Hnn..

Dengan cepat aku menutup mulutku karena sesuatu yang tak diharapkan keluar dengan mudahnya hanya dengan sentuhan. "K. Kau.. Apa yang kau lakukan? Uhk.." kurasakan punggungku berdenyut nyeri menabrak sesuatu yang keras dan ku yakini itu adalah dinding di gang tak jauh dari lokasi tadi.

Siku tangannya menahan ku untuk terus menempel bersama tembok yang diam.

"Luar biasa.. Aroma mu sangat manis.. biarkan aku menolongmu.." ucap nya terdengar sangat mesum di telingaku. Namun sejauh apa aku melawan tubuh omega ini sangat ingin di belai oleh Alpha lain karena memang begitulah resiko seorang omega tanpa Alphanya sendiri.

Drip..

Air mataku jatuh saat tangan dingin itu mulai menyentuh ku di mana-mana. Kemeja santai yang ku kenakan sudah tak karuan melekat di tubuh rampingku. Erangan-erangan halus tak tertahankan keluar begitu saja seolah menyorakkan kemenangannya. Jika saja ada orang yang melewati jalanan ini akan di pastika Tou-san akan membunuhku besok.

Tidak..!!

Bukan ini yang ku mau. Siapapun Tolong aku. Jerit ku dalam hati. Apa yang harus ku lakukan saat bertemu 'Kaa-san nanti? Aku pasti akan mempermalukan Ayah dan membuat hidupnya terpuruk lagi.
Aku tidak ingin itu.

Bugh.. Bugh.. Buakh.. Gedebuk..

Trang.. trang trang trang.. (Sorry author ke lebay an.)

Mataku sudah tak jelas melihat sesuatu di depanku, mulai menangis lagi, jantungku berdetak ribuan kali lipat, seolah mendapat kekuatan aku berusaha meraih pertolongan yang datang di berikan Dewa. Kurasakan sesuatu yang sangat menenangkan mengalir di setiap inchi bagian tubuhku. Aku sangat kenal betul aroma ini, ini pasti bau seorang Alpha. Ini sangat berbeda dari orang tadi.. hangat dan menenangkan seperti aroma musim semiyang hangat.

Huff..

"Hei.. Kau baik-baik saja? Dengarkan aku.. Hei.. kau..." Suara nya semakin tenggelam dan tergantikan dengan kesunyian tak berujung, aku masih sadar tapi semua indraku seolah mempermalukan. Tanpa sadar aku bahkan sudah menjilat telinga pria itu. Aku pasti terlihat seperti pelacur di matanya.

Mo.. owari desu..

"Panas.. tolong aku.." rintih ku menahan rasa malu yang menjalar di sekujur tubuh, menyembunyikan wajah di balik ceruk leher yang hangat dan nyaman. Kurasakan tubuh ini melayang dalam dekapannya, "Ke..Kemana kau akan membawaku?" ucapku susah dengan saliva yang mulai mengalir keluar.

Mo dame desu yo

Tampan.. Batinku dalam hati, setelah dengan jelas melihat wajah yang familiar ini. Dan kemudian aku di kendalikan oleh hasrat omegaku kembali.

Author pov.

Akira tak bisa mempertahankan rasionalitas nya, saat ini hanya hasrat omega yang ada di tubuhnya lah yang mengendalikan setiap pergerakan itu. Pria penolongnya ini kehabisan kata-kata saat Akira dengan tegasnya menyerukan desahan-desahan lembut di telinganya karena berusaha mengatasi heatnya.

"Maafkan aku." Ucap pria itu bebisik di telinga Akira menimbulkan rasa geli yang menggelitik. Ia mengguyur tubuh polos Akira dengan shower dan mulai melepaskan pakaian bawahnya menujukkan kejantanan yang seolah tak sabar untuk menembus sesuatu.

"Tuan, kau baik-baik saja?" sahut suara dari luar. "Jangan khawatir, aku akan mengurusnya. Siapkan saja pakaian untuk kami." Balas pria ini seolah terbiasa dengan keadaan ini. Atau mungkin ini adalah pertama kalinya ia tak tahu. Ia hanya asal menyebutkan perintah saja.

Alpha Mate ✔Where stories live. Discover now