini bukan main-main. Selain karena ukurannya lebih besar dari kardus lain,bisa saja isinya seperangkat alat game dibayar kas. Doi buka pelan-pelan,kotak harta karun tidak boleh dibuka secara tergesa-gesa,bukan?.

Kotak itu terbuka,dan mata Kasa auto mengabsen penghuni dalam kardus itu. Percayalah bahkan Galih sangat yakin bisa melihat binar mata Kasa.Ada makanan manis seperti bolu gulung,bolu pandan,donat. Makanan asin seperti pempek,rendang,dan lain-lain. Tapi ada satu wadah tupperware yang tidak diberi label. "Bang,ini apa?"

"Oh itu bumbu instan. Gue cerita ke Bunda kalau Bang Galih sama Bang Elang bisa masak,jadi Bunda buatin bumbu instan biar tetep bisa makan enak." Jelas Ardan.Membuat Galih dan Elang ingin bertemu Bundanya Ardan,mau sungkem rasanya.

"Juna,lu bawa apaan? Napa berat banget dah!" Sam menggoncangkan kardus itu. Terasa berat juga padat(?). Rasanya berbeda dari kardus-kardus yang lain tentunya.

Balada Mahasiswa Teknik [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now