💐puzzle piece

2.3K 278 0
                                    

"Renjun!"

"Bunda?"

"Renjun, dimana Jisung?"

"Uhm, Jisung masih didalam. Bunda tenang dulu."

Wanita setengah baya itu menutup mulutnya tidak percaya. Ia menangis. Renjun mengajaknya duduk dikursi yang disediakan disana sambil menenangkan

"Renjun, Jisung kenapa bisa seperti ini?"

"Maaf, bunda."

Bunda Jisung lantas memeluk Renjun dan menangis dipundaknya

"Bunda jangan menangis. Bagaimana kalau Jisung lihat?"

Bunda melepas pelukannya sambil mengusap air matanya. Ia tersenyum kepada Renjun sambil mengusap surai blonde Renjun

"Terima kasih, Renjun. Terima kasih untuk teman teman Jisung karena sudah menjaga anak bunda. Kalian kerepotan ya?"

"Tidak, tidak sama sekali. Kami senang direpotkan jisung, kami jadi punya pekerjaan lain."

Bunda tersenyum tulus, "maaf bunda tidak ada saat Jisung sakit seperti ini."

"Bunda, jangan meminta maaf."

"Bunda tidak tahu lagi jika Jisung tidak punya kalian. Jisung selalu bilang kalau dia tidak punya teman, tapi bunda memarahinya dan bilang kalau dia punya kalian sebagai kakak. Harusnya dia berterima kasih karena diberi keluarga sebaik kalian."

"Sama sama, bunda. Bunda jangan menangis lagi, Renjun sakit hati melihatnya. Jisung pasti lebih sakit hati."

"Ah, maaf. Bunda terlalu khawatir dengan Jisung."

Renjun menggenggam kedua tangan bunda yang basah akibat air mata. Ia merasakan kekhawatiran seorang ibu kepada anaknya

"Bunda, Renjun cari minum untuk bunda dulu ya."

"Terima kasih, Renjun."

Renjun turun ke lantai dasar rumah sakit menuju kantin untuk membeli minuman. Tepat didepan lobi, ia melihat orang yang tidak asing dimatanya

Ia menghampiri orang itu dan memanggilnya, "Jaemin!"

Ternyata tiga orang temannya datang, Jaemin, Jeno, dan Chenle. Mereka menghampiri Renjun yang masih setia berdiri didepan pintu

"Bunda sudah datang?" tanya Jaemin

"Jadi kalian yang mengabari bunda?" tanya Renjun balik

"Akan rumit jika bunda tidak tahu. Ayo temui bunda."

"Tunggu! Aku akan membeli minuman untuk bunda dulu."

Renjun membeli dua botol air mineral lalu menuntun teman temannya menuju tempat bunda menunggu Jisung

"Bunda." panggil Jaemin pelan

"Ya? Jaemin?"

"Jaemin yang mengabari bunda soal Jisung."

Bunda berdiri dari duduknya lalu mengusap surai Jaemin sambil tersenyum, matanya beralih kepada Jeno dan Chenle dibelakangnya

"Terima kasih, Jaemin."

"Jaemin tidak membantu banyak, justru Renjun dan Mark hyung yang membantu Jisung."

"Oya? Dimana Mark?"

"Uhm, dia sedang ada jadwal, bersama Haechan juga. Jadi tidak bisa kesini." jawab Renjun

"Tidak apa apa, sampaikan terima kasih bunda kepada mereka berdua ya."

Tiba tiba dokter Kim datang menengahi mereka

"Dengan ibu pasien?" tanya dokter Kim

"Iya, dimana dokter Kang? Harusnya dia yang mengurus anak saya."

"Maaf, dokter Kang ada urusan lain, jadi sementara anak ibu saya yang mengurus."

"Bagaimana keadaannya?"

"Sudah mulai membaik, untungnya transfusi darah cepat dilakukan karena pasien hampir kehabisan darah."

"Artinya stok kantung darah rumah sakit sempat habis?"

"Salah satu temannya mendonorkan darahnya dengan sukarela."

Bunda menatap teman teman Jisung satu persatu, "Renjun?" tanya bunda

"Huh? Bukan Renjun, bunda. Tapi Yangyang." jawab Renjun

"Sekarang pasien bisa dipindahkan ke kamar rawat intensif namun tidak bisa terlalu sering dijenguk dengan banyak orang. Maksimal penjenguk adalah 2 orang."

"Terima kasih, dokter."

"Saya akan mengabari dokter Kang nanti, saya permisi dulu."

Bunda kembali menatap anak anak sepermainan Jisung dengan senyum lebar

"Bunda mau bertemu Yangyang. Bunda mau berterima kasih padanya karena menyelamatkan Jisung."

"Iya, bunda. Lain kali kami akan mengajak Yangyang bertemu bunda."

Epoch✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang