MY FEELINGS~ TAKDIR

6 0 0
                                    

   *:..。o○   HAPPY READINGS ○o。..:*

HUTAN TEDARKS adalah hutan yang terkenal lebat di dunia sihir dibanding hutan milik para fairy atau hutan kecil lainya. Hutan yang sudah dicap milik para Werewolf.

Hutan lebat itu tak jarang dijadikan tempat pelatihan para werewolf pemula yang dilatih agar menjadi werewolf bagian peperangan.
Disana, juga dikenal sebagai tempat habitat para hewan liar.

Bicara tentang hutan werewolf, Werewolf adalah mahluk seperti manusia yang mampu merubah diri menjadi serigala. Mereka bisa berganti shift jika dalam keadaan terancam.

Raja para werewolf dan Ratunya, memiliki seorang putra yang kini diberi gelar "Sang mata elang" Dikarenakan mata tajamnya seperti elang yang mampu melihat apapun didepanya dengan jarak maksimal 13 kilometer jauhnya.

Raja Victor dan Ratu Rella, bisa dibilang pemimpin di dunia sihir. Tidak ada yang berani untuk melawan kaum mereka. Terlebih setelah kelahiran Sang pangeran mata elang yang ditakdirkan dalam sebuah buku Alkitab milik sihir importal. Pangeran akan mengalami rekrenasi tidak sempurna. Dimana dia bisa saja meninggal, tapi setelah itu dia tidak akan melahirkan di dunia untuk melakukan rekrenasi, melainkan dia bisa berubah menjadi sosok apapun dalam usia yang dia inginkan.

Itulah mengapa Pangeran yang diberi nama Ressus itu ditakdirkan akan memberi pengaruh dunia. Sayangnya tidak ada yang tahu keberadaanya sekarang. Yang mereka tahu Pangeran telah melakukan rekrenasi dan bersembunyi. Dia akan keluar jika saat waktunya telah tepat.

Kembali mengenai Hutan Tedarks, di dalam sana, jauh dari permukiman para kaum werewolf yang tidak bisa dijangkau sembarangan orang, ada sebuah pondok kecil, terlihat seperti gubuk, namun bangunanya masih kokoh.

Didalan sana, terlihat seorang anak laki-laki berumur sekitar 18 tahun tengah sibuk melakukan sesuatu. Sedangkan di sampingnya terlihat seorang gadis cantik bersurai merah menatap laki-laki itu cemas.

"Shitt... Ini sulit sekali!" Bentak anak laki-laki itu tiba-tiba. Membuat raut wajah sang gadis di sampingnya semakin kentara.
"Hiksss... Ini semua salahku, andai aku menyerahkan diri saja, maka tidak akan seperti ini jadinya. Hiksss..." Ucap gadis bernama Vania itu sambil menangis tersedu-sedu.

Setelah mendengar kabar dari penasihat kerajaan yang mengutus burung elang untuk menyampaikan kabar tersebut, Vania hampir saja jatuh ditempat jika Pangeran Azraell tidak menahannya. Mereka berdua memutuskan pergi meninggalkan kota Atelia. Terdengar suara Jeritan-jeritan pilu, dan suara bariton membuat rasa bersalah dihati Vania semakin menjadi-jadi.

"Kau tidak perlu mengingat mereka." Ucap Pangeran Azraell membuyarkan lamunan Atelia.
"Tidak sepenuhnya salahmu, ini memang sudah takdir, jika kau merasa bersalah maka kau harus membalaskan dendamu itu untuk kaum vampir itu. Ingat semua sudah dituliskan oleh moonlight." Jelas Pangeran Azraell membuat Vania terkejut.

"Ma...maaf sebelumnya ta...tapi bukankah seharusnya anda marah karena kerajaanmu di...di serang, dan bu...kanya anda sedih melihat keluarga anda sendiri bertaruh nyawa?." Tanya Vania hati-hati supaya tidak menyinggung perasaan sang Pangeran.

"Marah? Apa aku harus marah-marah dan membunuhmu disini sekarang juga?" Kata Pangeran membuat Vania seketika menggeleng keras.

"Dan juga Sedih? Kenapa aku harus sedih, aku tidak ada hubungannya dengan mereka." Ucap Pangeran Azraell sinis seraya menatap tembok didepanya.
Ucapan sang Pangeran membuat penasaran Vania semakin bertambah. Ada yang aneh dengan keluarga Vania, tetapi, dia mencoba untuk tetap biasa saja.

Sesaat, terjadi keheningan diantara mereka. Mereka sibuk berkutat pada pikiran mereka masing-masing.
"Dengar, aku tidak suka jika ada yang mengungkit atau mempertanyakan sesuatu hal yang belum aku bahasa sebelumnya. Jadi, tolong nikmati saja alurnya karena aku akan berjalan mengikuti takdir bersamamu." Kata-kata terahkir Pangeran Azraell membuat darah Vania berdesir kuat. Jantungnya berdetak kencang daripada yang seharusnya.

"Apa katanya? Berjalan bersama? Sungguh! Apa itu artinya? Apakah Pangeran mencintaiku?" Tanya Vania pada dirinya sendiri di dalam hati.

"Baiklah, waktunya istirahat. Di gubuk ini ada dua kamar yang masih bisa kita pakai, kau tidur di kamar belakang, dan aku di depan. Aku akan berjaga-jaga bila ada sesuatu yang sekiranya mengancam. Kau mengerti?" Tanya Pangeran Azraell menatap kedua manik biru milik Vania.

"Te...tentu, aku mengerti." Jawab Vania gugup karena mereasa dirinya ditatap oleh sang Pangeran.
"Hmm, sekarang pergilah tidur." Ucap frontal Pangeran kembali dingin. Membuat Vania cepat-cepat beranjak dari tempatnya.

Malam itu, mereka beristirahat tenang di dalam kamar mereka masing-masing. Mengisi tenaga yang hari ini banyak terkuras. Mempulihkan energi yang hari ini mereka gunakan.

                 ●○●○●○●○
Keesokan harinya, sebelum sang Pangeran terbangun, Vania memutuskan memasak untuk sang Pangeran. Dirinya berterimakasih kepada Pangeran karena telah menjaga dan peduli terhadapnya. Vania menutuskan untuk pergi kedapur.

𝒎𝒆𝒔 𝒔𝒆𝒏𝒕𝒊𝒎𝒆𝒏𝒕𝒔 Where stories live. Discover now