Haechan terkekeh kemudian mengulum bibirnya sekilas, "Untuk apa kamu merasa bersalah? Kamu tidak melakukan kesalahan apapun."

"Tetap saja! Aku selalu menceritakan apapun yang membuatku resah padamu. Tapi kenapa kamu tidak pernah memberitahukan hal ini padaku? Kenapa kamu memilih diam?"

Terdengar helaan nafas dari bibirnya samar, ia beralih menatap langit jingga ketimbang Annata. Namun detik kemudian ia menatapnya lagi dengan seulas senyum yang dapat meluluhkan hati siapapun, "Aku bahagia. Lagi pula apa salahnya jika aku tinggal disini?"

Annata tertegun, ia memilih diam walaupun akhirnya kembali menangis, namun dengan sigap Haechan seka oleh jemarinya agar air mata yang menurutnya berharga tidak jatuh begitu saja.

"Maaf.. Tapi bisakah kamu bercerita sedikit tentang kehidupanmu? Ini tidak adil. Bukankah kita sudah menjadi teman semenjak malam itu?"

Haechan tersenyum, "Kamu boleh menanyakan semuanya padaku, tapi izinkan aku untuk menjelaskan sesuatu terlebih dahulu."

Annata kini berhenti menangis, mengulum bibirnya kemudian menatap Haechan dengan mata yang melebar.

"Soal tadi malam"

Deg

Hatinya kembali sakit begitu mengetahui apa yang akan Haechan bahas.

Ia menghirup dalam-dalam, entah apa yang akan dia dengar, tapi ia harus siap dengan kalimat yang akan Haechan lontarkan.

"Itu semua salah paham" mulai Haechan.

"Itu tidak seperti yang kamu lihat. Aku dan Somi. Kami tidak seperti itu" gugupnya.

Annata terkekeh, "Kamu ini kenapa? Lucu sekali. Memang apa yang aku lihat?"

"Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaanmu. Itu semua akal-akalan Jaemin. Aku berani bersumpah" Haechan mengangkat tangannya yakin akan pernyataan yang ia ucapkan.

Tapi itu membuat Annata tertawa, sekaligus lega.

Haechan menggenggam tangan gadis dihadapannya yang masih dengan sisa tawa, "Kumohon percayalah"

Annata bungkam, ia menelisik kedalam netra Haechan. Dan sepertinya anak laki-laki itu tidak berbohong.

"Maaf, sebelumnya aku sempat salah paham padamu. Kukira semua laki-laki sama saja, hanya dapat menyakiti perasaan wanita."

Haechan tersenyum dengan tangan yang masih bertaut, "Kamu menyukaiku?"

Annata tertohok, dengan segera ia mengibaskan tangannya didepan dada membuat Haechan tertawa pelan.

"ekhem--Kini giliranku bertanya" Haechan mengangguk.

"Maaf sebelumnya, tapi sejak kapan kamu tinggal disini?"

Laki-laki itu berfikir, "Aku sudah dirawat oleh Bunda sejak masih bayi. Dan kami pindah kesini 5 tahun yang lalu."

"Memang sebelumnya kamu dimana?"

"Disuatu tempat"

Itu membuat Annata penasaran, tapi ia hiraukan perasaannya.

"Kudengar ayahku sedang di Seoul"

"Benarkan?!" Haechan mengangguk.

"Kalau begitu kamu harus menemuinya"

Menurut Annata ini kesempatan yang bagus untuk Haechan bertemu dengan Ayahnya, ia pasti sangat merindukannya.

"Entahlah" pasrahnya.

"Kenapa? Ayahmu pasti merindukan putranya ini"

Haechan terkekeh, "Aku dibuang.
Dan jika memang benar dia merindukanku mungkin dia akan mencariku"

Who You? [HAECHAN]Место, где живут истории. Откройте их для себя