11. Tentang Putri Yang Hilang

57 3 19
                                    

          "Jadi kau adalah kekasih Karan?"

"Iya." jawab Vaidehi kikuk, sebenarnya takut.

Hema mengangguk.

Mereka berjalan santai menuju kamar Deija yang cukup jauh dari kolam. Tanpa aba-aba, perbincangan pasti terjadi bukan?

Awalnya Vaidehi ragu untuk ikut karena Karan pernah bercerita jika Hema pernah melenyapkan putri Sona demi Kinjal. Tapi, bagaimanapun juga Vaidehi tidak bisa melakukan apapun didepan calon mertua sendiri. Karena itulah ia bersikap demikian.

Vaidehi menatap sekeliling. Rumah Karan begitu elite dengan beberapa lukisan bunga dan buah-buahan di dinding. Vaidehi bisa membayangkan jika ia tinggal dirumah sebesar ini bersama keluarga kecilnya nanti, ah, sangat membahagiakan. Sebenarnya tujuan Vaidehi menikah bukan untuk harta, juga bukan untuk rasa cinta. Entah mengapa ada energi yang mendorong Vaidehi menikah dengan Karan. Ia percaya rasa cinta akan datang seiring berjalannya waktu.

"Apa kau sangat mencintai Karan?"

Vaidehi gelagapan, napasnya naik turun. "Em ... tidak, maksudku ... iya,"

"Bisa dilihat dari matamu." jawab Hema.

Terjadi keheningan sejenak, hanya ada suara langkah kaki dari mereka.

"Indah sekali lukisan ini, Bibi." celetuk Vaidehi sambil menyentuh permukaan kanvas bergambar pemandangan pedesaan. Vaidehi tidak berbohong, perlu dicatat jika lukisan ini memang sangat indah.

Hema tersenyum, "Indah bukan?"

Vaidehi mengangguk cepat, "Siapa yang melukis ini, Bibi?"

"Kinjal ...," Vaidehi terhenyak. "... Dia yang membuat lukisan itu."

Vaidehi berusaha mengenyahkan pikiran buruknya tentang Hema.

"Kau tau, Sona sangat membenciku." ucap Hema tiba-tiba hingga membuat Vaidehi bingung. Canggung.

"Dia pikir aku telah melenyapkan putrinya." lanjut Hema. "Hal yang sebenarnya bukan itu. Putrinya masih hidup."

Vaidehi berhenti berjalan. Menoleh pada Hema.

"Benar. Putrinya masih hidup hingga saat ini." Hema tersenyum.

"Ba-bagaimana i-tu mungkin?" tanya Vaidehi gagap.

"Semua ini hanyalah rencanaku saja. Sona sangat membenciku hingga ia enggan menatap wajahku. Meski aku adalah ibu kandungnya. Aku yang melakukan semua ini agar aku bisa hidup dengan tenang di rumah mewah milik Sona." Hema terkekeh, "Sungguh jika ini tidak terjadi, entah bagaimana nasibku dan Kinjal sekarang."

Vaidehi membisu. "Jika nona Kayya masih hidup, lalu, dimana nona Kayya sekarang?" tanya Vaidehi.

"Di suatu tempat."
__________

          Vaidehi mengerjapkan matanya di malam hari menatap langit-langit. Masih bingung dengan ucapan Hema tadi siang. Entah apa yang harus ia lakukan sekarang, apakah dia harus memberitahu Karan ataukah tidak? Dan bagaimana keadaan Kayya sekarang?

"Apa yang harus aku lakukan?" gumam Vaidehi.

Seharusnya Vaidehi memberitahu Sona atau Karan, tapi jika hal itu terjadi, Hema dan Kinjal pasti akan diusir oleh Sona. Lagipula, Sona juga tidak menyukai Vaidehi, bagaimana Sona akan mempercayai Vaidehi tanpa bukti?

Vaidehi mendesah. Jengah dengan kondisinya sekarang.

"Bagaimana jika aku memberitahu nona Gritav untuk Kayya? Kak Sona pasti akan percaya pada Gritav." gumam Vaidehi.

Vaidehi bangkit dari ranjang dan mencari sesuatu dari dalam tasnya. "Dimana ponselku?"

