5

4.5K 923 298
                                    

Double up!

Author POV

Aroma steak membuat Naya terbangun dari tidur nyenyaknya. Dia duduk dan merentangkan kedua tangannya.

Begitu kedua matanya terbuka, pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Noa yang terlihat berdiri di dapur dan tengah memanggang steak, dengan celemek di pinggangnya.

Senyum Naya mengembang.
Dan kebetulan Noa menoleh, dia memergoki Naya tengan menatapnya sambil senyum-senyum.

"Ganteng banget ya kan aku masak steak gini? Jadi kaya Gong Yoo di drama goblin." Ucap Noa dengan kedua tangan di pinggang,

Raut wajah Naya berubah datar seketika, "Pengen hujat. Tapi emang beneran ganteng sih." Ucapnya sambil balik berbaring dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut,

"Astaga. Cepetan bangun! Steak nya aku kasih ke Laffy nih!" Ancam Noa,

Seketika Naya langsung bangun.
Dia menguncir rambutnya dan lari ke kamar mandi buat cuci muka.

"Enak banget steaknya. Ah beruntungnya perempuan yang nanti nikah sama Noa. Udah baik, perhatian, manis, jago masak lagi." Kata Naya sambil menopang dagu dengan tangannya,

Dia menatap Noa yang duduk di sampingnya. Mereka lagi sarapan.

"Gini kali ya rasanya punya istri? Ada yang bisa diajak minum sambil ngobrol sampai tengah malem, ada yang nemenin aku nonton bola walaupun tidur nyenyak di sofa, ada yang bisa aku tatap setelah bangun di pagi hari, terus ada yang bisa aku buatin sarapan, terus sarapan berdua. Seru." Ucap Noa dengan senyum manisnya,

"Kalo gitu cari istri sana! Apa aku aja jadi istri kamu? Biar tinggal di sini setiap hari?" Tanya Naya sambil natap Noa dengan tatapan manisnya,

"Jangan ngelantur!" Kata Noa sambil memalingkan wajahnya,

"Ah iya, kamu harus nikah sama perempuan yang baik. Bukan sama perempuan gak bener kaya aku." Ucap Naya sambil menundukkan wajahnya,

Noa menghela nafas sambil natap Naya lagi, sesaat kemudian dia menarik Naya ke pelukannya ... "Udah ya, jangan ngomong yang aneh-aneh terus. Sekarang aku anterin kamu ke rumah ayah ya? Jiya pasti nungguin kamu." Bisik Noa,

Naya balas memeluk Noa erat.
Sejujurnya dia selalu ngerasa bersalah, karena selalu datangin Noa dengan sesuka hati selama dua tahun terakhir.

~

Jiya berdiri di depan pagar rumah kakeknya, mungkin udah sekitar satu jam lebih dia nunggu kedua orang tuanya yang tak kunjung datang menjemput. Padahal ini udah sore.

"Jiya, ayo masuk. Tunggu di dalam aja." Ucap tuan Mino sambil berjongkok di depan cucunya itu,

Jiya menggeleng, "Papa sama mama kok gak datang-datang ya kek? Apa mereka jalan-jalan berdua tanpa aku?" Tanya Jiya sambil cemberut,

"Mungkin mama kamu masuk kerja pagi dan papa kamu ada urusan di kantornya. Bentar lagi juga mereka datang." Ucap tuan Mino lagi,

Tapi Jiya tetap keliatan murung.

"Mereka gak bisa dihubungi Yah dari pagi." Kata Doyoung yang sejak tadi berusaha menghubungi Jihoon dan Naya,

Tuan Mino mendudukkan dirinya di samping Doyoung. Mereka duduk di kursi teras sambil menatap ke arah Jiya yang masih berdiri di depan pagar.

"Doyoung, apa kamu ngerasa ada yang aneh sama Jihoon dan Naya?" Tanya tuan Mino,

"Kenapa ayah ngerasa ada yang gak beres sama mereka? Apa ini cuma perasaan ayah aja?" Sambungnya,

¤ D A N D E L I O N ¤ ✔Where stories live. Discover now