Hujan

86 10 0
                                    

"lima menit lagi harap mengumpulkan kertas ujian kalian masing-masing,"ujar Mr.Aldo. "baiklah ini kertasnya Mr.tukang paksa,"ejek ku yang langsung mengumpulkan kertas ujian ku. "haha,otak mu berbeda tetapi perilaku mu masih saja buruk christin," kata Mr.aldo dengan wajah tenangnya itu. "benarkah..aku tak menyadari hal itu,"aku langsung meninggalkan kelas ku.

"hah...akh-irnya~" aku berteriak kegirangan dan semua orang melihat ku. "hahaha...maaf-maaf."

Tiba-tiba ponsel ku berdering ternyata dari ibuku.

"ibu~...aku sudah selesai dengan ulangan ku-" aku yang kegirangan tiba-tiba ibu menyela.

"ok..ok tenanglah sebelum bola mata mu keluar,ibu menunggu mu diluar," aku berfikir seakan-akanapa benar bola mata ku akan keluar atau tidak.

"diluar?" aku menengok kearah keluar. "aku segeran kesana bu," ternyata ibu sudah menungguku didepan sekolah dan kumatikan ponsel ku langsung menghampiri ibu.

Aku berlari dan langsung memeluk ibu tanpa malu akan dibilang manja atau apapun itu aku tak perduli yang ku mau hanya pelukan ibu ku saja.

"hei apa kau menangis?" kata ibuku "trima kasih bu," ibu ku memelukku lebih erat. "masuklah sebelum teman-teman mu mengetahui bahwa kau ini anak cengeng," ibu mengejek ku.

"dasar ib-..ahhhhh!" aku terkejut. "aura apa yang kau lakukan disini..oh kau membolos lagi,"kata ku. "shtt...diamlah bodoh,aku berusaha setengah mati untuk bersembunyi."

Aku dan ibu tertawa dan dari kursi belakang aku melihat kearah luar kaca dan mendapati okta dan yang lainnya melihat kami. "bu,bagaimana dengan sebuah burger?" aku berusaha untuk membuat ibu segera membawa kami pergi dari sini. "sebuah burger untuk perempuan yang baru saja bebas," kami langsung pergi dan merayakan hari kebebasan ku.

~Satu minggu kemudian~

Aku berada dikamar ku dan cuaca di luar sedang hujan dan menurutku suasananya sedikit tenang untuk mengetik bukan,jadi ku buka laptop ku dan mulai mengetik.

Haruskah aku belajar dari hujan?

Ketika hujan datang langit-langit akan berubah menjadi kelam dan gelap setelah hujan berhenti langit-langit pun berubah dan pelangi pun datang

Hujan mengajarkan ku tak semua yang berawalan menyedihkan akan selalu berakhir dengan kesedihan juga

Tetapi bagiku semuanya sama saja.

"Apa artinya pertemanan jika didalamnya ada sebuah penghianatan?"

Pergi bukan berarti aku membenci

Tetapi

Aku pergi demi tak menyakiti seseorang

Ponsel ku berdering : aura

"hei Christ,apa kau bisa menemui ku,aku ada tempat biasa kita makan burger." Suaranya bergemetar.

Aku langsung paham. "aku segera kesana,hei tetap tenang ok."

Aku langsung menutup laptop ku dan segera pergi tanpa bilang kepada ibu ataupun memikirkan diluar hujan.

Tempatnya tak terlalu jauh dari rumah ku,aku tak perduli aku akan basah kuyup.

Saat aku tiba aku mendapati aura duduk terdiam dan menangis,aku segera menghampirinya dan duduk disampingnya.

"hei..aku disini,ada apa?" kataku yang panik dan basah kuyup.

"Christ..kau basah,"aura masih saja mencemaskan ku. "aku tak apa,jawab pertanyaan ku aura."

"Christ,orang tua ku bercerai."

Ketika aura mengatakan itu aku langsung terdiam dan kaget,yang ku tau aura memiliki keluarga yang sangat bahagia kini aku mendengar keadaan keluarganya seperti ini membuat ku mengubah cara nilai ku tentang keluarganya. "kemarilah." Aku hanya memeluknya "aku tau kau tak akan mau pulang ke rumah mu,bagaimana kalau kau menginap dirumah ku."

Aura mengiyakannya jadi kami hendak ingin pergi tetapi saat kami sedang menuju pintu keluar,okta beserta matt,ditya,lily dan ellie masuk itu membuat mata kami berpapasan dengan mereka dan seteakh beberapa detik kami saling menatap dan mengingat kondisi aura yang sedang dalam suasana tak mengenakan aku langsung memalingkan mata ku dan melewati mereka tanpa berkata satu patah kata pun pada mereka.

Saat kami keluar okta mengikuti kami. "sampai kapan kau terus menghindari kami!!"hujan membuat suasana antara kami menjadi semakin tak mengenakan, tetapi aku memutuskan untuk tak berbicara dan terus berjalan. "kau pengecut Christ kau menghindar dan terus menghindar," triak okta. "Christ berbicaralah dengan mereka," aura mencoba menghentikan ku untuk melangkah dan menarik ku kebelakang.

"kita berdua tau sesakit apa kau mencoba untuk menghindar dari mereka,tetapi kau tak bisa terus selamanya menghindar," aura melepas genggamannya dari ku seakan-akan menyuruh ku untuk berbalik dan mengatakan yang sebenarnya kepada okta.

Aku berbalik dan berjalan menghampiri okta kini mata kami benar-benar menatap satu sama lain. "aku bukannya pengecut,tetapi aku muak berteman dengan kalia-" sebelum menyelesaikan kata-kata ku okta memukul wajah ku.

Seketika aku langsung terdorong dan lily beserta yang lain langsung menghampiri kami "okta...apa yang kau lakukan,"kata ditya dan ellie melihat ku dan mata kami bertukar pandang, aura hanya melihat ku dari jauh,seperti dia mengerti bahwa aku bisa mengatasi masalah ini.

~ sam smith / stay with me ~

Aku berdiri. "ba-gaimana kau bisa mengatakan itu pada ku!" okta menangis dan meneriaki ku. "okta..menangis tak akan membuat ku menarik semua kata-kata ku,"aku menyentuh bibirku karna terasa sakit ternyatar bibir ku berdarah karna pukulan okta tadi,jadi ku bersihkan.

"Christ kau kenapa," lily bertanya pada ku. "aku? Hanya merasa sedikit lebih baik berada jauh dari kalian para sampah," kata ku dengan wajah dingin ku. "kau," okta memukul ku lagi dan kali ini ku balas,matt dan ditya berusaha menjauhkan okta dari ku dan ellie menarik ku dan mendorong ku saat ellie hendak menarik ku aku berbisik padanya. "ada yang pergi demi tak menyakiti yang lain."

Aku langsung pergi meninggalkan mereka dan ellie menatap ku.

"kau tau,ini akan membuat mu-" aku menangis "aku tau..maafkan aku,semuanya hancur karna ku menyukai gadis yang sama dengan sahabat ku," aura mengandeng tangan ku dan aura menengok kebelakang melihat wajah ellie yang kebingungan. "kau mengatakan sesuatu padanya,itu membuatnya terus memandangi mu Christ."

Aku hanya bisa meratapi semua tindakan yang kubuat kepada teman-teman ku yang...berharga itu.

Hujan akan selalu mengingatkan ku tentang hari dimana aku membuang orang-orang penting di hidup ku.

NONSENSE (COMPLETE)Where stories live. Discover now