Chapter 6: Kiriman Paket!

11 1 0
                                    

"Morning Guys!" sapa Amy setiap hari kepada teman kantornya. Anehnya, tidak ada yang membalas sapaannya sama sekali. Sepi dan sunyi, mungkin itu adalah deskripsi yang cocok untuk menggambarkan suasana kantor hari ini.

"Hi Amy!", sapa Abby dari jauh sambil menghampiri Amy yang sedang bersiap-siap membuka layar PCnya dan mengeluarkan tumpukan draft design dari tasnya.

"Pagi ini kantor menerima sebuah paket yang ditujukan untuk kamu. Tapi karena paket itu wanginya kurang bersahabat, jadi saya minta office boy untuk meletakkan paketmu di gudang dan bukan di mejamu. Mungkin ada baiknya kamu ingin membukanya saat ini juga?" tanya Abby pelan.

"Hah?" Amy melonggo.

Abby membawa Amy menuju ke tempat peletakkan paket yang dimaksud dan memang benar semakin mendekat ke area gudang maka terasa bau yang semakin luar biasa. Amy melihat sekilas paket itu berwarna kotak hitam dengan ikatan pita emas, di benak Amy refleks ingin membuang paket itu langsung ke tong sampah saja.

Abby meminta Amy untuk segera unpack paket itu dan sambil bercanda bisa jadi isi paket itu adalah kiriman ikan asin ataupun bau basi dari produk makanan yang sudah kelewat expired date. Ketika kardus paket itu mulai dibuka, bau busuk perlahan-lahan menusuk hidung mereka berdua.

Seketika mata Abby dan Amy membelalak tertuju pada isi paket tersebut. Tebakan Abby salah semua, tidak ada yang menyangka dan mengerti motif di balik orang yang mengirimkan paket seperti ini.

Hati, empal, ceker dan paru ayam bercampur dengan tubuh tikus yang sudah tidak bernafas.

Itulah asal mengapa aroma paket ini tidak menyenangkan. Selain itu, ada tulisan-tulisan di sekitar kardus seperti:

Saya sayang dengan Amy; Amy you are the best; Amy akan menjadi milikku!

Dengan bantuan Abby, paket tersebut langsung dibungkus rapat ke dalam sebuah plastik hitam dan barulah dibuang ke tong sampah. Amy meminta Abby untuk merahasiakan ini semua, jangan sampai menjadi bahan gosipan kolega kantor, bisa-bisa nanti tersebar kemana-mana.

"Hah?" kali ini Abby yang melonggo.

Ternyata jauh sebelum Amy tiba di kantor, hampir seluruh kolega kantor dan termasuk Bos, Sam Laurell, sudah mengetahui keberadaan paket itu. Namun untungnya hingga saat ini tidak ada yang tahu isi paketnya, selain dari mereka berdua.

Abby berjanji tidak akan bergosip, tetapi sebagai sekretaris kantor dia berkewajiban untuk memberitahukan kejadian ini kepada atasannya. Amy pasrah. Selang satu jam setelah pelaporan dari Abby, Amy dipanggil masuk ke ruangan Sam Laurell.

.

Semenjak keluar dari ruangan, muka cemberut Amy tidak pernah hilang dari mukanya. Seharian dia hanya duduk menyendiri dan tidak berkomunikasi dengan yang lain. Para koleganya mulai bergosip dan menebak mungkin Amy di marahi habis-habisan oleh Bos karena kejadian hari ini. Tidak ada yang berani menanyakan langsung kepada Amy apa yang telah terjadi.

.

Tidak seperti biasanya, Amy hari ini pulang on-time dan tidak ada file dokumen untuk dibawa pulang. Setelah menaiki kereta api yang hanya memakan waktu selama 20 menit, hari ini Amy masih bisa singgah untuk membeli sebotol minuman di sekitar area stasiun. Menunggu Busway sekitar 10 menit, dan hanya beberapa pemberhentian saja akhirnya Amy tiba di rumahnya dengan warna langit yang masih terang benderang.

'SRET...SRET...SRET...!' Amy menarik keluar sebuah kardus besar ke bagian depan rumahnya. Kardus yang isinya berupa barang kiriman dari penguntit selama ini, dia siram dengan cairan botol minuman yang dia beli tadi, lalu Amy mengeluarkan korek dan membuangnya ke arah kardus.

'CUS! CUS! CUS!' suara api membara melahap barang-barang di dalam kardus. Ternyata yang dibeli Amy dalam perjalanan pulang tadi adalah sebotol cairan bensin, bukan sebotol air putih.

The Darkest SecretΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα