Haechan menuju kantin bersama Lucas dengan bersungut sungut.
Masa iya tadi dia dibangunin sama pak Leon waktu tidur. Parahnya lagi, dia pikir Mark yang memanggilnya.
Kan gak enak bangun di pertengahan tidur. Padahal tadi dia mimpi ketemu Siwon super junior.
"Mau pesen apa Lo? Biar gue yang pesenin". Tawar Lucas.
"Lo traktir ya!" Ucap Haechan.
"Emang Lo gak dikasih duit sama bibi Lo?". Haechan selama ini tinggal bersama bibinya.
Ibunya sudah meninggal. Sedangkan ayahnya pergi entah kemana setelah membunuh ibunya.
"Oh ayolah! Lo gak mau traktir temen Lo ini?" Haechan memasang wajah imut.
"Hufftt.. yaudah, mau pesen apa?" Lucas akhirnya mengalah. Toh, dia punya orang tua kaya.
"Bakso deh!" Mood haechan membaik, karena Lucas mau mentraktirnya.
"Ok! Tunggu sini!" Haechan mengangguk sebagai jawaban.
Haechan mengedarkan pandangannya pada sekeliling kantin. Dan mendapati sosok Mark.
"Mark!" Mark menoleh sekilas. Namun kembali melanjutkan acara mengisi perutnya.
Haechan menghampiri meja tempat Mark makan. Dan duduk tepat di samping Mark.
"Mark". Panggil haechan.
"Mark".
"Mark!" Haechan berteriak tepat di telinga Mark.
Mark melotot.
"Lo tuh ya!" Jari Mark menunjuk haechan.
Tanpa aba aba, haechan menggenggam jari Mark yang digunakan untuk menunjuk wajahnya tadi.
Mark kini beralih menatap tangannya yang digenggam haechan.
Mark melepaskan genggaman secara sepihak dan langsung pergi meninggalkan haechan.
"Ngapain Lo disini? Tuh baksonya". Lucas menghampiri haechan dan menunjuk bakso yang sudah ada di meja kantin.
"Makan Lo aja deh! Gue gak laper". Haechan langsung pergi meninggalkan lucas yang tengah mengumpati dirinya.
Benar dugaan Haechan. Mark sekarang ada di dalam kelas.
Haechan duduk di bangkunya. Lebih tepatnya di samping Mark.
"Mark! Kenapa Lo pergi tadi?" Haechan langsung membuka pembicaraan.
"Emang kenapa?" Mark malah bertanya balik. Tapi haechan senang karena akhirnya Mark mau menanggapinya.
"Ya... Nggak, kan gue pengen sama Lo".
"Ngapain?"
"Gue kan suka sama lo". Ucap Haechan tanpa ragu ragu.
Mark menatap kedua iris mata haechan. Sepertinya Mark sudah lelah. Haechan tak mungkin akan berhenti mengganggunya.
"Chan..." Panggil Mark lesu.
"Ya?" Haechan gembira. Entah sekarang degup jantung haechan mengalahkan cepatnya valentino Rossi.
"Kita temenan aja ya". Haechan menunduk. Untuk kedua kalinya ia ditolak.
"Tapi Mark, gue ngeharap lebih dari itu".
"Tapi gue gak bisa Chan".
"Makasih ya, udah mau bicara sama gue" haechan tersenyum miris.
"Lo marah?" Tanya Mark.
"Nggak".
"Sedih?".
"YA IYALAH MARK!" Haechan berteriak.
"Maaf".
TBC.
Ini part-nya emang dikit.
Jgn lupa klik yang dipojokan.
Makasi Uda baca。◕‿◕。
YOU ARE READING
SECRET ^MarkHyuck^
Fanfictionhanya bagi penyuka yaoi. (Yaoi) (markhyuck) Mark donghyuck
