운명 [BriWoon]✅

10

Hayo siapa yang langsung buka dan baca?

Hari demi hari selalu Dowoon lewati dengan berlatih pedang namun karena raja vampir ingin bertemu dengannya saat bulan purnama yang akan terjadi dua bulan lagi mau tak mau Brian meminta Dowoon untuk menggunakan pedang khusus nya itu. Dan berharap peperangan itu tidak terjadi.
Dowoon harus berlatih lebih dari biasanya, ia harus bisa mengendalikan pedang itu belum lagi dia juga harus beradaptasi ketika dia akan menjadi vampir nanti.

"Dowoon kau siap untuk menggunakan pedang mu itu?." Tanya Brian pada Dowoon. Kini mereka sedang berada di siang penyimpanan senjata mereka akan membuka peti yang berisikan pedang itu.

"Haruskah sekarang Hyung? Aku saja belum menguasai benar teknik menggunakan pedang tapi aku harus menggunakan pedang itu." Ucap Dowoon. Dia tidak percaya dan takut secara bersamaan takut dia akan melukai orang orang yang berada disekitarnya.

"Hmn..kau harus Dowoon karena raja ingin bertemu dengan mu." Ucap Brian.

Keduanya berjalan menuju sudut tergelap dalam ruangan itu lalu berhenti berdiri didepan sebuah peti kuno dengan ukiran yang menarik dimana ditengah peti terdapat simbol kelelawar dengan mata batu merah menyala yang selaras dengan permata yang ada di kalung Dowoon.

Peti ini berisikan sebuah pedang yang memang sangat lah kuat. Lambang kelelawar itu adalah kunci untuk membuka peti itu. Dimana kelelawar selalu dikaitkan dengan vampir padahal mereka berbeda. Peti itu terlihat kuno namun masih terlihat kokoh seperti terawat dengan baik.

"Ini peti nya Hyung?." Tanya Dowoon sambil menunjuk ke arah peti itu.

"Hmn..bukalah dengan kalung mu." Ucap Brian.

"Huh bagaimana caranya?." Tanya Dowoon.

"Lepas kalung mu lalu arahkan tepat didepan mata kelelawar itu lalu baca mantra yang ada di dinding dengan sepenuh hati." Ucap Brian.

Dowoon lalu melepaskan kalungnya dan mengarahkan kalung itu ke depan mata kelelawar laku dia melihat kearah dinding yang berada didepannya. Dinding itu terdapat tulisan kuno mantra untuk membuka peti itu. Dowoon memejamkan matanya sebentar dan menarik nafas dalam dalam, memantapkan hatinya. Melirik sebentar kearah Brian yang kini mundur beberapa langkah kebelakang, Brian menganggukkan kepalanya tanya bahwa Dowoon harus memulainya. Lalu Dowoon menatap kearah dinding itu dan mulai membaca mantranya.