"Dimana Mark? Bukankah tadi dia datang menjenguk kalian? Dan.. Jisung?"
Pertanyaan manajer barusan membuat semuanya diam seribu bahasa. Tidak ada yang berani menatap pria yang lebih tua dari mereka itu
"Aku bertanya, kenapa kalian diam? Renjun, bukankah kau tadi bersama Jisung? Kemana dia?"
Renjun pun memberanikan diri mendongak, menatap manajernya sambil mencari alasan untuk berbohong
"Itu... Jisung bilang dia pusing dan ingin pulang ke dorm duluan jadi Mark hyung mengantarkannya." jawab Renjun sedikit gugup
"Hm, baiklah. Mark membelikan kalian minuman, sudah kuletakkan diatas meja. Minumlah sambil menunggu pengumuman."
Lima orang itu bernafas lega ketika sang manajer sudah pergi. Renjun bangkit dan mengambil kantung plastik berisi minuman yang dibelikan Mark
"Minumlah, jangan terlalu memikirkan Jisung, dia ada bersama Mark hyung." ucap Renjun sambil membagikan minumannya kepada teman temannya
"Hyung, aku baru sadar. Bagaimana dengan jaketmu?" tanya Chenle ketika menyadari Renjun hanya memakai kaus putih
"Ah, aku sampai lupa. Aku akan memakai jaket lain nanti."
Semuanya diam, kalut dalam pikiran masing masing yang tidak lain adalah Jisung, yang merupakan inti dari permasalahan mereka sekarang
Sementara disisi lain, Mark mempercepat laju mobilnya agar cepat sampai ke rumah sakit. Jaket hitam milik renjun yang diikatkan pada pergelangan Jisung kini sudah dipenuhi darah
Mark sendiri ngeri melihatnya, tapi dia sendiri menjadi satu satunya yang harus bisa menolong Jisung
Mark memarkirkan mobilnya asal didepan lobi. Ia keluar dari mobilnya dan membuka pintu disebelah Jisung, menggendongnya menuju ruang gawat darurat
"Dokter!" seru Mark yang langsung memenuhi rumah sakit
"Eh? Uhm, letakkan dia disini, aku akan menanganinya. Perawat, bantu dia, kita bawa ke UGD." perintah dokter itu kepada beberapa perawat didekatnya
Mark meletakkan tubuh Jisung diatas bangsal dan langsung dibawa ke UGD. Wajah Jisung pucat pasi, persis seperti mayat
Selagi Jisung ditangani oleh dokter, Mark mengisi formulir pasien dan menunggu didepan ruang UGD
Ia bersandar pada dinding sambil memejamkan mata, berharap hal baik ia dapatkan
Terdengar rentetan notifikasi dari ponselnya menggema di koridor sepi. Ia segera meraih ponselnya yang terdapat pesan spam dari Renjun
Huang Renjun
HyungHuang Renjun
Kau sudah membawa Jisung kan?Huang Renjun
Maaf merepotkanmuHuang Renjun
Biarkan saja jaketku ada padanyaHuang Renjun
Tolong bawa kabar baik ya, hyungHuang Renjun
Aku tidak akan tega melihat anak sensitif itu kesakitan lagi heheMark terharu membaca pesan dari Renjun yang sangat mengkhawatirkan kondisi Jisung
Ia pun sama khawatirnya. Semuanya bergantung padanya sebagai pembawa berita baik buruknya kondisi Jisung nanti
Sejujurnya ia tidak mau menyakiti hati siapapun dengan kata kata yang tidak memiliki bukti. Ia takut teman temannya tidak percaya dengan apa yang ia katakan nanti
Hampir sekitar 2 jam Mark menunggu, sampai akhirnya orang yang ia harapkan keluar dari ruangan
"Dokter, bagaimana keadaannya?" tanya Mark tergesa
Dokter dengan nametag 'Kim Jonghyun' menghampiri Mark dengan raut wajah sedihnya, membuat Mark hilang harapan
"Kenapa? Jisung baik baik saja kan?" tanya Mark lagi
"Maaf, kami sudah berusaha. Satu satunya harapan untuknya adalah donor darah. Kami kehabisan stok darah yang sama seperti pasien. Jika tidak mendapatkan darah dengan segera, pasien tidak dapat ditolong."
Nafas Mark tercekat. Siapapun tidak mau kehilangan Jisung. Mark menjadi harapan hidup bagi Jisung, jika ia tidak segera mencari orang yang mau mendonorkan darah kepada Jisung...
Maaf.
—
KAMU SEDANG MEMBACA
Epoch✔
Fanfiction[park jisung] Epoch (n.) sebuah periode waktu tertentu dalam hidup seseorang. "Aku masuk ke agensi ketika umurku 9 tahun. Aku tidak punya teman seumuranku. Tapi setelah bertemu kalian, aku merasa mendapatkan cinta yang lebih besar. Aku senang dipert...