"Ayo Kia, kamu cepat mandi setelah itu kita sholat maghrib berjemaah kemudian makan malam"kata Ummi Kia.

Kia menuruti apa yang diucapkan Ummi nya. Kia melihat sekeliling rumah, masih berantakan sekali.

Barang-barang masih berserakan belum berada ditempatnya.

Setelah sholat berjemaah keluarga kecil ini melanjutkannya dengan makan malam bersama.

Setelah selesai mereka semua sempat membahas sebuah topik yang rasanya membuat Kia ingin pergi dan memghilang seketika.

"Kia ada yang ingin Ayah sampaikan nak"ayahnya membukan suara.

"Iya Yah kenapa?"tanya Kia.

"Besok nak Rafif tidak bisa kesini, karna Ayah bilang kalo rumah kita maish berantakan dan besok kita harus bergotong-royong membereskannya"kata Ayah nya terjeda sebentar.

"Ayah menyuruh nak Rafif datang kesini besok lusa, tapi karna nak Rafif besok lusa harus berangkat ke luar kota karna urusan pekerjaan jadi dia tidak bisa datang. Dan dia akan berkunjung kesini seminggu lagi setelah tugas kantor nya selesai"lanjut Ayah Kia menjelaskannya.

"Jadi Ayah harap kamu manfaatkan waktu itu untuk istikharah. Ikuti apa kata hati kamu nak, jangan mengambil keputusan karna ego semata, itu semua hanya hasutan setan. Kamu sudah dewasa, sudah bisa menentukan mana yang salah atau benar"lanjut Ayahnya sambil melihat manik mata Kia.

"Iya Ayah, Kia pasti laksanain apa yang dikasi tau Ayah"jawab Kia.

"Jangan sampai lamaran ini jadi beban buat kamu nak, Kia berhak menentukan pilihan hati Kia"potong Ummi nya.

"Iyaa Ummi"jawab Kia sambil memegang tangan Ummi nya.

"Yasudah kamu bereskan barang-barangnya besok saja, kamu pasti capek. Jadi langsung istirahat saja"kata Ummi nya.

"Iya Ummi"jawab Kia.

Kia merasa lega dengan semua penjelasana Ayahnha tadi dimeja makan.

Rasanya seperi terbebas dari sebuah tahanan dan dapat benafas sedikit lebih bebas walaupun waktu seminggu itu hanya sebentar.

Tapi setidaknya Kia dapat bernafas lega. Kia merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk dan menaikkan selimut nya.

Dia memikirkan perkataan Nana tadi siang ditoilet. Nana dan Ayah benar sekali dalam memutuskan hal seperti ini, aku harus menggunakan hati.

Aku tidak boleh gegabah mengambil keputusan, karna nantinya hubungan serius akan dijalani seumur hidup dengan orang lain yang akan menjadi pendamping kita.

Kia menghembuskan nafasnya dan mulai menutup matanya.

****

Sesuai janji, Zidan menjemput Nana ke rumahnya dan tak lupa juga dia meminta izin kepada kedua orang tua Nana.

Sesudah pamit mereka berdua langsung menuju tempat tujuan. Didalam mobil Zidan melihat wajah Nana yang sepertinya sedang kesal dan sangat marah.

"Kamu kenapa sayang?"tanya Zidan dengan pelan.

"Aku tuh kesel banget sama Satria pengen aku tampol pake sspatu mukanya tuh"jawab Nana dengan sangat kesal.

Zidan menaikkan satu alis nya kebingungan, dan tersenyum tipis.

"Emangnya kenapa sayang?"tanya Zidan lagi.

"Dia tuh kenapa sih jadi cowok ga bisa peka sedikit. Udah tau ada cewek yang nungguin dia tapi dia ga mencoba ngasi harapan sedikit pun gitu. Dasar cowok ga peka"kata Nana.

Jodoh Pasti BertemuWhere stories live. Discover now