💐childhood

2.2K 280 2
                                    

"Aku masuk ke agensi ketika umurku 9 tahun. Aku tidak punya teman seumuranku. Tapi setelah bertemu kalian, aku merasa mendapatkan cinta yang lebih besar. Aku senang dipertemukan dengan kalian."

"Aku diperlakukan layaknya adik kandung. Aku senang sekaligus bersyukur. Aku harap kalian punya masa kecil yang sangat indah agar bisa diceritakan padaku. Mungkin aku akan iri, tapi aku ingin melakukannya bersama kalian."

"Masa kecil itu berharga, begitu kata ayahku. Ayah punya masa kecil yang sangat menyenangkan, bunda juga sama. Lalu kenapa aku tidak? Tapi aku tidak akan sedih hanya karena tidak memiliki masa kecil, mendapatkan teman seperti NCT saja sudah sangat membahagiakanku."

"Teman teman, jaga diri kalian baik baik ya. Jangan sedih karena kepergianku. Aku selalu ada disisi kalian. Terima kasih atas bantuan kalian selama ini kepadaku. Aku tidak akan melupakan kalian, dan juga slogan andalan kita hehe. To the world! Here NCT!"













Setidaknya mimpi berisi pesan menyedihkan itu tidak nyata. Chenle bangun dengan nafas terengah engah. Ia menatap kasur kosong disebelahnya, dimana harusnya ada Jisung disana, tidur dengan tenang dan suara dengkuran kecil khas anak anak

Chenle rindu Jisung. Tentang Chenji ini itu. Tentang game yang mereka mainkan bersama. Tentang cerita masa kecilnya yang selalu ia ceritakan kepada Jisung

Chenle membuka laci meja nakasnya, mengambil sebuah buku bersampul coklat kusam dan tulisan 'Chenji igeot jeogeot' berhuruf hangul warna warni serta beberapa stiker lucu

Buku itu hanya berisi coretan lirik lagu, gambar aneh, tulisan Chenle yang mempelajari bahasa Korea, dan ada beberapa foto keduanya

Tidak ada orang lain yang tahu tentang keberadaan buku itu kecuali Chenle dan Jisung sendiri

Sekelebat kenangan kembali ia ingat. Tentang 4 tahun kebelakang, dimana mereka menjadi teman sekamar setelah debut













"Chenle hyung! Ayo sekamar denganku."

Chenle tersenyum mendengar suara imut dari teman yang lebih muda darinya

"Ayo."















"Jisung, bagaimana mengatakan 'sulit' dalam bahasa korea?"

"Uhm, eoryeowo."

"Ah, igeos-eun jinjja eoryeowo."
(ini sangat sulit)

"Ey, bukan begitu."















"Hyung, tolong aku. Aku hampir kalah."

"Kau dimana?"

"Aku ada dibelakang batu– ah tidak tidak tidak!"

Chenle dan Jisung saling tatap lalu tertawa kecil

"Aku kalah."

"Kalau begitu, aku akan bunuh diri agar kita sama sama kalah."













"Sstt, jangan berisik."

Chenle memasukkan bulu kemoceng ke dalam telinga Renjun yang sedang tidur di sofa ruang tamu

Renjun mengerang, ia terbangun sementara Chenle dan Jisung lari ke kamar mereka

"Astaga, anak anak itu."















Jisung iseng memasukkan es batu kedalam baju Chenle yang sedang tidur sambil tengkurap

Chenle yang merasakan sesuatu di punggungnya lantas terbangun kelabakan mengeluarkan es batu dari bajunya

"PARK JISUNG!"

Ia memukuli Jisung, sementara yang dipukuli malah tertawa puas

















Mungkin itu sepenggal ingatan Chenle tentang Jisung. Mereka melakukan hal baru dan lucu bersama, bahkan sampai membuat orang lain pasrah dengan kelakuan mereka

Sekarang Chenle sedih, ia tidak punya teman seperjahilannya. Yang bisa ia lakukan hanya mendoakan Jisung agar cepat sembuh dan kembali bermain bersamanya

Jisung harus sembuh, apapun caranya

-

Epoch✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang