"hmm" sahutku mengiyakan, aku pun langsung menatap keluar jendela melihat jalanan yang selalu kulewati menuju sekolah.

-----

*di sekolah*

Entah mengapa ini sedikit sunyi, mungkin karena aku sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Agnes.

Keseharian sekolah berjalan seperti biasanya, namun entah kenapa aku tidak terlalu nafsu untuk makan hari ini. Maka ketika jam istirahatpun aku memilih untuk tiduran di kelas daripada ke kantin.

-suara berbisik dari kejauhan-

"Hei itu Felice kan, lihat dia seperti kucing yang ditinggalkan jika Agnes tidak ada"

"iya, bahkan selama ini kehadirannya seperti angin yang tidak pernah terasa wujudnya hhhh"

"benar, tapi apa kau pernah dengar berita tentangnya?"

"berita apa?"

"katanya dia bertingkah seperti itu agar Nampak seperti anak polos, untuk menutupi kedoknya"

"kedok apa??"

"yang ku dengar... dia... penyebab orang tuanya meninggal agar dia bisa mengusai kekayaan orang tuanya seorang diri"

"benarkah?"

"ya... lagipula apa kau tidak pernah berfikir, dia bilang yatim piatu tapi dia mampu bersekolah disini. Padahal dia tidak kerja apa-apa. Bukankah artinya dia punya banyak uang"

"wah parah sekali, apa jangan-jangan agnes berteman karena tau dia kaya ya..."

"entah lah, tapi katanya dia bawa sial, sepertinya keluarganya terkena sial. Dan mungkin agnes hari ini tidak masuk juga karena sudah terkena sial olehnya"

"waaahhh... kalau begitu lebih baik kita tetap berjaga jarak darinya, buat apa kalau kita punya banyak uang tapi nyawa kita terancam, hiiii kita pergi saja yuk, membuatku merinding saja"

-suara langkah menjauh-

'dari mana mereka tahu hal itu'

'apa jangan-jangan benar apa yang diucapkan mereka, apa yang terjadi pada agnes, kesialan yang terjadi pada keluargaku, semuanya karena aku'

'mengapa bisa aku melupakan hal penting itu'

'aku bahkan tidak pantas bahagia, atau bahkan memiliki seseorang'

"dasar bodoh" ucapku pelan.

Aku pun tidak merasa mampu untuk melanjutkan hari ini, sepertinya lebih baik aku pulang ke rumah saja.

Setelah mengepak barang aku bersiap pergi dari kelas, namun Alex sudah berada di depan pintu kelasku dan menghadangku.

"mau kemana?"

"pulang" ucapku sambal melewati nya

"bukankah kau ingin mendengarkan sesuatu tentang kemarin?"

Perkataan Alex menghentikan langkahku. Aku memang ingin mengetahui hal itu, namun bisa saja yang diucapkan oleh siswi-siswi tadi adalah hal benar. Dan jika benar maka kehadiranku hanya akan memperburuk kondisi orang-orang. Mungkin, lebih baik apabila aku tetap diam seperti biasanya.

"Tidak perlu" aku pun melanjutkan langkahku.

Alex pun menghadangku lagi, dan menarik tanganku.

"mau kemana?" tanyaku.

"kau ingin meninggalkan sekolah bukan? Aku akan membantumu"

"lepas!"

"jangan kau hiraukan ucapan orang yang tidak mendasar, lebih baik untuk mengetahui fakta yang kau butuhkan dibanding ucapan yang tidak mendasar"

Aku pun terdiam 'apakah dia juga mendengar ucapan mereka tadi?'

Aku hanya mengikuti langkah Alex karena tak dapat membantah ucapannya.

-----

"Masuklah ke dalam mobil" ucap Alex "aku akan membawamu dimana kau akan mendapatkan segala hal yang perlu kau ketahui, dan kau bebas bertanya disana. Untuk saat ini kau hanya perlu ikut saja.  Lagi pula kau sedang tidak dalam mood ingin melanjutkan kelas bukan?"

"ya" ucapku singkat karena apa yang diucapkan Alex sangat lah tepat sehingga tidak perlu kupertanyakan ataupun kubantah.

"kuharap kau siap mendengar apa yang sebenarnya terjadi nanti"

Alex pun menyalakan mesin dan bersiap untuk pergi.

Setelah mendengar apa yang diucap Alex aku sempat berfikir 'sebenarnya apa yang tidak ku ketahui, dan mengapa Alex lebih mengetahui jawaban tentang kondisiku, sepertinya banyak pertanyaan yang harus kuucapkan untuk mendapatkan penjelasan'

*****

Akhirnya update lagi, selamat menikmati.

Untuk yang tetap setia baca cerita ini, terima kasih T.T

XoxO

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 03, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'm WerewolfWhere stories live. Discover now