"Tau gak kenapa lo jadi target gue sekarang? Hm?" tanya pria itu sambil memiringkan kepalanya.

"G-gue gak tau, t-tapi gue ngaku kok kalo selama ini gue g-gak ada sopan santunnya sama lo." balasnya.

Pria itu berdiri sambil menghantamkan pelan bola besinya ke tembok, satu tangannya bertengger di pinggang kanannya.

"Manusia selalu bertindak semaunya. Manusia tidak punya sopan santun, tidak tau cara menghargai. Dan selalu merasa melakukan yang terbaik. Itu masalahnya."

Pria itu mulai mengangkat bola besinya. "Gue mau tanya satu hal sama lo. Lo nyesel gak temenan sama gue?"

Lelaki itu terdiam, namun kemudian menggeleng. Pria itu pun memiringkan kepalanya, penasaran.

"Gak nyesel? Alasannya apa?"

"K-karena lo temen gue. Hiks.. Gue mohon jangan bunuh gue." jawab lelaki itu sambil memohon.

"Nah! Lo gak nyesel jadi temen gue, berarti secara tidak langsung-lo gak nyesel mati di tangan temen lo sendiri. Iya kan? HAHAHAHAHA!!"

Pria itu mengangkat besinya dan menghantamnya keras di kepala lelaki itu yang langsung tersungkur ke genangan darah.

PRAK!

Kaki lelaki itu bergetar, menandakan ia sungguh kesakitan.

PRAK!

Teriakan demi teriakan terus terdengar dan sangat memilukan. Lelaki itu tak bisa berbuat apa-apa selain menunggu ajalnya datang.

Dan pria itu pun juga semakin brutal memukul kepala lelaki itu dengan besinya hingga darahnya bermuncratan ke pakaian dan wajahnya.

TES

TES

Darah di bola besi itu menetes. Ia mengusap wajahnya yang terciprat darah sambil memandangi lelaki itu yang sudah tergeletak dengan kepala yang pecah tidak karuan.

"Otak lo gede juga. Tapi sayang, pemikiran lo sempit. Gak guna." ujarnya sambil menatap otak lelaki itu yang mencuat keluar.

Pandangannya beralih ke dua pasang telinga lelaki itu. Pria itu memiringkan kepalanya, sambil tersenyum.

"Gue minta tindik lo ya."

Setelah itu, ia mengeluarkan pisau lipatnya dan memotong kedua telinga lelaki itu. Sedetik kemudian, ia mendengus.

"Aduh maaf ya, kuping lo jadi keambil juga. Gue khilaf hehehe."

Pria itu menyeringai puas, dan meninggalkan ruangan itu begitu saja. Seakan membiarkan mayat lelaki itu, membusuk disana.

































Setelah menghabisi lelaki itu, dia duduk di kursinya sambil memantau sesuatu di layar komputernya. Lelaki berjas hitam itu menyeringai di tengah cahaya yang remang-remang.

"Kak Yeonjun, dia periang dan tingkahnya seperti anak muda sehingga terlihat menggemaskan. Ahh, tapi bagi gue itu sungguh menggelikan."

Ia menempelkan foto Yeonjun di belakang dinding komputernya, lalu menyoret fotonya dengan tanda silang berwarna merah.

"Kak Chan, dia tegas dan ucapannya tidak bisa dijaga. Menyebalkan."

Lagi, ia menempelkan foto Chan di samping foto Yeonjun dan menyoretnya dengan tanda silang berwarna merah juga.

"Nah, tinggal satu cecunguk ini."

Lelaki itu beralih ke satu foto yang sedang di genggamnya. Ia menatap foto itu dengan tatapan tak bisa diartikan.

Ia menghela nafas, dan tersenyum miring. "Choi Beomgyu, dia kocak. Tapi sayangnya tidak punya sopan santun."

Lelaki itu tidak menempelkan fotonya, namun merobeknya dengan kasar hingga menjadi butiran-butiran kertas.

"Kalian bukan manusia. Kalian adalah hama, dan lebih rendah dari serangga."

Dia bersandar di kursinya dengan kedua tangannya yang ia letakkan di belakang kepalanya, sambil menatap foto-foto yang di tempelnya.

"Melihat hama yang mati, terasa begitu menyenangkan bukan? Hehehe."

Ia tersenyum puas sambil menatap layar komputernya yang sedang menampilkan kegiatan teman-temannya di rumah mereka.

Tangan kanannya merogoh saku jasnya dan mengeluarkan telinga lelaki tadi, lalu memasukkannya ke dalam kotak kecil berwarna hitam disamping kotak-kotak lainnya.

Ia tak bisa berhenti tersenyum menatap jejeran kotak itu diatas mejanya yang ditempel dengan kertas bertuliskan tanggal.

4 Februari 2020: Choi Yeonjun [Mata]

18 Februari 2020: Bangchan [Lidah]

19 Februari 2020: Choi Beomgyu [Telinga]

Sekali lagi, ia menyeringai. "Menyenangkan sekali bisa menipu kalian para otak kerdil. Sebaiknya kita harus segera bertemu."

Dan berakhir dengan tawa menyeramkan dari lelaki itu.


























Clue: 142000

Gabungkan sama hasil angka dari clue kemarin, terus susun. Harus bener ya ngurutinnya:)

Kalo bener, kalian pasti bakal tau siapa pelakunya.

[1] Humorous | TXT ft. SKZ『√』 (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now