27. tentang sesuatu yang tak pernah dibagi

452 115 39
                                    

27. tentang sesuatu yang tak pernah dibagi.

awan tengah menunggu orbit didepan gedung tempat anak-anak jurusan ekonomi dan bisnis biasa belajar. hari ini, awan hendak mengajak orbit untuk pergi ke rumah panti asuhan bersama. Jika ditanya kenapa? awan hanya merasa tidak enak karna sudah membiarkan orbit tidak tau apa-apa setelah semalaman anak itu mengurusi nya yang menangis kencang didepan sepanci sayur dan bubur bayam.

awan rasa, orbit harus menjadi seseorang yang pertama tau tentangnya. "bit!" Panggil awan ketika melihat presensi orbit yang baru saja keluar dari gedung. Orbit tersentak lantas menghampiri awan dengan wajah bingungnya.

"lo kenapa ga nunggu didalem dah? Atau ga pulang dulu ke kontrakan. Ngapain nunggu disini? Panas bege." Ucap orbit, awan dengan cepat menggeleng.

"fakultas gizi sama fakultas lo deketan, terus tempat yang mau gua dan lo kunjungi juga jauh lebih deket kalau dari kampus. Jadi ga masalah juga." Ucap awan dengan cengiran lebar. Orbit mengangguk paham.

"yaudah, ayo. Gua ga akan nanya ke mana-mana nya, gua yakin lo juga ga bakal mau jelasin ke gua." Ucap orbit dengan kekehan keluar dari bibirnya. Disahuti oleh kekehan yang keluar dari bibir awan juga.

"ayo. Biar lo tau pas udah disana aja." Ucap awan, menarik orbit untuk berjalan menuju tempat parkir dimana ia memarkirkan motornya disana. Menaiki motor itu berdua, membelah jalanan sore yang mulai padat meski tidak sampai membuat macet dijalan.

Hanya sekitar dua puluh menit-an, motor yang ditaiki awan dan orbit sampai dan berhenti dihalaman sebuah rumah panti asuhan. Orbit turun dengan wajah bingung, namun tetap mengekori awan yang mulai masuk ke rumah panti itu. Ketika awan membuka pintu rumah itu, orbit bisa melihat disana ada seorang gadis dan seorang nenek yang tengah merapihkan meja makan. Menoleh menatap mereka dengan senyuman mereka.

"ayo, bit." Ajak awan, orbit mengangguk kaku, mengikuti awan dari belakang. Menghampiri gadis dan nenek itu. "Kenalan nih, bit. Ini alula. Dia yang udah nemenin gua dari kecil dan jagain panti ini. Dan ini, nenek pemilik panti, yang udah sangat baik menampung dan menjaga gua dengan baik hingga gua bisa kayak sekarang." Jelas awan seraya merangkul alula dan nenek dikanan kirinya. Merangkul erat, dengan senyum lebar tercipta dibibir awan.

Orbit terdiam, terlalu bingung dengan ucapan awan. Terlalu takut dia akan salah mencerna, terlalu takut juga untuk bertanya. Takut-takut pertanyaan itu akan menyinggung awan. "Nak orbit mau bantuin nenek masak, ga?" Tanya sang nenek pada orbit yang masih terdiam.

[✔]1.tongkrongan dunia : rumah ke rumahWhere stories live. Discover now