• Part 20 •

Mulai dari awal
                                        

"Yaudah maaf." Kata Devan sambil mengelus-elus pipi Kekey yang sedikit memerah.

"Gini nih, kalo pengantin baru , bisa kapan aja romantisnya." Ujar Reina sambil memelankan kata pengantin barunya.

"Yeee iri, makanya cepet cepet punya pacar!" Ucap Kekey sambil menjulurkan lidahnya kepada kedua temannya itu.

"Kan gue jadi kena juga." Jawab Widya yang sedari tadi diam.

Mereka bertiga pun lantas tertawa.

"Eh ada Devan, gue duluan yaa" Ucap Lusy yang kini sudah berada di depan Devan.

"Iya, hati hati Lus." Kata Devan sambil menunjukkan senyum manisnya kepada Lusy.

Mood Kekey tiba tiba menjadi rusak gara gara Lusy dan juga Devan.

"Na, gue pulang bareng lo ya." Ucap Kekey sambil berjalan ke samping Reina.

"Lah, gue nebeng ke Widya Key." Jawab Reina.

"Wid, kita berdua nebeng sama lo yaa? Yaaaaa" Ucap Kekey sambil menunjukkan puppy eyesnya.

"Iya iyaa. Untung gue baek." Kata Widya mengizinkan kedua temannya.

"Key, lo kan pulang bareng gue." Kata Devan

"Nggak! Pulang aja sana sama Lusy biar puas!!" Ketus Kekey dan berjalan menarik kedua temannya.

Sedangkan Devan? Ia bingung sendiri. Mengapa tiba tiba Kekey tak mau pulang dengannya? Apa dirinya melakukan kesalahan?

"Entahlah, mungkin Kekey lagi capek kali." Gumam Devan. Ia pun berjalan menuju parkiran, masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya menuju rumahnya.

Di lain tempat.

"Key, si Devan emang gak peka atau pura pura gak peka?" Tanya Reina.

"Gatau gue, Na. Masa dia gak peka sih. Udah tau ada istrinya masih aja senyam senyum ke cewek lain. Mentang mentang Lusy cantik terus blesteran amerika lagi!" Ketus Kekey.

Ia sangat kesal dengan Devan. Selama bersama Devan, Kekey tak pernah melihat Devan tersenyum seperti itu. Dan sekarang? Devan tersenyum kepada Lusy. Apa hubungan mereka berdua? Sampai sampai Kekey sangat kudet tentang hubungan mereka berdua.

"Yaudah sabar Key, mungkin Lusy itu temen lamanya kali." Ujar Widya sambil menyetir.

"Tapi gue heran, Temen lama tapi kok Devan nunjukin seolah olah itu bukan temen lamanya.." Ucap Reina.

"Sut, udah deh Na. Gausah ngomporin, ntar salah paham mampus lo!" Ucap Widya.

"Yee gue bukan ngomporin, tapi ini kan fakta." Sinis Reina.

"Iyain biar cepet." Ucap Widya mengalah.

"Huaaaaa, kalian jahatttt... Devan jugaa jahatt!!" Tangis yang Kekey tahan selama ini akhirnya keluar juga, bahkan sampai terisak.

"Eh. Aduh, maaf Key.. gausah nangis dongg" Ucap Reina yang bingung harus bagaimana.

Selama perjalanan menuju rumah baru, Kekey tetap saja menangis sampai sampai matanya membengkak dan itu terlihat jelas.

Mobil Widya masuk ke perumahan, disana banyak rumah yang besar besar hingga sampailah mobil Widya ke rumah yang paling besar.

"Key ini rumah Devan?" Tanya Widya kagum.

"Buset, gede banget anjir. Ini mah bukan rumah, tapi ini istana." Kagum Reina.

Sedangkan Kekey turun dari mobil dan menuju pak Bambang. Pak Bambang membuka gerbang dan memperbolehkan mobil Widya masuk.

Mobil Widya di arahkan ke garasi yang mayan besar.

"Yok masuk." Ajak Kekey.

Reina dan Widya hanya mengekor di belakang.

Kekey hendak membuka pintu utama, namun sepertinya ada yang membukanya terlebih dahulu. Siapa lagi jika bukan Devan?!

"Lo datang dari mana aja?" Tanya Devan.

"Bukan urusan lo!" Ketus Kekey dan masuk melewati Devan begitu saja.

Dari isyarat matanya, Devan seperti bertanya 'kenapa?' kenapa Widya dan Reina.

Sedangkan Reina dan Widya hanya mengedikkan bahu saja.

Sungguh, Devan di buat bingung sekarang. Eh salah, hanya saja ia tidak peka kepada perilaku Kekey yang tiba tiba berubah.

"Arghhh.. pusing kan gue!" Ucap Devan mengacak rambutnya frustasi.

Devan pun menutup pintu utama dan berlari menyusul Kekey serta kedua temannya.




Hay halo gaess. Gimana dengan part ini? Maaf ya kalo rada gak nyambung:(
Udah ada yang bisa nebak siapa Lusy sebenernya gak?

➖➖➖
Jangan lupa untuk selalu vote dan juga komen yaa gaes.

See you next chapter❤️

Only you [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang