💐sorry

2.4K 282 7
                                    

"Dimana Mark? Bukankah tadi dia datang menjenguk kalian? Dan.. Jisung?"

Pertanyaan manajer barusan membuat semuanya diam seribu bahasa. Tidak ada yang berani menatap pria yang lebih tua dari mereka itu

"Aku bertanya, kenapa kalian diam? Renjun, bukankah kau tadi bersama Jisung? Kemana dia?"

Renjun pun memberanikan diri mendongak, menatap manajernya sambil mencari alasan untuk berbohong

"Itu... Jisung bilang dia pusing dan ingin pulang ke dorm duluan jadi Mark hyung mengantarkannya." jawab Renjun sedikit gugup

"Hm, baiklah. Mark membelikan kalian minuman, sudah kuletakkan diatas meja. Minumlah sambil menunggu pengumuman."

Lima orang itu bernafas lega ketika sang manajer sudah pergi. Renjun bangkit dan mengambil kantung plastik berisi minuman yang dibelikan Mark

"Minumlah, jangan terlalu memikirkan Jisung, dia ada bersama Mark hyung." ucap Renjun sambil membagikan minumannya kepada teman temannya

"Hyung, aku baru sadar. Bagaimana dengan jaketmu?" tanya Chenle ketika menyadari Renjun hanya memakai kaus putih

"Ah, aku sampai lupa. Aku akan memakai jaket lain nanti."

Semuanya diam, kalut dalam pikiran masing masing yang tidak lain adalah Jisung, yang merupakan inti dari permasalahan mereka sekarang

Sementara disisi lain, Mark mempercepat laju mobilnya agar cepat sampai ke rumah sakit. Jaket hitam milik renjun yang diikatkan pada pergelangan Jisung kini sudah dipenuhi darah

Mark sendiri ngeri melihatnya, tapi dia sendiri menjadi satu satunya yang harus bisa menolong Jisung

Mark memarkirkan mobilnya asal didepan lobi. Ia keluar dari mobilnya dan membuka pintu disebelah Jisung, menggendongnya menuju ruang gawat darurat

"Dokter!" seru Mark yang langsung memenuhi rumah sakit

"Eh? Uhm, letakkan dia disini, aku akan menanganinya. Perawat, bantu dia, kita bawa ke UGD." perintah dokter itu kepada beberapa perawat didekatnya

Mark meletakkan tubuh Jisung diatas bangsal dan langsung dibawa ke UGD. Wajah Jisung pucat pasi, persis seperti mayat

Selagi Jisung ditangani oleh dokter, Mark mengisi formulir pasien dan menunggu didepan ruang UGD

Ia bersandar pada dinding sambil memejamkan mata, berharap hal baik ia dapatkan

Terdengar rentetan notifikasi dari ponselnya menggema di koridor sepi. Ia segera meraih ponselnya yang terdapat pesan spam dari Renjun

Huang Renjun
Hyung

Huang Renjun
Kau sudah membawa Jisung kan?

Huang Renjun
Maaf merepotkanmu

Huang Renjun
Biarkan saja jaketku ada padanya

Huang Renjun
Tolong bawa kabar baik ya, hyung

Huang Renjun
Aku tidak akan tega melihat anak sensitif itu kesakitan lagi hehe

Mark terharu membaca pesan dari Renjun yang sangat mengkhawatirkan kondisi Jisung

Ia pun sama khawatirnya. Semuanya bergantung padanya sebagai pembawa berita baik buruknya kondisi Jisung nanti

Sejujurnya ia tidak mau menyakiti hati siapapun dengan kata kata yang tidak memiliki bukti. Ia takut teman temannya tidak percaya dengan apa yang ia katakan nanti

Hampir sekitar 2 jam Mark menunggu, sampai akhirnya orang yang ia harapkan keluar dari ruangan

"Dokter, bagaimana keadaannya?" tanya Mark tergesa

Dokter dengan nametag 'Kim Jonghyun' menghampiri Mark dengan raut wajah sedihnya, membuat Mark hilang harapan

"Kenapa? Jisung baik baik saja kan?" tanya Mark lagi

"Maaf, kami sudah berusaha. Satu satunya harapan untuknya adalah donor darah. Kami kehabisan stok darah yang sama seperti pasien. Jika tidak mendapatkan darah dengan segera, pasien tidak dapat ditolong."

Nafas Mark tercekat. Siapapun tidak mau kehilangan Jisung. Mark menjadi harapan hidup bagi Jisung, jika ia tidak segera mencari orang yang mau mendonorkan darah kepada Jisung...

Maaf.

Epoch✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang