4~ Attention From A Friend

Start from the beginning
                                    

"Kembaranku,,, hati-hati hipotermia yaa ahahaaa" ujar Hyukjae seraya mengacak rambut Donghae, lebih tepatnya mengejek keadaan sang kembaran. Setelah itu ia pun masuk ke rumahnya.



"Aku tinggal yaaaa adikku. Bye" ledek Leeteuk lagi kemudian menyusul Hyukjae masuk ke dalam rumah dengan membanting pintunya cukup keras.




Tersisalah Donghae yang terduduk di dekat pintu. Pakaiannya sudah mulai basah karena malam ini hujan deras dengan angin yang menyertainya, juga suara petir yang bersahutan. Jujur saja Donghae takut dengan kondisi seperti ini, ia takut suara petir.

Sekuat tenaga ia menutup telinganya saat terdengar suara petir, dan sekuat tenaga juga ia memeluk tubuhnya yang mulai menggigil.

"Tuhan... Kuatkan aku, jangan biarkan aku pingsan ataupun kenapa-kenapa" doanya di tengah ketakutan yang menderanya.

"Akh..."

Donghae meringis kesakitan seraya meraba bagian perutnya. Perlahan, ia menyingkapkan kaos yang ia kenakan untuk melihat perutnya. Alangkah terkejutnya dia saat melihat perban yang masih menempel untuk menutup jahitan bekas tusukan diperutnya berwarna merah. Ia yakin pasti jahitannya ada yang terbuka. Perih sekali rasanya.

"Ya Tuhan.. Kenapa ini bisa terjadi. Kumohon jangan tambah lagi darah yang keluar dari luka ini Ya Tuhan..." ia sedikit panik, ia takut jika luka di perutnya akan kembali menganga. Tapi saat ini dirinya tak bisa melakukan apapun kecuali menahan rasa sakit dan perih yang dirasakannya.

Tanpa Donghae sadari ternyata gerak-geriknya itu tertangkap oleh mata Ae Ri yang tengah mengintip dari jendela kamarnya. Ae Ri terkejut melihat darah perban yang memerah menempel di perut sang anak. Rasa khawatir hinggap dihatinya.

Ae Ri bahkan mencoba melangkahkan kakinya untuk menolong sang anak yang terlihat kesakitan. Namun, lagi-lagi ego mengalahkan rasa khawatirnya. Pada akhirnya ia hanya bisa duduk di tepi kasur dengan perasaan yang tidak menentu.

"Maafkan ibumu ini Hae..."






~

"Woojin... Paman sudah mencarikan sekolah untukmu, dan kau akan sekolah di tempat yang sama dengan Kibum. Kau setuju kan?" Kang In memulai pembicaraan dengan keponakannya mengenai sekolah. Ya, baru sehari mereka kembali ke Seoul tapi Kang In sudah berhasil mendapatkan sekolah yang sesuai untuk dua keponakannya.

"Baiklah aku setuju saja. Lagipula aku kan belum punya teman jadi yaaa kalau tidak sama hyungie ya pasti susah" sahut Woojin yang asik dengan PSP nya.



~

"Hyuk, Hyuk.. Lihat itu.. Itu adikmu, apakah kau tak ingin menjahilinya? Sudah beberapa hari ini kita tidak menjahilinya kan?" tanya Sehun saat melihat Donghae yang sedang berjalan menuju kelasnya.



Hyukjae yang tadi sibuk dengan ponselnya pun menolehkan kepalanya keluar dan dapat melihat sosok Donghae. Hyukjae mengukir smirknya.


"Kita akan menjahilinya nanti saat istirahat" ucapnya kepada Sehun.


Jika Sehun dan Hyukjae sama-sama mengukir smirk nya, lain halnya dengan Chanyeol yang hanya diam dengan perasaan tak menentu. Ia bingung harus bertindak bagaimana, mereka sudah merencanakan aksi untuk menjahili Donghae saat istirahat. Chanyeol tak ingin hal itu terjadi, biar bagaimana pun ia sudah berniat dalam hatinya tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak kepada Donghae lagi.

Lantas, sekarang ia bingung bagaimana caranya untuk menolong Donghae? Jika ia terang-terangan membela dan mengakui jika Donghae sudah menjadi temannya pasti nanti urusannya ribet, apalagi jika sudah berurusan dengan Hyukjae. Tapi jika ia diam saja, itu berarti dirinya berkhianat pada teman sendiri. Aishh memikirkan hal ini membuat Chanyeol bingung.


I Lost Everything [Completed]Where stories live. Discover now