****

Dirumah bernuansa klasik ini Satria tinggak bersama Mama nya. Dia hanya tinggal berdua dengan mamanya, Ayahnya meninggal ketika dia masih menginjakkan kaki di SMA.

Saat itu Satria merasa sangat terpukul dan lebih banyak diam. Inilah salah satu penyebab dirinya selalu bersikap dingin dan cuek, bukan hanya karna wanita saja sebenarnya inilah masalah pokoknya.

Tidak ada yang bisa membuat Satria kembali ke dunianya yang ramah dan murah senyum.

Satria hanya akan menunjukkan sikap hangatnya pada orang terdekatnya saja seperti Mamanya, Zidan dan orang-orang yang dia tolong.

Satria sudah siap dengan baju kebanggaan nya yang semakin membuat nya terlihat sangat gagah.

Selesai sarapan dia selalu menyempatkan waktunya untuk mengobrol sedikit dengan mamanya.

"Sat, nanti katanya Tania mau kesini, mau main"kata mama nya to the point.

"Buat apalagi sih ma, ngundang perempuan itu"kata Satria sambil memijat pelipis nya.

"Mama ga ngundang nak, dia yang ingin berkunjung sendiri"kata mamanya.

"Mama bilang ya sama perempuan itu, suruh dia jangan kesini lagi"kata Satria dengan tegas.

Kemudian menghembuskan nafas nya dengan kasar dan beranjak dari kursi nya. Dia berdiri didepan mama nya yang sedang membereskan beberapa piring kotor.

Kemudian memandang mamanya dengan cukup lama.

"Mama pengen cepet-cepet punya menantu?"tanya Satria.

"Iyalah, temen-temen mama udah banyak yang punya mantu bahkan ada yang punya 2 cucu kan mama jadi pengen"jawab mamanya.

"Yauda, mama inget ya. Pertama, mama jangan biarin perempuan itu main ke rumah. Kedua, besok lusa Satria bakal lamar seorang perempuan yang mama inginkan"kata Satria.

"Yauda Satria bernagkat dulu, Assalamualaikum"pamitnya dan berlalu meninggalkan mamanya.

Sedangkan mama mya saat ini tengah mematung melihat punggung anak semata wayangnya yang semakin menjauh.

Dia masih belum percaya dengan perkataan anaknya itu. Tak diduga air mata sang mama menetes dengan sendiri.

Mama nya sangat bersyukur akhirnya ada seorang gadis yang mampu membuat hati anaknya terbuka.

Tidak ada yang menyangka hati seorang manusia yang telah menjadi es kini telah mencair.

[ Ya muqallibal quluub tsabit qalbi'ala diniik "Sesungguhnya Allah Maha Pembolak-balik hati" ].

****

Tak terasa jadwal jaga malamnya sudah dilakukan Kia dengan baik dan alhamdulillah djberi kelancaran. Pagi ini jam 6 pagi, saat nya dia beranjak pulang.

Ayahnya masih dalam perjalanan untuk menjemput dirinya. Oh ya, hari jadwal jaga hari ini terasa membosankan bagi Kia, karna dia tidak se-jadwal dengan Nana sahabatnya yang super duper heboh sekali itu.

Ditambah lagi handphone nya ketinggalan dirumahnya, untuk menghubungi Ayahnya saja Kia menggunakan telfon Rumah Sakit.

Saat ini Kia sedang berdiri didepan gedung Rumah Sakit sambil celingak-celinguk mencari sesuatu.

Tak lama menunggu akhirnya yang dinanti, mobil hitam milik sang Ayah sudah menampakkan dirinya. Kia langsung masuk dan pulang bersama Ayahnya.

Setelah sampai rumah dan membersihkan dirinya, Kia sekarnag sedang sarapan sendirian di meja makan.

Jodoh Pasti BertemuWhere stories live. Discover now