Sesampainya di sana, Kekey menarik paksa tangannya itu.

"Kalian kenapa sih? Apa gue buat salah?" Tanya Kekey lagi.

Wajah kedua temannya yang awalnya horor kini berubah menjadi cemberut.

"Kenapa lo gak ngasih tau kalo lo dijodohin? Kenapa lo nggak ngasih tau kalo yang dijodohin sama lo itu Devan? Kenapa lo nggak ngundang kita di acara pernikahan lo kemaren?! Dan kenapa lo nggak ngasih tau kita kalo lo serumah sama Devan?!!" Cerocos Reina.

"Eh bentar, kalo gue jelasin sekarang ntar keburu bel. Nanti aja yaa, lo berdua ke rumah baru gue aja sekalian." Bujuk Kekey.

"Awas lo nanti lo bohong." Sengit Reina.

"Lo hutang penjelasan sama kita dan sebagai hukumannya, lo harus ceritain semua. Semuaa. SEMUAAAA!!" Tekan Widya.

"Haha. Iya iya mak, ampun" Ujar Kekey

Ketiganya kini kembali lagi menuju kelasnya karena sebentar lagi Bu Dian akan masuk.

Saat Bu Dian sedang mengajar, tiba tiba Devan dan satu siswi berplesteran seperti orang luar negeri masuk.

Wajah siswi tersebut masih sangat asing bagi Kekey dan juga kedua temannya.

"Eh, suttt. Itu siapa?" Tanya Kekey kepada Reina.

"Gatau guee. Coba tanya Widya." Ujar Reina menyenggol tangan kiri Widya.

"Gue juga gatau. Mukanya asing banget, mungkin murid baru." Bisik Widya.

Devan melihat ke arah Kekey sambil tersenyum sedikit. ingat ya, Hanya sedikit atau mungkin tidak terlihat oleh orang.

"Assalamualaikum. Saya mewakilkan pak kepsek untuk memberitahukan bahwa saat ini ada murid baru di kelas kalian." Ujar Devan dan melirik siswi baru tersebut untuk memperkenalkan diri.

"Perkenalkan nama saya Lusy Putri Anggraini. Kalian bisa memanggil saya dengan sebutan Lusy. Saya pindahan dari Amerika dan salam kenal." Ucap murid baru tersebut yang diketahui namanya adalah Lusy.

"Baik, kamu boleh duduk di depan bangku sana." Tunjuk Bu Dian.

Setelah berpamitan kepada Bu Dian, Devan hendak keluar.

"Makasih Van." Ujar Lusy lantang yang membuat semua murid di kelas itu melongo tak percaya, termasuk Kekey sendiri.

Devan tak menggubris perkataan siswi tersebut dan tetap melanjutkan langkahnya.

"Baiklah, mari kita lanjutkan materi yang tadi bla bla blaa blaaaa." Ujar Bu Dian melanjutkan.

"Woy Key. Lu kenal sama murid baru itu gak?" Tanya Reina sambil berbisik.

"Gue gak tau." Jawab Kekey seadanya sambil berbisik.

"Kok dia bisa kenal ke Devan ya?" Tanya Reina lagi.

"Ya mana gue tau. Mungkin kenal di ruang kepsek kali." Ujar Kekey menebak-nebak.

"Ooo.. tapi kok gue curiga ya? Atau jangan ja–" ucapan Reina terputus saat Bu Dian mengintrogasinya.

"Itu yang di belakang, ngapain bisik bisik. Papannya ada di depan sini, bukan di belakang!!" Sentak Bu Dian.

Seketika Reina langsung menciut, sedangkan Kekey dan Widya menahan tawanya.

"Jahat lo!" Sinis Reina sambil berbisik.

Setelah menegur Reina, Bu Dian tetap melanjutkan materinya sampai jam istirahat berbunyi.

"Baiklah, Materinya sampai di sini dulu. Sekian dari ibu, Wassalamualaikum Wr.Wb" Ucap Bu Dian sambil keluar kelas.

"Waalaikumsalam" Jawab murid di kelas itu serempak.

Kini Kekey sedang memasukkan buku bukunya ke dalam tasnya.

"Key ngantin kuyy!!" Ajak Reina.

"Kuyy lah laper gue." Ujar Widya.

"Bentar ngapa, gue lagi masukin buku juga." Cemberut Kekey.

Tiba tiba ada seorang siswi menghampiri mereka bertiga.

"Gue boleh gabung gak? Gue gada temen nih." Ucap siswi tersebut.

Saat Kekey menoleh, ternyata siswi tersebut adalah Lusy.

Reina menatap sinis Lusy. Sedangkan Kekey sedang mikir, apa salah nerima temen baru.

"Boleh, kita mau ke kantin. Lo mau ikut?" Tanya Kekey.

Sontak Reina dan Widya menatap Kekey seolah bertanya 'ngapain ngajak Lusy'.

"Kita kan temen, lagian apa salah coba." Jelas Kekey.

Reina dan Widya pun hanya menuruti permintaan Kekey.

Selama di perjalanan mereka berempat saling berbagi cerita. Eh tidak, hanya bertiga. Widya, Kekey dan juga Lusy. Sedangkan Reina hanya diam sedari tadi.

Saat sampai ke kantin, Kekey dkk berpapasan dengan Devan dkk.

Baik Kekey dkk maupun Devan dkk saling diam, hingga satu suara membuat mereka semua bingung sekaligus heran.

"Hai Devan" Teriak Lusy untuk menyapa Devan.

Semua pasang mata yang di kantin menatap Lusy tak suka. Ia murid baru dan ia juga berani menyapa Devan.

"Hai Juga" Jawab Devan dengan senyuman yang tak pernah Kekey liat sebelumnya.

Sontak semua bertanya-tanya, siapakah sosok Lusy sebenarnya? Apa tujuan ia datang? Dan mengapa ia mengenal Devan?.




Hayo. Siapa kira kira Lusy ini yaa? Sedikit demi sedikit Lusy akan memunculkan sifat aslinya. Jangan kaget, karena sebentar lagi bakal ada konflik.

➖➖➖
Jangan lupa untuk selalu menekan tombol bintang di kiri bawah dan jangan lupa untuk komen bebas tentang part ini.😊💛

Maaf jika ada typo☹️

See you next chapter gaess

Only you [End]Where stories live. Discover now