[END] Istri yang Utama

Chapter 52: Jalur Sheng Jing

Setelah mendengarkan kalimat ini, ekspresi khawatir Jing Shao secara bertahap berubah menjadi tawa bodoh, dan dia memeluk orang itu dalam pelukannya. "Itu tidak mudah untuk dikatakan; siapa yang awalnya ingin menceraikan ku?" Dan sekarang merasa enggan? Tapi dia tidak berani mengatakan kalimat terakhir dengan lantang.

"Jika kamu menceraikan ku, itu akan menjadi waktu yang tepat; Aku bisa menikahimu dalam keluarga Marquis sebagai istri." Mu Hanzhang menampar kepala Jing Shao dengan kipas bulu di tangannya.

"En, itu juga tidak terlalu buruk." Jing Shao bergerak mendekat untuk menciumnya.

"Dalam mimpimu; seolah-olah aku benar ingin mengambil mu sebagai seorang istri." Mu Hanzhang menghindari ciuman itu dan berdiri. "Kamu makan terlalu banyak dan kamu juga malas - apa yang bisa kamu lakukan untuk membantuku jika menikah nanti?" Dengan itu, Mu Hanzhang mengambil harimau kecil di kakinya, berbalik, dan berjalan keluar dengan tenang.

Jing Shao tertegun untuk waktu yang lama. Sungguh, Jun Qing berusaha membalik langit! Dia tiba-tiba berani mengatakan bahwa suaminya sendiri "malas dan makan terlalu banyak"! Karena itu, dia mengangkat kakinya dan mengejarnya. Dia siap untuk mengajarkan Wang Fei pelajaran yang tepat tentang menghormati suaminya. Dia hanya membuat beberapa langkah, namun, ketika dia tiba-tiba menabrak Jendral Protektorat Kiri dan Kanan, yang datang untuk membahas tentang mendirikan kemah. Jing Shao hanya bisa menahan senyum di wajahnya dan dengan sungguh-sungguh kembali ke tenda pusat.

_

Setelah Zhao Meng pergi bersama pasukan ke Jalur Sheng Jing, Jing Shao memerintahkan pasukan Shu untuk berdiri dan siap menerima berita dari Jalur Gigi Harimau. Jing Shao akan mengambil 20.000 orang yang tersisa serta jatah pakan ternak dan peralatan, dan menempatkan mereka 30 li jauhnya dari Jalur Sheng Jing.

Jalur Sheng Jing terletak di pegunungan, yang menjulang tinggi dengan celah tebing terjal di kedua sisi. Jalanan sempit dan curam. Dinding tinggi telah dibangun di bagian tersempit jalan. Dinding bata tebal dan hitam setinggi sepuluh zhang, dan memiliki lubang panah yang tak terhitung jumlahnya; banyak orang yang samar-samar terlihat berkeliaran di dinding. Gerbang kayu yang berat tertutup rapat dan duduk dalam-dalam di bawah pintu yang terbuka. Matahari terbenam hampir tidak bisa bersinar dan hanya melalui satu atau dua paku keling ada kadang-kadang kilau dingin, cahaya jernih.

Sudah terlambat. Zhao Meng berencana untuk mendirikan kemah dan beristirahat untuk sementara waktu. Besok, dia akan menyerang gerbang. Dia baru saja menghentikan kudanya ketika gerbang yang tertutup tiba-tiba bergemuruh terbuka. Kavaleri di garis depan segera mengencangkan genggaman mereka pada tombak di tangan mereka. Namun, setelah menunggu lama, masih tidak ada yang keluar.

"Jenderal, waspadalah terhadap jebakan." Petugas di sebelahnya membisikkan pengingat.

Zhao Meng mengerutkan kening dan mengeluarkan kantong brokat pertama dari pakaiannya dan melemparkannya ke petugas. "Baca."

Perwira muda itu dengan cepat mengeluarkan surat dari kantong brokat yang hanya berisi kata-kata ini, "Sebuah pintu terbuka mengandung tipu daya; musuh yang terpojok, tidak perlu mencari."

Suara perwira muda itu sangat keras dan jelas, dan beberapa wakil jenderal dan perwira militer di sekitarnya mendengar kata-kata itu dengan sangat jelas. Mereka tidak bisa menahan untuk berseru dengan kagum - seperti yang diharapkan, penasihat militer itu sangat pandai dalam rencananya!

Zhao Meng mendengus dingin dan berteriak ke arah gerbang, "pengkhianat Barat Daya, kamu pengecut! Mendengar bala tentara datang, kamu pasti takut karena akalnya. Kami akan langsung membuka pintu Anda untuk menyambut Anda!"

"Hahahaha..." perwira dan bala tentara seketika mengikuti dan berteriak nyaring, "Pengkhianat Barat Daya, sangat pengecut!"

"Dirikan kemah!" ketika orang-orang selesai tertawa, Zhao Meng melambaikan tangannya dan memberikan perintah dengan suara keras.