2- Perbincangan Manis

227 10 1
                                    

Ini bukanlah pertama kalinya aku bertemu denganmu, dan juga bukan pertama kalinya untuk aku jatuh cinta kepadamu.

[ Be With You ]

Kania berjalan dengan hati penuh amarah. Sampai rumah nanti, ia akan langsung mengamuk kepada kedua orang tuanya.

Jadi ini yang mereka maksud dengan mendapatkan pekerjaan baru di sini. Maksudnya kerja menjadi guru di sekolah Kania gitu? apa kata teman-teman sekolahnya nanti kalau sampai tahu guru baru mereka ternyata adalah calon tunangan Kania.

Bisa-bisa Kania terkena bully satu sekolah.

Tinn tiiin.. tin..

Kania menoleh, mendapati sebuah mobil bewarna silver yang sedang berjalan pelan di belakangnya.

Padahal Kania tidak menghalangi jalan mobil itu. Lalu kenapa mobilnya terus membunyikan kelakson?

"Kania!" teriak seseorang dari belakang yang berhasil membuat Kania kembali menolehkan kepalanya.

"Hah! dia lagi?" Kania buru-buru mempercepat langkah kakinya. Tapi mobil yang di kendarai Lelaki itu masih tetap saja mengikuti Kania. Bahkan sekarang sudah berjalan di sebelahnya.

"Kania ayo naik, biar saya antarkan. Kebetulan saya ada perlu sama, Orang tuamu."

Kania menghentikan langkah kakinya, dan Ervan pun menginjak rem mobilnya

"Mau bicara apa sama, Bunda Ayah?"

"Rahasia. Anak kecil nggak boleh tau," ledek Ervan gemas. Kania kesal mendengarnya. Sudah tahu anak kecil kenapa masih mau tunangan sama aku, pikir Kania geram.

"Bercanda. Ayo naik." Kania pasrah. Akhirnya ia tetap naik ke dalam mobil mewah itu.

Di dalam mobil keduanya sama-sama canggung. Tak ada satupun dari mereka yang mau membuka mulut duluan.

Sampai mobil itu pun tiba di halaman rumah milik keluarga Herman.

" Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam. Masyaallah calon mantu, Bunda sudah datang rupanya." Laras menyambut hangat kedatangan Ervan. Beda halnya dengan Kania yang masih memasang wajah kesal di hadapan semua orang, tidak terkecuali di hadapan Ervan.

Bahkan gadis itu enggan untuk bicara kepada Bundanya dan lebih memilih pergi saja ke kamarnya yang di lantai atas.

Tok tok tok...

"Kania cantik, buka dong pintunya, Bunda mau bicara."

"Apa sih, Bunda?" ketus Kania setelah ia membukakannya pintu kamarnya untuk sang Ibunda.

"Kamu masih marah? marahnya nanti lagi ya. Sekarang ganti baju dulu terus habis itu turun ke bawah."

"Mau ngapain turun ke bawah?"

"Ervan bukan hanya calon suamimu, Kania. Tapi dia juga gurumu di sekolah. Jadi, Bunda minta tolong agar kamu tetap bersikap sopan terhadap dia."

"Bersikap sopan? ke, Laki-laki yang aku sendiri aja nggak tau apa niat dia sebenarnya masuk ke lingkungan sekolah aku!"

"Kalau begitu kamu siap-siap, lalu turun ke bawah. Dan tanyakan langsung kepada Ervan tentang ucapan, Kania barusan."

KANIA & ERVAN [ Be With You ]Where stories live. Discover now