BLOCKNOTE [True Story]

Prolog

Sebenarnya apa salahku ini? Seakan semua kesetiaan yg telah kuberikan hanya menjadi sia-sia dan tak berarti apapun bagimu. Waktu yg ku luangkan selama ini, hanya untuk bercanda gurau denganmu saja nyatanya menjadi candaan yg tak berkesan apapun bagimu.

Apakah ini akibat diriku yg slalu memutuskan hubungan? KARMA? Astaga, diriku juga slalu menimang-nimang apakah yg kulakukan salah atau tidak. Bukan semena-mena ku mengakhiri suatu hubungan jika tak ada sebab.

Bisa kalian bayangkan, jika selama ini diriku tetap mempertahankan kisah cinta yg sebenernya akan sulit jika tetap di pertahankan dan kemungkinan tak akan bertahan lama juga. Tak perlu kalian tau secara mendetail, mungkin dengan beberapa kata pun kalian akan paham dengan maksudku.

Sakit? Banget. Kecewa? Entahlah, diriku saja bingung, apakah hal seperti ini cocok untuk dikecewakan apa tidak. Yg kuinginkan? Tak ada kata harapan yg berujung sia-sia, tak ada kesetiaan yg dianggap angin lalu, tak ada kabar tiba-tiba lalu menghilang begitu saja. Hey ini hati, bukan toserba yg tiap kali kamu butuh pakaian datang dan kalo sudah dapat atau tak ada yg srek lalu pergi begitu saja.

Dan aku juga tak habis pikir dengan pola pikirmu selama ini. Sahabat? Yakin? Menurutku, kita bukanlah sahabat. Mengapa? Karena kau hanya bersama denganku dikala kau sedih, dan dimana kau ketika tertawa bahagia, apakah denganku? Nyatanya, Tidak. Kau bersama sahabatmu. Iya aku bak taman bermain bagimu, yang di kala sedih atau bosan kau pergi ke taman bermain dan jika sedih itu menghilang kau pergi menghilang tak kembali lagi.

Cobalah kau pikir sekali lagi, apakah itu yg dinamakan sahabat? For me, No. Sakit rasanya melihat kau tertawa bersamanya, menangis bersamaku.

Bodoh? Iya, aku sangat bodoh saat itu. Kenapa aku tetap mau dekat denganmu dikala kau sakit, kau sedih. Tak tau, hati ini memang mudah 'tuk bersimpati kepada orang. Dan sama sekali tak mengharap balasan.

Mungkin ini hanyalah beberapa coretan-coretanku tentang kesetiaan yg selama ini kuberi hanya dianggap angin lalu olehmu.