Vaidehi memencet beberapa digit nomor di ponselnya. "Tidak, aku tidak bisa melakukan ini tanpa bukti yang kuat. Jika aku tidak bisa membuktikan ini, kak Sona pasti akan semakin membenciku."

Vaidehi menatap langit. "Aku akan merahasiakan ini dari siapapun."

__________

          "Selamat pagi, Karan." sapa Sona ketika ia melihat Karan duduk di kursi makan.

"Selamat pagi, Kakak."

"Mau sarapan apa?" tanya Sona sembari meletakkan piring makan dihadapan Karan.

"Roti dengan selai, dan jangan lupa dengan kopiku,"

"Tentu, kau akan mendapatkannya." Sona tersenyum tipis.

"Bagaimana pekerjaanmu, Nak?" tanya Deija sembari meminum susu.

"Baik-baik saja, Nenek. Oh iya, besok aku akan mengajak Rohan makan malam disini, bagaimana?" Karan mengoles rotinya dengan selai kacang.

"Tentu saja, bukankah itu bagus?"

"Selamat pagi Kak Sona, selamat pagi Nenek, ..." Gritav menyapa lalu duduk disamping Karan, "Dan selamat pagi untukmu pria tampan," Gritav mencolek dagu Karan. Karan terkekeh.

"Selamat pagi, Nak," ucap Deija.

"Selamat pagi, Gree, mau sarapan apa?" tanya Sona.

"Mmm sebenarnya aku tidak lapar, Kak Sona."

"Lalu?" ucap Sona.

"Aku ingin susu hangat saja," jawab Gritav tersenyum manis pada Sona.

"Nenek, dimana Kinjal dan Ibu? Mereka tidak kelihatan." tanya Karan. Sona berhenti makan.

"Tadi pagi-pagi sekali mereka pergi keluar, tidak tau kemana," jawab Deija.

"Begitu yaa... Kira-kira kemana?" tanya Karan sambil terus mengunyah roti.

"Karan sudahlah, biarkan saja, fokus dengan makananmu," sahut Sona. Karan mengangguk.

Terjadi keheningan.

"Kakak, aku hari ini ikut Karan. Apa boleh?" tanya Gritav.

"Tentu, kau bisa lakukan semua yang kau sukai," balas Sona tersenyum. "Memangnya apa yang akan kau lakukan disana, Gree?" tanya Sona.

"Kakak, aku ingin melihat seberapa berantakan kantor Karan selama ini," ucap Gritav melirik Karan sambil tertawa.

"Heii, tidak usah mengejek. Kau tau Miss Universe, kantorku tidak pernah berantakan, semuanya rapi dibawah kendali Karan Singh Bose," jawab Karan tidak terima. "Kau tau, Miss Universe, Karan Singh Bose adalah pengusaha terhebat di India,"

"Oh yaa?" tanya Gritav meremehkan.

"Iya." jawab Karan tanpa memandang Gritav.

Gritav meneguk habis susu di gelasnya. "Jika memang benar begitu, jika Karan Singh Bose memang hebat, mari lomba berlari, siapa yang sampai dahulu ke mobil dialah yang hebat, wleee," Gritav mengejek lalu segera berlari secepat kilat dari meja makan.

"Heiiiii!!! Tidak adil!" teriak Karan. "Miss Universe, tunggu aku," Karan menghabiskan kopinya lalu berlari menyusul Gritav.

Sona dan Deija tertawa. "Anak-anak ini  ada-ada saja," ucap Deija.

"Kau benar Deija, mereka masih seperti dulu, mereka adalah adik-adik kecilku yang manis. Semoga Tuhan selalu memberkati mereka dengan kebahagiaan," kata Sona tersenyum.

__________

Selamat berjumpaaaa temen-temen semuaaaa🥰 kabar kalian gimana? Masih inget author-kah? Setelah 2 tahun vakum, akhirnya author dapet hidayah sehingga bisa ngelanjutin cerita ini. Semoga aja masih ada yang minat, Aamiin🤗 kalian do'ain aja semoga author bisa konsisten ngetik sampai akhir. Oke, salam manis Fitra Rosi Kamala. Jangan lupa vote🤗🤗

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Nov 17, 2022 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

UffOnde histórias criam vida. Descubra agora