Part 55 ( Ending )

8.5K 427 30
                                    


***
Panas matahari begitu menyengat kulit, membuatku tidak betah berlama-lama di luar rumah.

Di dalam kamar, segera kucopot jilbab yang aku kenakan. Fiuuh, rasanya lebih adem.

"Sayang, kok jilbabnya dicopot?" Mas Adit tiba-tiba masuk sambil menenteng handuk di pundaknya.

"Gerah, Mas. Kepalaku rasanya gatal." jawabku seraya menggaruk kepalaku yang lumayan gatal.

"Kamu tidak kutuan, kan? Hahahaha." tawa Mas Adit pecah, membuatku sedikit kesal. Enak aja ia mengatai aku kutuan.

"Maksud Mas apa? Aku kutuan? Enak aja, periksa sendirk kalau aku kutuan!" sewotku.

"Bercanda, sayang. Yaudah, gak apa-apa kamu copot jilbabnya. Tapi hanya di dalam kamar dan di depan Mas, gak boleh di tempat lain."

"Siaaaap, Mas!"

Beberapa saat kemudian, ponselku berdering. Cukup membuatku kaget.

Dengan malas ku ambil ponsel di dekat guling, dari Mas Ken?

"Siapa, sayang?" tanya Mas Adit penasaran.

Ku tunjukkan layar ponselku padanya, sedikit membuat suamiku kesal. Entahlah, cemburu mungkin.

"Sini, biar Mas yang angkat."

Mas Adit langsung mengambil alih ponselku dan mulai bicara. Entah apa yang mereka bicarakan, kelihatannya sangat serius. Sesekali Mas Adit menatapku, Semakin membuatku penasaran.

"Mas, ada apa?" jujur, aku benar-benar penasaran.

Mas Adit menatapku nanar, kemudian memegang pundakku.

"Mantan ibu mertuamu meninggal dunia." jawab Mas Adit lirih.

"Apa? Meninggal dunia? Ibu meninggal dunia?" tanyaku sekali lagi.

"Iya, sayang. Kata Ken, ia meninggal tadi padi."

"Innalillahi wainna ilaihiroojiuun. Kasihan sekali Mas Ken."

"Kamu tidak ingin melayat jenazah Ibunya Ken?"

"Boleh?"

"Tentu, kita akan kesana."

"Baiklah, Mas. Aku siap-siap dulu."

Kasihan sekali Mas Ken, cobaan datang bertubi-tubi menghampiri dirinya. Kemarin ia kehilangan calon anaknya, sekarang ia kehilangan ibu. Aku sangat yakin, Mas Ken pasti sangat terpukul. Terlebih lagi, ia sangat sayang pada ibu.

***
Prosesi pemakaman jenazah ibu baru saja selesai. Aku dan Mas Adit memutuskan untuk mampir sebentar ke rumah Mas Ken, sekedar memberinya semangat dan belasungkawa.

Saat ini kami sudah berkumpul di ruang tamu, di depanku dan Mas Adit sudah ada Ayah, Mas Ken, dan Raisha. Mereka nampak terpukul.

"Aini, aku mohon, maafkan segala kesalahan ibu padamu, ya." tutur Mas Ken memulai percakapan. Sedangkan Ayah dan Raisha memilih diam.

"Kamu tenang aja, Mas. Aku sudah memaafkan semua kesalahan ibu, sekaligus aku juga meminta maaf pada kalian semua atas kesalahanku selama ini."

Mas Ken menatapku tidak percaya, begitu pun dengan Ayah dan Raisha.

Tiba-tiba, Mas Ken berlutut di depanku sambil menangis, membuatku terkejut dan merasa tidak enak.

"Aini, maafkan aku. Selama ini aku sudah sangat menyakitimu."

Melihat hal itu Mas Adit bergegas menuntun Mas Ken berdiri, sepertinya Mas Adit sedikit terusik.

"Ken, sudahlah. Aini sudah memaafkanmu, memaafkan kalian semua. Tidak perlu kamu berlutut seperti itu, Aini istriku. Kamu tenang saja, ia memaafkan semua kesalahanmu di masa lampau."

Salahku Apa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang