Surya tampak diam sejenak. Sepertinya pria itu sibuk mempertimbangkan banyak hal didalam kepalanya. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena beberapa saat kemudian ia mengikuti jejak Danang dengan memberikan Septian sebuah anggukan. "Boleh.. nanti kita bicarain lagi detailnya..". Ucap Surya santai.

Septian tersenyum senang karena ternyata idenya bisa dipertimbangkan oleh Surya.

"Siap bang..". Balasnya.

Lalu setelah tidak ada pertanyaan lain, pria itu pun menutup sesi pemaparan bagian acara.

"Selanjutnya dari perlengkapan.. buat Sasa silahkan maju kedepan..". Perintah Bella.

Sasa kemudian menuruti perintah atasannya tersebut. Perlahan wanita itu berjalan kedepan untuk memaparkan apa yang telah ia dan timnya kerjakan. Seperti halnya dengan Septian, Sasa juga menjelaskan slide demi slide yang tertampil dengan detail dan jelas. Supaya tidak terjadi miskomunikasi dan misunderstanding diantara mereka. Khususnya pihaknya dengan enam hari.

Slide kemudian sampai pada bagian terakhir. Sasa pun menghadapkan tubuhnya kearah para anggota rapat yang telah setia mendengarkan penjelasannya.

"Dari bagian perlengkapan gue rasa cukup untuk laporannya.. ada yang mau ditanyakan?". Ucap Sasa.

"Gue.."

Semua orang otomatis langsung menoleh ke sumber suara. Terlihat Brian tengah mengangkat tangan kanannya tanda bahwa pria itu ingin menyampaikan sesuatu.

"Silahkan..". Tuturnya mempersilahkan Brian untuk berbicara.

"Kalian udah siapin studio buat kita latihan belum?". Tanya Brian dingin sambil menatap Sasa dengan tajam.

Tatapan yang tidak asing bagi Sasa. Karena sejak awal Sasa bertemu dengan Brian, yang dapat wanita itu ingat hanyalah tatapan menusuk dari sang bassist band enam hari tersebut.

Entah kenapa Sasa bisa menangkap sorot tajam dari Brian. Wanita itu bahkan berani membalas tatapan Brian dengan cara yang sama.

Well, sebenarnya bukannya Sasa tidak tau jika ia harus menyiapkan studio untuk enam hari latihan. Wanita itu hanya lupa karena kurang memperhatikan detail sampai melupakan bagian tersebut.

Sasa kemudian menggeleng pelan dengan rasa bersalah. "Belum bang.. maaf, gue lupa.. tapi bakal segera--"

"--Hal kaya gini sampe lupa? Pikun lo?". Sela Brian cepat.

Wirya, Danang, Surya, Jae dan Sandy spontan menatap Brian terkejut karena respon ketus Brian yang tidak mereka duga.

"Bang..". Ucap Wirya mengingatkan. Pria itu sedikit menepuk dengkul Brian untuk menyadarkan sang bassist agar tidak bertindak terlalu jauh.

Meskipun agak kaget dan sedikit kesal karena ucapan Brian barusan, tapi Sasa tetap meminta maaf kepada pria itu untuk yang kedua kalinya. "Sekali lagi bang, gue mewakili bagian perlengkapan minta maaf karena lupa soal hal itu.. tapi kita akan segera cari tempa--"

"--Dasar nggak kompeten". Gumam Brian namun cukup keras untuk bisa di dengar oleh seluruh peserta rapat didalam ruangan.

Sasa menghentikan nafasnya selama satu detik. Cukup terkejut dengan sikap Brian yang menurutnya menyebalkan. Tidak, bukan menyebalkan tapi lebih ke.. ngeselin.

Ia tidak menyangka jika pria itu juga akan bersikap ngeselin di dalam forum besar seperti ini. Sasa pikir sikap tersebut hanya muncul karena waktu itu ia melakukan kesalahan besar dengan telat datang rapat bersama enam hari tapi ternyata ia salah. Sikap ngeselin tersebut memang sudah menjadi kepribadian dari Brian.

Wanita itu lantas mengerutkan alisnya tidak suka, jelas ia merasa tersinggung. Bagaimana tidak? Timnya baru saja dikatakan tidak kompeten. Apalagi karena hal yang sebenarnya tidak terlalu besar untuk dipermasalahkan.

