bagian 1

21 1 0
                                    

Pernah sekali aku berpikir, kalo aku akan bersama kakak selalu, bermain dan bercanda bersama. Tapi hal itu sekarang hanya kenangan, aku tau kalo hari ini akan datang, kakakku punya kelainan pada jantungnya, selama ini kami merahasiakannya dari teman teman, dan hanya orang tuaku dan para guru yang tau jadi tak heran kalo sikap para guru sedikit spesial kepada kakakku, dan seharusnya aku juga sudah siap kehilangan kakak kalo kemungkinan terburuknya terjadi, karna aku tau, dimana ada pertemuan disana juga akan ada perpisahan. Tapi tetap saja ini terlalu cepat, siapa yang siap ditinggal dengan cara yang tak wajar ini! Pasti ada alasan kenapa penyakit kakak bisa kambuh dan membuatnya meninggal, aku yakin pasti ada yang memicunya keluar. Ada yang tau penyakit kakakku selain aku dan dewan guru di sekolah. Aku harus mencari tau, aku melihat langit sembari memicingkan mataku kerutan pada dahi terlihat jelas. Pikiranku hanya tertuju pada alasan kematian kak Dita. Tak satupun terlintas dibenakku tentang hal lain. Yang kupikirkan saat itu adalah siapa? Siapa? Siapa yang memicu kambuhnya penyakit kak Dita, kakiku melangkah dan melangkah menuju kesekolah, namun pikiranku hanya tertuju pada alasan kenapa kak Dita bisa meninggal, di tengah lamunanku suara klakson mobil mengagetkanku,

*TIIINN.......TIN .....*
aku menoleh kearah kanan sebuah mobil yang melaju cepat ke arahku, saat aku berpikir akan ditabrak oleh mobil itu aku dikagetkan dengan tangan yang menarik tanganku menghindarkan aku dari maut yang hampir merenggut nyawaku. Aku melihat ke arah orang yang menarikku. Perawakan yang culun dengan kacamata dan rambut kepang nya dengan mudah aku mengenalinya, orang yang menolongku adalah sahabat kak Dita dia adalah Bella.

"Untung kamu gak apa apa ...." ucapnya sembari menarik nafas lega.

"Te....terima kasi ....." aku tak berani melihat wajahnya karna merasa bersalah karna merepotkannya.

"Santai aja .....oh iya ....kenapa kamu melamun tadi ? Melamun sambil jalan itu bahaya tau" dia meliriku dengan memperbaiki letak kacamatanya.

"Maaf ....Bella .... aku ....hanya memikirkan sesuatu" masih tertuduk.

"Huh......ayolah ..Dita ......jangan buat adikmu dalam masalah dong ...." ucapan Bella. Itu membuatku kaget apa maksudnya ...kak Dita kan sudah meninggal, lalu dengan siapa dia bicara? Disana cuma ada aku dan dia, apa dia salah mengira kalo aku Dita Hmmm tapi, kalo dia salah mengira dia harusnya bilang 'jangan buat dirimu dalam masalah. Bukan jangan buat adikmu dalam masalahkan !! ' sebenarnya siapa yang Bella ajak bicara ?. Saat aku tanya apa maksudnya dia pun mengalihkan pembicaraan dan bergegas kesekolah, aku menatap dari kejauhan melihat sosok sahabat kakak yang sangat dia sayangi, sosokmisterius dari diri Bella yang ingin kuungkap.

*skip kelas *

Aku duduk dibangku dekat dengan jendela, kupandangi sejenak bangku kosong di depanku dengan pandangan kosong, ya orang yang seharusnya duduk didepanku adalah saudara kembarku kak Dita, sebelum ku alihkan pandangan ke luar jendela melihat pemandangan luar sekolah. Aku tak mempedulikan apa omongan teman sekelas, walau semua terdengar jelas di telingaku.

"Hei ...liat tuh Mita ...... sana ajak ngobrol gih ....kasian kan sendirian "

"Sifatnya berubah banget ....apa dia masih berduka ....kasian banget pasti sangat menyakitkan kehilangan orang paling dia sayangi " ucap salah satu siswi.

"Lihat .....tuh si Mita ....enak banget dia absen selama seminggu .... sekalinya masuk guru malah gak negur sama sekali ...enak banget hidupnya tu orang " ucap sinis pemimpin geng siswi bermasalah di sekolah. Dia bernama siska dengan dandanan yang menor dan rambut kuncir dan berbagai hiasan dikepalanya yang membuatnya semakin tak terlihat dewasa. Aku sama sekali tak menggubris apa yang dikatakannya. Walau begitu tak ada yang berani membalas omongannya Siska dan gengnya karna mereka tau apa akibatnya bila melawan, aku tau kalo manusia tak bisa dipercaya jadi aku hanya diam dan mengabaikan apa yang mereka utarakan tentangku.

SISI LAIN DIRIKU.....1(tamat)Where stories live. Discover now