Chapter 94: Hari-Hari Awal

4.8K 1K 133
                                    

"Kamu..."

Mu Hanzhang sangat marah sampai dia tidak bisa berbicara, bahkan jika mereka adalah suami-istri, saat ini sudah pagi hari yang terang dan itu benar-benar vulgar.

Jing Shao menyukai ekspresi malu dan kesal ini. Dia tidak bisa menahan diri untuk membungkuk untuk mencium bibir istrinya dengan tekanan erat dan berbicara dengan nada bodoh, "Jun Qing, hari ini jangan pergi ke pengadilan."

"Bagaimana bisa? Hari ini adalah waktu yang darurat." Mu Hanzhang mendorong Jing Shao ke samping, kemudian dengan sungguh-sungguh mengikat sabuk giok dari seragam pengadilan.

Jing Shao melipat lengannya dan menunggu dengan santai ketika Mu Hanzhang mengikat sabuknya. Sementara itu, Mu Hanzhang menatap dengan curiga pada Wang Ye yang tiba-tiba diam, benar saja, tiba-tiba orang itu menyerang dan memeluknya lalu melemparkannya ke tempat tidur.

"Apa yang kamu lakukan?" Mu Hanzhang terkejut dan berjuang untuk bangun.

"Jun Qing, kupikir kamu secara bertahap melupakan tugasmu sejak kau bergabung dengan pengadilan." Jing Shao merabai pinggang sempit itu dengan sabuk giok dari pakaian pengadilan menempel di pahanya, memberikan kesejukan.

"Jangan membuat masalah, aku bisa terlambat." Mu Hanzhang sedikit cemas. Hari ini adalah saat yang penting untuk memutuskan siapa yang akan dikirim ke Huainan. Dia harus pergi ke pengadilan.

"Lihat, kamu benar-benar lupa!"

Jing Shao berkata dengan marah dan mulai membongkar pakaian pengadilan yang indah dan berlapis-lapis tersebut. Karena banyak lapisan, tampak seolah-olah seorang anak sedang membongkar bungkusan mainan. Semakin banyak yang dibongkar, semakin lebih mengasyikkan.

"Brengsek, tidak, ah..." Mu Hanzhang berjuang untuk bangun, tetapi kekuatannya sangat berbeda dari Jing Shao sehingga dia dengan cepat di tekan oleh Yang Mulia Cheng Wang yang pemberani.

Saat masuk, Jing Shao berkata dengan sungguh-sungguh, "Ingat, tugasmu yang pertama adalah menjadi seorang istri, baru kemudian kamu adalah Wen Yuan-hou. Jadi, memenuhi kewajiban kepada suamimu adalah yang pertama sebelum urusan istana."

"Kamu... uh..."

Mu Hanzhang mengencangkan cengkraman pada sprei di bawahnya.

*

Pangeran Keempat menunggu lama di luar Istana Fengyi. Kepala kasih membujuknya untuk pergi keaula samping dan beristirahat, tetapi ia bersikeras untuk berdiri di luar pintu utama dan menunggu sampai tubuhnya berlumuran embun. Ia mendengar bahwa Jing Shao berlutut di tangga batu giok sebelum pergi ke militer, jadi sekarang jika ia ingin memimpin tentara maka ia harus menunjukkan ketulusan.

Kaisar Hongzheng sudah berpakaian rapi. Kasim juga berkata bahwa Pangeran Keempat sudah lama menunggu di luar.

"Menurutmu, bagian mana dari dirimu yang lebih layak daripada Jing Shao?" Kaisar Hongzheng memandang Jing Yu yang dipenuhi embun dengan sedikit aura dingin di matanya.

"Kakak Ketiga menggunakan tentara seperti dewa, tapi putra ini cukup pemalu." Jing Yu berlutut di tanah dan berkata dengan rendah hati.

"Nilailah pengetahuanmu sendiri." Kaisar Hongzheng mendengus.

Jing Yu tersedak. Pernyataan yang dia ucapkan cukup rendah hati. Tanpa diduga ayahnya menginginkan jawaban tegas. Meskipun dia tidak yakin, dia tidak berani menunjukkannya. Saat ini, ibunya telah memenangkan Kaisar, jadi harus ada beberapa alasan yang sangat diperlukan. Jing Yu menarik napas dalam-dalam, menenangkan diri dan berkata, "Meskipun putra ini tidak sebaik Kakak Ketiga, saya akan segera menjadi dewasa dan ingin memberikan kontribusi kepada Kaisar."

[END] Istri yang UtamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang