2. Konspirasi Pengusiran

1.5K 164 33
                                    

Seperti biasanya, tiap hari besar TNI aku akan update. Kebetulan ini juga bulan Ramadhan, aku mau update deh yang ini. Padahal harusnya nanti setelah Irwan dan Sabiya tamat.

SELAMAT HARI ULANG TAHUN YANG KE 69
KOMANDO PASUKAN KHUSUS
CINTA NKRI🇮🇩

Selamat berpuasa bagi yang menjalankan nya 🍂 Mohon maaf lahir batin🤧

Karena ini bukan hanya kisah dua orang, jadi mohon mengerti ya kalau cerita nya panjang🌪

Karena ada dua kisah di sini, Hamdan dan Fania juga Rega dan Zuhroh

Aku usahain semaksimal mungkin supaya kalian nggak bingung bacanya🐊🦁

Fania menghela nafas panjang setelah mendengar keputusan Ayahnya--Faruq Kottaman Darmawangsa yang mengirim nya ke 'lokasi maksiat menggoda iman'--kalau kata Zuhroh--sahabatnya.

"Ini keputusan yang tepat, Fania. Jangan lupakan sesuatu yang sudah Kamu ucapkan. Ingat? Kamu bersedia Ayah kirim ke sana jika Kamu berulah lagi?"

Merenggut, Fania mendengus jengkel."Emang Fania ngapain si Ayah? Kan cuma 'sedikit jahil' aja sama ajudan Ayah."Kemudian meringis sehabis melakukan pembelaan.

"Sampe kepalanya bocor gitu?"Faruq geleng-geleng sembari memijat kening nya."Ayah gak habis pikir sama tingkah Kamu! Bisa-bisanya nyelakai orang hanya demi kepentingan pribadi. Kamu tau kenapa beliau selalu mengikuti Kamu kemana pun?!"

"Untuk jagain, Fani."Lirih Fania menundukkan kepalanya, sedih karena sang Ayah hanya marah tanpa bertanya alasan di balik tindakan nya yang memang keterlaluan.

Faruq menatap tajam putrinya, Panglima tinggi TNI itu tampak kewalahan menghadapi Putri satu-satunya. Jantungnya hampir lepas saat mendengar ajudan kesayangan nya celaka sebab Putrinya sendiri yang di bantu teman nya."Ini demi kebaikan, kamu. Di sana Kamu akan belajar banyak hal, dan bisa bersyukur lebih baik atas karunia Allah yang selama ini mungkin luput dari perhatian mu. Kamu akan tau betapa berharganya kehidupan dan kejamnya dunia."

Fania lalu menatap sang Ayah dengan berani, ia terkekeh kecil dengan wajah menahan tangis."Ayah pernah gak si nanya Fania kenapa Fania berbuat hal nakal terus-terusan?"

Selalu bungkam respon Faruq tiap kali anaknya memandang tajam seolah kebencian dari mata Fania segera mematikan Faruq.

"Fania mau di perhatiin sama Ayah! Fania mau di omelin sama Ayah! Fania mau di tanya kenapa Fania nakal! Kenapa Fania gak nurut! Fania mau nangis di bahu Ayah! Fania mau punya Ayah yang peduli sama Fania!"

Kepala Faruq segera menghindar dari penyerangan Fania, ia memandang samping dengan perasaan pedih."Mungkin kamu yang gak pernah sadar betapa Ayah sangat peduli sama Kamu, Nak."

Tangan Fania terkepal erat, ia menunduk dalam."Itu karena Ayah sedikit pun gak perhatian sama Fania!"

Faruq menghela nafas berat."Ayah sayang kamu, Fania."Ujarnya lemah, sambil menunduk tak kuat memandang sang putri yang memancarkan aura permusuhan."Setiap detik, Ayah selalu terbayang wajah mu. Ayah selalu khawatir sama kamu, Ayah tidak pernah lewat memikirkan mu."

"Sayang? Apa kasih sayang Ayah itu dengan cara mengirim ajudan untuk jaga Fania! Bukan itu yang Fania mau, Yah! Bukan itu!"Jerit Fania."Fania ingin Ayah turun langsung mengasuh Fania! Bukannya malah di kirim ke markas TNI untuk di didik begini!"Fania berdecak."Kenapa Ayah gak terang-terangan aja bilang kalau Ayah malas dan gak sudi ngajar Fania!"

Di bawah Pintu Pengabdian Where stories live. Discover now