Bab 10 Kali Pertama

1.6K 127 83
                                    

Dua hari lagi Vito akan pergi selama 45 hari lamanya meninggalkan Chika sementara. Jangan ditanya bagaimana perasaan Chika saat ini. Ada rasa tak rela melepas Vito setelah selama satu bulan lebih menemani hari-harinya. Mengantar dan menjemputnya ke dan dari sekolah setiap hari. Ada sebuah perasaan tak tenang di dalam dadanya sana. Seperti berat, takut, dan perasaan negatif lainnya.

Sebulan belakangan ini, mereka memang semakin dekat, tak jarang juga Vito secara terang-terangan mengatakan kalau dia menyayangi Chika. Tapi sebenarnya, tanpa diucapkan pun, tindakan Vito sudah menunjukkan kalau dirinya amat menyangi Chika. Tindakan-tindakan kecil Vito, acap kali membuat Chika tertegun, dadanya masih saja bergemuruh mendapatkan tindakan manis dari laki-laki itu. Perlakuan yang begitu lembut dari Vito, tatapan teduh dan menenangkan, rengkuhan hangat dari tangan kekarnya, juga cara laki-laki itu melindungi Chika, itu semua wujud kasih sayang Vito ke Chika. Chika suka, sangat bahkan!

Vito telah menjadi candu untuk Chika. Bau parfum, senyum manisnya, pun detak jantungnya seperti zat adiktif yang dapat membuat Chika ketergantungan. Sayangnya itu benar-benar telah terjadi sekarang.

Mungkin, mulai besok, ia harus pandai mengontrol hastrat ketergantungan itu, jangan sampai ia uring-uringan tidak jelas karena tidak mendapatkan stimulus hari-harinya. Selama 45 hari kedepan ia harus merelakan 'zat adiktifnya' menghilang sejenak dari kehidupan. Agak aneh memang, dulu sebelum Vito hadir, ia biasa menjalani hari-harinya sendiri. Tapi, kenapa ditinggal begini saja rasanya berat? Ah– bucin sekali Yessica Tamara ini.

Kurang tepat juga jika harus dijudge sebagai salah satu anggota budak cinta. Setiap orang memiliki kebahagiaannya masing-masing, dan Vito, kini menjadi salah satu kebahagiaan dalam diri Chika. Bayangkan, jika jarak dan waktu merenggut satu unsur yang dapat membuat hari-hari kalian lebih hidup, apa rela? Meskipun nantinya ia akan kembali ke diri kita.

"Cuma 45 hari, Chika. Gak lama kok,"

Kalimat Vito, awalnya membuat Chika tenang, hingga pada akhirnya ada kalimat yang menyebabkan Chika memiliki berbagai macam pikiran negatif seperti sekarang ini.

"Biasanya, kalau KKN, banyak yang hubungannya kandas lho, Chik. Banyak yang cinlok soalnya,"

Tak usah bertanya siapa yang melontarkan kalimat itu, jelas Nabila, siapa lagi? Perkataan yang begitu nyaring terdengar di telinga Chika kemarin sore. Perkataan yang menimbulkan rasa ngilu di hatinya sana. Memang kurang ajar pacar Zee itu, dia yang semangat menyatukan Vito dan Chika, dia juga yang membuat hati Chika terombang-ambing.

"Hahhh," Chika langsung menghembuskan nafas kasarnya berbarengan dengan membanting punggungnya ke jok mobil Vito.

"Kenapa? Capek ya?" tangannya langsung terjulur untuk mengusap rambut Chika yang agak lepek karena keringat.

"Mau makan dulu?" tawar Vito. Dia mengangkat tangannya, meraih beberapa lembar tissu untuk mengusap keringat yang masih tertinggal di dahi dan wajah Chika. Tangannya berhenti tepat sebelum ia mengusap keringat yang ada di dagu Chika. Ia tertegun saat Chika menekuk bibirnya ke dalam untuk sedikit dibasahi. Buru-buru ia menjauhkan tangannya dari sana dan membuang pandangannya ke sembarang tempat.

"Gak usah kak, tapi nanti bawa mobilnya pelan-pelan aja ya?"

"Nanti lama nyampenya, kasian kamu, kayaknya capek banget gini," Vito menunduk, pura-pura membersihkan tanganya dengan tisu. Padahal tisu yang ia gunakan saat ini, merupakan tisu yang sama yang ia gunakan untuk mengusap keringat Chika.

Tak mau ambil resiko, setelah cukup tenang, Vito menyodorkan kotak kertas selampai itu di depan Chika dan mengisyaratkan gadis itu untuk mengusap keringatnya sendiri yang masih tertinggal di lehernya. Chika menurut.

Rhythm Of Loveحيث تعيش القصص. اكتشف الآن