Take 2 🎬 Apartemen

Start from the beginning
                                    

Namun, baru saja ia hendak masuk ke gedung apartemen itu, sosok Romeo Aldrian keluar dari sana. Lelaki itu masih memakai pakaian rumahan dan dilapisi outer berwarna hitam.

"Kenapa nggak langsung masuk?" tanya Romeo ketika lelaki itu sudah berada di hadapannya.

Savanna mengerjap pelan, ia menahan napas sesaat agar tidak cegukan.

"Ayo masuk," ajak Romeo.

Savanna hanya mengangguk lalu mengekori Romeo di belakang. Mereka masuk ke dalam lift. Ingat, hanya mereka berdua! Savanna bahkan bisa mencium dengan jelas aroma parfum Romeo yang begitu harum—entah aroma sabun. Yang jelas, benar-benar harum.

"Oh iya, kamu sudah sarapan?" Romeo berbalik dan bertanya kepadanya.

Savanna terkesiap lalu menggeleng, namun sesaat kemudian ia mengangguk. Tidak usah dijelaskan, tampangnya pasti terlihat bodoh sekarang!

Romeo terkekeh pelan. "Jadi, sudah atau belum?"

"Engh..." Savanna terlihat gugup sekaligus bingung mau menjawab apa. Sebenarnya ia belum sarapan, tapi tidak enak jika ia jujur. Takut diajak sarapan bareng, hehe.

"U-udah, kok," jawab Savanna pada akhirnya.

"Aku belum sarapan, temani aku sarapan dulu ya?"

"Ya?"

Romeo tersenyum lalu mereka keluar dari lift. Savanna bahkan tidak tau mereka berada di lantai berapa sekarang. Tapi yang jelas, sekarang mereka berhenti di depan unit nomor 127.

"Ayo masuk."

Perempuan itu masih mengikuti Romeo dari belakang. Mungkin, hanya Savanna satu-satunya fans yang pernah masuk ke rumah idolanya. Jangan tanya bagaimana perasaannya sekarang, rasanya campur aduk seperti es campur.

"Mau minum apa?" tanya Romeo.

Savanna menggeleng pelan. "Nggak usah, aku nggak lama kok, cuma mau ambil..emm... hadiahnya aja."

Romeo terkekeh, terlihat manis sekali. "Come on, aku nggak bakal ngapa-ngapain kamu, Savanna. Tenang aja, di sini bahkan banyak CCTV, kamu nggak usah takut."

"Engh... bukan gitu, aku cuma nggak enak aja," ucap Savanna sambil menyelipkan rambut ke belakang telinganya. "Nanti ada yang lihat, kan bisa gawat kalo ada yang lihat aku di sini."

"It's oke, semuanya bakalan baik-baik aja." Romeo tersenyum. "Sebentar ya, aku buatkan minum dulu. Kamu duduk dulu aja."

Romeo pergi ke dapur yang letaknya entah dimana. Apartemen ini besar dan luas, bahkan Savanna yakin ia bisa saja nyasar jika hendak ke toilet. Untuk ukuran orang yang tinggal sendirian, apartemen ini memang terlalu besar jika hanya dihuni satu orang. Tapi Savanna sendiri tidak heran kenapa Romeo mau tinggal di sini meski sendirian. Apartemen ini memang terkenal salah satu apartemen termewah di Jakarta.

"Pemandangannya bagus, kalo gue instastory boleh nggak ya?" gumam Savanna.

Perempuan itu meliri ke arah dimana Romeo pergi barusan. Setelah memastikan jika belum ada tanda-tanda Romeo datang, Savanna cepat melangkahkan kakinya menuju dinding yang terbuat dari kaca itu. Pemandangan Kota Jakarta memang tidak jauh dari gedung-gedung tinggi dan jalanan padat, tapi jika dilihat dari ketinggian seperti ini memang tidak terlalu buruk.

Savanna memotretnya di instagram, merubah filternya menjadi hitam putih dan mengunggahnya di instastory. Pasti tidak akan ada yang mengira jika ini diambil dari unit apartemen Romeo. Savanna tertawa jahat dalam hati.

"Kayaknya asik banget."

Savanna tersentak dan langsung balik badan. Romeo berdiri di belakangnya dengan kedua tangan tenggelam dalam saku outer. Romeo baru saja datang, 'kan?

DATING FANWhere stories live. Discover now