Namun karena mereka kini sedang berada di sebuah forum. Maka Sasa harus bisa bersikap lebih profesional. Wanita itu lantas menghela nafas untuk meredam amarah yang mulai berkobar di dalam hatinya.

"Maksudnya?". Tanya Sasa dengan tenang.

"Kalian nggak kompeten.. lo denger gue kan?"

Mengharapkan Brian akan meminta maaf karena sudah mengatai timnya tidak kompeten rupanya hanyalah sebuah angan-angan saja bagi Sasa. Karena kenyataannya pria itu kini justru mengulangi dan bahkan memperjelas kata-katanya.

Sasa menggigit bibir bawahnya kuat-kuat agar ia tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak diinginkan. Wanita itu memilih untuk mengalihkan pandangannya kearah lain supaya pikirannya terdistraksi dari keinginan untuk menjambak rambut Brian.

"Kok diem?". Ucap Brian di tengah keheningan ruangan karena suasana mulai menegang. "Merasa nggak kompeten ya?". Tambahnya sarkatis.

Kini Surya mulai mengeluarkan otoritasnya sebagai seorang leader untuk mengingatkan Brian. "Udah yan.. lo kenapa sih? Nggak usah di perpanjang lah masalahnya..". Bisik pria itu.

Septian yang mulai khawatir pada keadaan Sasa karena wanita itu secara tidak langsung telah di permalukan oleh Brian, mulai mengamati raut wajah Sasa yang kini terlihat sedang menahan amarah. Pria itu kemudian juga menoleh ke arah Brian yang masih menatap tajam Sasa. Kedua manusia itu seperti tengah berada dalam pertarungan mereka sendiri.

Karena dirasa suasana mulai tidak kondusif dan Bella masih belum mau turun tangan, maka Septian pun memutuskan untuk buka suara dan menjadi penengah diantara keduanya.

"Bang Brian, maaf nih ganggu.. tapi kan Sasa udah minta maaf dan dia juga bilang kalo lupa.. lagi pula konser masih 3 bulan, jadi masih banyak waktu buat persiapan..". Jelas Septian dengan hati-hati.

"Lo pikir band gue nggak butuh latian--"

"--Maaf ya semua, Brian lagi banyak masalah jadi agak sensi.. maafin ya sa..". Sela Surya cepat sebelum Brian mulai marah-marah lagi.

Brian sontak melihat Surya dengan wajah garangnya. Bisa-bisanya leadernya itu bilang bahwa ia sedang banyak masalah dan sedikit sensitif. Brian merasa kata-kata tersebut memalukan baginya karena membuat pria itu terkesan menjadi laki-laki baperan.

"Sur, lo apaan sih--"

"--Sssstt. Udah bang, lo udah kelewatan..". Kata Danang.

Wirya menganggukan kepalanya setuju. Ekspresi wajah pria itu juga menunjukan raut kekesalan. "Tau tuh, lo bikin malu tau nggak..". Timpalnya.

Sasa yang semula terbakar emosi, mendadak menjadi segan setelah Surya mengambil alih. Mau tidak mau Sasa pun menganggukan kepalanya kecil. Senyum manis yang sedikit dipaksakan juga kini terulas di wajahnya. "Iya bang, nggak papa.."

Lalu rapat pun kembali dilanjutkan seperti biasa. Walaupun suasana menjadi agak kaku karena para anggota EO yang lain menjadi cukup berhati-hati ketika menjelaskan laporannya agar tidak kena sembur dari enam hari khususnya anggota yang bernama Brian. Brian Wijaya, anak sulung dari salah satu pengusaha kaya raya di Indonesia yaitu Heru Budi Wijaya.

__________________________________

COY DAY6 HIATUS 😭 mau nangis..

Tapi meskipun begitu gue sebagai myday akan tetap mendukung day6 apapun yang terjadi. Gue berharap yang terbaik buat para member. Gue berharap para member bisa istirahat dan kembali sehat secara lahir dan batin seperti sedia kala dan kembali menemani kita lewat karya-karyanya..

My days gonna standing here as always to waiting you guys for coming back to us. Whenever you guys ready.. So, see us after the rain and lets make a new journey together again.. 💙💙💙💙💙

PARK SUNGJIN! PARK JAEHYUNG! KANG YOUNGHYUN! KIM WONPIL! YOON DOWOON! DE-I-SIK-SEU! 🐻🐣🦊🐰🐶

The ConcertWhere stories live. Discover now