Bagian 1 : Ketua Kelas

8K 246 16
                                    

Sumire menyeka air mata yang terus mengalir di pipinya. Ia hanya terdiam di bawah pohon sembari menundukkan kepalanya. Setelah tragedi Nue mengamuk dua hari lalu ia menjadi dikucilkan oleh banyak orang. Bahkan terkadang beberapa orang mengusirnya jauh - jauh agar mereka tidak terkena kesialan lagi. Memang semenjak Nue mengamuk, Konohagakure mengalami kerusakan yang cukup parah. Banyak pusat perbelanjaan hancur, bahkan gedung kepolisian Konoha juga rata dengan tanah akibat amukan Nue.

Kini ia dirundung rasa bersalah yang sangat amat besar kepada seluruh orang di desa Konohagakure. Rasanya lebih baik mati saja daripada hidup seperti ini. Lebih baik dia pergi dari kehidupan ini supaya orang - orang tidak merasa ketakutan lagi dan supaya rasa bersalahnya kepada para penduduk desa hilang.

"KETUA KELAS!" teriakkan yang sangat keras terdengar di telinga Sumire.

Ia menoleh dan mencari sumber suara itu. Sumire yakin bahwa suara tadi itu benar - benar nyata dan sangat keras terdengar di telinganya. Terdengar suara langkah kaki yang semakin lama semakin terdengar jelas. Sumire mulai bangkit dan mengambil beberapa langkah sembari menoleh ke kanan dan kiri, siapa yang telah memanggilnya keras - keras di siang hari begini.

"Ketua kelas..."

Suara itu terdengar dari arah belakang Sumire. Sontak ia menoleh ke belakang dan melihat sesosok anak laki - laki berambut kuning yang menatapnya. Boruto. "Bo- Boruto? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sumire dengan terbata - bata.

"Seharusnya aku yang bertanya kepadamu, apa yang kau lakukan di sini dattebasa? Kenapa kau tidak masuk hari ini?"

"Ba- bagaimana kau bisa tahu aku ada di sini?"

"Aku mengikutimu, ketua kelas."

"Pergilah, Boruto! Kau harus ke academy! Aku tidak ingin kau terkena masalah jika kau bersamaku!" Sumire mulai mengambil langkah untuk pergi.

Boruto memegang lengan Sumire dengan erat. "Kau mau kemana, ketua kelas? Jika aku harus kembali ke academy, kau harus kembali juga dattebasa!"

"Aku tidak pantas di sana, Boruto! Aku telah membuat desa hancur! Kini semua orang juga sudah tidak mengharapkanku untuk menjadi bagian dari mereka!"

"Apa maksudmu?" tanya Boruto yang tetap memegang lengan Sumire.
Sumire menangis sesenggukan. "Kau tidak usah menyelamatkanku, Boruto! Biar saja aku mati bersama Nue saat itu! Itu akan membuat desa lebih tentram."

"Itu tidak benar, ketua kelas!"
Sumire menepis genggaman Boruto di lengannya. Ia menoleh kepada Boruto. "Lalu mengapa kini seluruh warga desa selalu menganggapku sebagai monster? Bahkan ketika aku berjalan di tengah keramaian saja, mendadak semua orang pergi dari sana. Tidak jarang juga mereka berkata kasar padaku dan mengatakan terang - terangan bahwa aku adalah anak pembawa malapetaka di desa!"

"Kau masih mempunyai teman - teman. Kau masih mempunyai aku, Mitsuki, Sarada, dan lainnya."

"Aku ingin sendiri, Boruto! Jangan ikuti aku lagi!" ucap Sumire kemudian pergi meninggalkan Boruto di sana.
-
Sarada mengunyah kentangnya sembari membenahi kacamatanya yang sedikit turun. Sebagai anak perempuan uchiha memang sangat aneh jika ia memakai kacamata padahal klan uchiha terkenal akan dojutsu sharingan yang sangat kuat. Namun ia sama sekali belum pernah mengerti apa itu arti kekuatan uchiha sesungguhnya.

Boruto : The Last ( 2020 Version )जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें