Bab 10: Pesan [18+]

49.7K 1.9K 25
                                    

LISA POV

INI hari Selasa, berarti aku akan menghabiskan malamku dengan Jennie. Pagi ini di kantor, aku tidak berhenti bekerja karena aku ingin mengatur semuanya agar aku bisa menghabiskan malamku dengan tenang. Eomma bahkan datang untuk melihatnya dan beliau terkejut mengapa aku bisa sangat fokus. Aku sudah melakukan serangkaian meeting dan janji, jadi sekarang aku sangat lelah, untungnya aku sudah selesai dua jam sebelumnya, jadi itu memungkinkanku untuk bisa pulang dan tidur siang.

Aku bersiap untuk menjemput Jennie, aku mengambil kunci mobilku dan memeriksa sekali lagi di cermin, apakah rambut dan wajahku baik-baik saja, sebelum meninggalkan apartemen aku mengambil sepasang sepatu kets yang aku beli untuk Jennie beberapa hari yang lalu, sejak pagi tadi dia memakai sepatu hak tinggi, aku yakin kakinya akan kesakitan karena dia tidak terbiasa.

Aku segera mendekati kampus dan melihat Jennie berdiri di depan pintu masuk. Dia tampak sedikit kelelahan, aku pikir dia telah berhasil. Aku memarkir mobilku dan mengambil tas yang berisi sepasang sepatu kets. Ketika dia mengangkat kepalanya, aku ingin menciumnya dan membawanya kedalam pelukanku, tentu saja aku tidak menahan diri. Aku memeluknya dan memberikan ciuman yang manis, dia memerah dan aku menciumnya lagi, dia terlalu manis di saat seperti ini.

"Apakah kamu berhasil? Kamu terlihat sedikit kelelahan." aku mengusap wajah kecilnya dengan ibu jariku.

"Yah, salah satu profesorku tidak masuk hari ini, jadi aku menghabiskan waktu luangku di ruang gym. Lalu aku mandi air hangat, itu membuatku merasa lebih baik."

"Malam ini kita akan bersantai, jangan khawatir." aku mencium ujung hidungnya. "Ini, ganti sepatumu dulu, aku tau kakimu sakit, jadi aku membawakanmu sepatu kets." aku memberikan tas berisi sepatu.

"Terima kasih," katanya lalu berjingkat untuk mencium pipiku. Dan sekarang giliran aku yang memerah.


🔸🔸🔸

Kami sekarang berada di apartemenku, aku bersikeras menyuruh Jennie untuk beristirahat di sofa ruang tamu dan aku akan memasak makan malam. Aku akan memasak steak au poivre flambè au whisky disajikan dengan kentang panggang, dan untuk sentuhan terakhir aku memberi anggur merah dari bordeaux. Aku menata meja, meletakkan dua piring dengan alat makan dan dua gelas wine. Jennie duduk di depanku, matanya terbuka lebar saat melihat meja.

"Wahhh! Kamu tidak pernah bilang padaku kalau kamu adalah seorang koki."

"Hahahaha tidak Jennie, tidak. Sebenarnya kamu orang pertama yang akan mencoba masakanku, aku tidak pernah memasak untuk orang lain sebelumnya." aku mengatakannya dengan tulus dan itu benar. Terakhir kalinya aku memasak nasi goreng kimichi dan itu untuk diriku sendiri dan juga untuk yang pertama kalinya. Kami terus makan sambil membahas mimpi kami, hal-hal yang suka kami lakukan, hal-hal yang kami akan kami lakukan meskipun itu dibuat-buat.

"Melompat dengan parasut?"

"Ya, aku ingin terjun payung. Itu adalah hal yang tidak pernah membuatku takut dan aku tidak tau kenapa." dia kadang-kadang aneh tapi masih terlihat lucu. "Bagaimana denganmu? Apa yang akan kamu coba lakukan?" aku meluangkan waktu untuk berpikir dan berfantasi tentang satu hal yang tidak pernah aku sadari.

"Aku ingin berhubungan seks di taman hiburan." dia memuntahkan wine dan wajahnya menjadi merah. "Ya, mengapa tidak? Ada begitu banyak suara di taman hiburan, dan ketika kita bercinta, kita bisa berteriak sambil mendengarkan sesuatu yang lain." aku menjelaskan padanya seperti itu adalah hal yang sangat serius. "Hum Jennie...... Terakhir kali kita bercinta aku tidak memakai pengaman.... Apapun..... Aku tidak-"

MY SUGAR DADDY - (jenlisa id)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu