MY FEELINGS~ DIA SIAPA?

2 1 1
                                    

Ingatkan aku untuk selalu menjadi bayanganmu.
Karena hanya disana aku menemukan alasan untuk singgah.
-
THE PRINCES DARKNES

**✿❀   MENS SENTIMENTS ❀✿**

Disebuah ruangan kecil dengan cahaya remang-remang, terlihat seorang gadis yang kini tengah berbaring lemah diatas kasur berwarna putih yang berdiri kokoh didalam sebuah pondok. Terdapat banyak luka dan goresan ditubuhnya membuat gadis itu terlihat seperti mayat hidup ditambah wajah pucatnya. Disekitar tangan dan kakinya menampilkan tanda merah keungu-unguan yang terlihat sangat  memprihatinkan, seolah-olah orang yang memandang dapat mendapatkan aura menyakitkan yang terpancar dari tubuh gadis tersebut.

Suara air menetes perlahan, burung pelatuk mematuki pohon, dan suara daun ilalang menimbulkan gemersik suara membuat gadis yang tengah berbaring itu melenguh kecil, menandakan dia telah sadar semenjak tidak sadarkan diri dari kemarin malam.


Gadis itu membuka matanya, mengerlap-ngerlap kecil membiarkan iris biru langitnya menyesuaikan cahaya yang ditangkap retinanya disekeliling ruangan bernuansa pengap dan gelap.

Setelah retinanya menyesuaikan diri, gadis itu menatap sekeliling ruangan  yang dinding dan lantainya terbuat dari bebatuan khusus digunakan untuk pondasi bangunan. Mirip seperti pondok kecilnya dulu, pikirnya.

"Ternyata kau sudah sadar gadis Wizard."
Vania yang tengah merasa diajak berbicara kini menoleh keasal suara.
"Perkenalkan, namaku adalah Laduso, dan kau Vania kan? Aku seorang penyihir witch." Lanjut seorang kakek-kakek tua  memperkenalkan diri dengan elegan.

'Tunggu, apa? Seorang witch? Penyihir hitam?'
Vania yang sudah mencerna kata-kata yang keluar dari mulut lelaku tua itu membulatkan matanya terkejut, walaupun tubuhnya lemah, setidaknya kekuatannya tidak ikut melemah, karena terahkir kali Vania tidak menggunakan kekuatan apapun untuk melawana Zayn.

"Jangan mendekat, atau api ditanganku ini akan melahapmu!" Seru Vania seraya memunculkan api ditelapak tanganya  tanpa terlihat kepanasan sedikitpun.

"Apa kau kira aku takut?" Jawab Laduso sambil menaikan alisnya menatap Vania dengan sorot sinis.
"Apa kau menantangku?" Desis Vania tajam menunjukan mimik muka tidak bersahabatnya.

"Ohh, aku hanya bercanda hahaha..." Tawa laki-laki tua itu terdengar sumbang. Jelas sekali dia tidak sedang benar-benar tertawa.
"Kau disini karena Pangeran Zayn yang memerintahkanku." Lanjut Laduso sambil menunjukan wajah sok akrabnya.

'Tunggu, Zayn? Pangeran?' Batin Vania dalam hati. Jadi, kemarin Zayn yang menyelamatkanya, apakah itu berarti Zayn telah mengingatnya? Pikir gadis itu senang.

"Jangan terlalu bermimpi. Saat ini Pangeran Zayn hanya mendengar perintah ibu Ratu untuk mengobatimu. Pangeran Zayn sudah memiliki calon istri, dan kau yang membunuh calon istrinya tersebut, tapi jangan khawatir, jantung Putri Alicia telah ditemukan, jika sudah waktunya, Pangeran Zayn akan membangkitkan Putri Alicia." Jelas lelaki tua itu seperti mengerti apa yang tengah dipikirkan oleh Vania, membuat Vania melotot kearahnya.

"Be... Benarkah Zayn sudah memiliki tunangan?" Lirih gadis itu namun tetap dapat didengar Laduso.
"Ya, tentu saja, Pangeran bahkan sangat mencintai gadis tersebut. Hingga rasa-rasanya tidak ada gadis lain didunia ini yang bisa merebut hatinya."

Tidak mungkin!
Zayn tidak akan melupakanya semudah itu. Ini semua salahnya, karena dia telah membiarkan Zayn masuk kedalam hutan tersebut. Hutan yang kini sudah menjadi desa tersembunyi milik bangsa lighter. Vania terpukul, hati dan otaknya bekerja secara bersamaan. Dilain sisi hatinya terluka, tapi disisi lain otaknya penuh dengan tanda tanya.

𝒎𝒆𝒔 𝒔𝒆𝒏𝒕𝒊𝒎𝒆𝒏𝒕𝒔 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang