5. I'm Comeback Home

769 48 3
                                    

Saat ini aku seperti sedang berada di taman bermain dengan Dirga. Dia berlari berputar-putar merentangkan kedua tangan mungilnya seraya berkata dengan bahasa kekanakannya.

"Mah, liat ni Diga jadi buyung, bica tebang, wung, wung, wung..."

Aku tertawa melihat tingkah lakunya. Kemudian aku melihat Mas Reza meraih Dirga ke dalam gendongannya dan berjalan mendekat ke arahku. Mas Reza tidak mengatakan apa pun, dia hanya mencium keningku dengan dalam. Setelah itu dia berlalu meninggalkanku, kulihat Dirga melambai-lambaikan tangan mungilnya.

"Mah ayo itut Diga, epet Mah!"seru Dirga antusias mengajakku ikut dengannya.

Entah kenapa badanku seperti terbelenggu rantai besar, hingga beranjak dari duduk pun rasanya aku tak sanggup. "Dirga tunggu mama, Nak! Mas Reza..., tunggu aku! Jangan tinggalin aku Mas Reza," jeritku putus asa

Setelah bayangan Mas Reza dan Dirga mulai samar di mataku, aku mendengar ada seorang memanggil namaku. Awalnya pelan kemudian lambat laun terdengar semakin kencang. Aku membuka mata dan langsung terduduk di tempat tidurku dengan penuh peluh di kening dan leherku. Ternyata suara Tante Lia yang daritadi memanggil-manggil namaku.

"Kamu mimpi buruk lagi, Yung?" Tante Lia bertanya dengan penuh kekhawatiran.

"Iya Tante. Ayung mimpi Dirga dan Mas Reza." Aku menenggalamkan kepalaku di antara kedua lututku yang kulipat di depan dada.

"Tante tadi ketok-ketok kamar berkali-kali, tapi kamu nggak denger jadi tante masuk aja, trus nemuin kamu sedang gelisah dalam tidurmu, sambil menyebut nama Mas Reza dan Dirga berkali-kali."

"Iya tante. Ayung sedang sangat merindukan Dirga dan Mas Reza," jawabku, melirik jam kecil berbentuk kubus di atas nakas. Sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi.

"Bersiaplah, hari ini kamu pulang ke Indonesia bukan?"

Aku mengangguk kemudian Tante Lia meninggalkanku sendirian di kamar.

***

Waktu bergulir, hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun, tidak terasa aku sudah menyelesaikan studiku. Aku sudah siap kembali ke Indonesia dan ingin segera bertemu dengan orang tuaku juga Mas Reza. Usiaku kini sudah 25 tahun dan Mas Reza 29 tahun. Seperti apa ya Mas Reza sekarang? Apa dia masih mengenaliku dengan baik?

Aku susah berhenti tersenyum saat membayangkan wajah tenang Mas Reza. Bahkan aku sampai tidak sadar bahwa pesawat yang sedang mengangkutku ini sedang mengalami turbulance beberapa detik. Selain karena efek obat penenang yang kuminum tadi sebelum berangkat juga pastinya.

Pagi ini aku sudah sampai di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Kulihat papa dan mamaku sedang berjalan cepat menuju ke arahku. Ketika melihat kehadiranku keduanya menghambur ke pelukanku.

"Apa kabar ma? Pa?" Aku melihat kedua orang tuaku bergantian seraya tersenyum manis.

"Baik sayang. Kamu gimana?" Mama menjawab sambil tak hentinya mengusap pelan lenganku.

"Mama lihat sendiri kan, nggak ada yang kurang satu pun dariku," jawabku, merentangkan kedua tanganku dan tersenyum manis. Jaket dengan sepanjang lututku ikut tersingkap mengikuti arah kedua tanganku dan memperlihatkan tubuhku yang terbalut dress cukup ketat berwarna merah maroon sepanjang lututku. Tak lupa aku mengenakan ankleboth berbahan bludru warna coklat tua kesayanganku, senada dengan jaket yang kugunakan. Rambut hitam panjangku kuikat kucir kuda sesaat sebelum keluar dari pesawat. Aku sadar semua orang sedang menatapku saat ini ketika mama tak hentinya memutar tubuhku hingga beberapa kali. Papa segera menghentikan aktivitas mama dengan mengajak kami menuju dropzone karena mobil yang dikendarai oleh sopir pribadi papa sudah menunggu.

Handsome Doctor for Pretty CEOWhere stories live. Discover now