epilog.

6.4K 762 64
                                    


Selama perjalanan mengantar jisung pulang ke apartemen, mereka berdua sama sekali tidak ada yang membuka suara.

Suasana yang minho rasakan amat sangat canggung. minho ingin saja membuka suara untuk sekedar mengobrol, namun ia tidak ada topik yang bagus untuk di bicarakan.

Sama halnya dengan jisung. karena tidak ada topik yang dapat di bahas, jadi dirinya lebih memilih untuk diam dan menikmati pemandangan jalan di kanan kirinya.

Jisung memejamkan matanya membiarkan angin meniup surai pirangnya. sesekali dirinya mengerjap ngerjapkan mata karena menahan kantuk akibat ulah hembusan angin tersebut.

Minho melirik ke arah kaca spion, lalu mendapatkan ekspresi wajah lucu jisung yang mati matian menahan untuk tidak tertidur selama perjalanan.

"ji ngantuk ya?" suara minho terlalu lembut untuk menyapa pendengaran jisung, sehingga malah membuat pemuda mungil itu makin ingin terlelap ke alam mimpi.

"h hah?" jisung sepertinya benar benar butuh a*qua sekarang.

Minho menepikan motornya di persimpangan jalan kemudian memberhentikannya tepat di depan sebuah minimarket.

Jisung mengernyit bingung saat minho memarkirkan motornya secara tiba tiba.

"ngapain berhenti ho?"

"lo duduk aja dulu di situ, gua mau ke minimarket bentar." ucapnya sembari menunjuk kursi yang telah di sediakan di depan minimarket.

"ih mau ngapain!"

"sebentar jii."

Setelah beberapa menit menunggu minho di minimarket, akhirnya pemuda tampan itu berjalan menghampiri jisung. tentu saja bukan dengan tangan kosong, melainkan membawa sekantung plastik yang sepertinya berisi cemilan.

"lama banget." jisung sudah kesal sedari tadi karena minho terlalu lama berbelanja di sana. udah mana pakai acara modus ke mba mba kasir pula. ish.

"ya maaf ji, tadi kan antri."

Jisung merotasikan matanya. cih, alasan saja kau minho lee!

"btw, lo beli apaan?"

"es krim! gua tau lo ngantuk, jadi gua berinisiatif buat beliin lo ini deh!"

"bukannya kalau ngantuk biasanya di beliinya kopi ya?"

"no no jisung no. kamu lebih baik makan es krim aja daripada minum begituan. nih!" minho menyodorkan sebungkus es krim kepada jisung.

"thanks, ho."

"no problem."

Lumayan lama mereka menghabiskan waktu di minimarket itu karena mengobrol dan memakan makanan ringan. padahal niat mereka hanya sekedar mampir, tapi mereka berdua malah menghabiskan waktu sekitar setengah jam di sana.

Dan sekitar pukul satu barulah mereka sampai di apartemen jisung.

"oke ho, sekarang lo boleh pulang."

"kamu ngusir aku ji?! tega kamu."

Perkataan minho tadi bisa di bilang terlalu berdrama layaknya hwang hyunjin. bukan maksud jisung agar minho agar cepat cepat pulang, tetapi sejujurnya tadi jisung hanya meminta minho untuk mengantar sampai di depan gedung apartemennya saja.

Tapi pemuda lee itu masih saja memaksa untuk mengantar jisung untuk benar benar sampai hingga di depan pintu apartemen miliknya.

"ah lebay lo, udah pulang sana hush."

"gua ga akan pergi dari sini, sebelum lo buka pintu apartemen lo."

"oke ho oke, nih liatin nih gua buka pintunya nih ya! liatin!" jisung lama lama naik darah jika bersama dengan minho.

cklek.

Jisung mengerutkan keningnya setelah pintu apartemen miliknya terbuka.

Sejak kapan dirinya mematikan lampu apartemen? setau jisung tadi pagi ia menyalakannya kok.

Dan mengapa ada banyak bunga di lantai apartemen miliknya?!

Oh ya, jangan lupakan lilin lilin yang menyala tersusun di lantai apartemennya.

"anjir ini gua ga salah masuk apartemen kan? ini kenapa bentukannya kaya abis orang ngepet gini sih? pake acara lilin segala, nanti kalo kebakaran gimana ini! ini haje nih pasti kerjaannya!!" jisung mendumel tak jelas.

Minho yang awalnya senyam senyum tampan langsung merubah raut wajahnya menjadi datar.

Jisungnya ga peka. —inner minho.

Tiba tiba lampu apartemen milik jisung menyala dan menampilkan sekelompok temannya sedang berdiri di sana sambil memegang coklat serta kotak hadiah yang jisung tak tahu isinya apa.

Jisung menautkan kedua alisnya saat teman temannya menyuruh dirinya untuk menoleh dan berbalik badan.

"hah?" maklum jisung memang lemot.

Hyunjin yang berada di sana hanya bisa berdecak malas. "coba lo noleh ke belakang lo." suruhnya.

Jisung membalikkan badannya 180° dan hal yang ia dapatkan berikutnya adalah minho tengah berlutut serta memegang sebuket bunga mawar berwarna merah untuk dirinya.












"han jisung, would u be my day one?"

Lee minho ini memang tidak sopan. bagaimana bisa pemuda kucing itu tanpa permisi masuk ke dalam dunia jisung, lalu seenaknya membuat banyak kupu kupu berterbangan di dalam perutnya.










"by , kok diem sih? mau gak?"

Jisung mengangguk semangat tentu saja. Ia tak akan menyia nyiakan momen ini.









Kalau di pikir pikir hari ini banyak sekali peristiwa yang di alami dirinya. mulai dari minho mengajaknya untuk berpacaran selama 3 jam, lalu menghabiskan setiap waktu 3 jam tersebut hanya bersama minho, kemudian pernyataan putus dari minho, hingga yang terakhir minho benar benar mengajaknya untuk berpacaran.

Jisung sebenarnya masih tidak percaya dengan hal yang baru saja terjadi. tapi jisung sangat senang karena minho membalas perasaannya yang telah ia pendam semenjak masa sekolah menengah pertama.












 tapi jisung sangat senang karena minho membalas perasaannya yang telah ia pendam semenjak masa sekolah menengah pertama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.










end.




























______

woah, udah end aja nih book minsungnya :')

sumpah maapin aku karena endingnya begitu wkwk.

aku mau ucapin makasiih banget buat kalian yang udah baca cerita ini!

hm. gatau mau ngetik apa lagi.

have a nice day/night ♡

bye—!



day one | minsung ✓Where stories live. Discover now