Sejenak kemudian pijakan Zen terasa berat dan dia jatuh ke tanah dengan posisi telentang. Valkyrie langsung berlari, mengangkat palu besarnya dan hendak memukul Zen.

Ditangkis. Pria di depannya sempat menendang palu tersebut dan mengubah arah gerak palu musuh yang kemudian menghantam tanah di samping tubuh Zen. Itu adalah cara yang pintar untuk menghindari serangan langsung. Aku masih fokus dengan pertarungan ini hingga melupakan seseorang yang ada di sampingku. Saat ku menoleh, ternyata paman juga menonton dengan serius, bahkan beberapa kali kulihat dia sedang mencatat di atas kertas kecil itu. Entah apa isinya, dugaanku mungkin sebuah analisis.

Pertarungan masih berlanjut. Zen tampak menyeringai ketika menahan beberapa serangan lawan. "Jangan lupa berkedip nona Valkyrie!"

Benar saja, satu detik kemudian muncul sebuah cahaya yang bersinar di tengah lapangan. Valkyrie merasa silau ketika melihat Zen, tubuh pria itu bercahaya hingga dia terpaksa untuk bergerak mundur. Kesempatan ini digunakan Zen untuk berusaha bangkit. Aku takjub dibuatnya, hebat, meskipun terkena silauan cahaya oleh kekuatan Zen, namun Valkyrie masih bisa mengontrol kekuatan gravitasi nya.

Zen berlari mengambil kedua tombak pedangnya. Kemudian dia menyatukan kedua tombak miliknya. Tak hanya menyatu, tapi juga ukurannya menjadi besar. Tombak pedang itu melayang lurus menghadap musuh siap untuk dilemparkan. "Kau harus berusaha lebih keras lagi!" Setelah mengucapkan itu, tombak Zen melesat menyebabkan efek luar biasa yang tak diduga.

Debu yang diakibatkan serangan tadi menutupi semua hal yang ada di lapangan, hingga akhirnya semua yang terjadi mulai terlihat secara perlahan. Tidak mungkin, apakah ini nyata? Bahkan semua yang ada disini terkejut karena tombak itu berhenti. Valkyrie hanya menggenggam tombak lawan dengan satu tangan dengan sangat mudah.

Ray tersenyum miring, dia sangat bangga ketika tombak itu berhasil digenggam. "Ini adalah kemampuan lain yang Valkyrie miliki. Kemampuan ini berguna untuk mengubah pertahanan secara drastis pada titik tertentu dengan akurasi dan stabilitas yang tinggi. Saat ini, Valkyrie menggunakannya pada bagian tangan untuk menggenggam tombak musuh," ucapnya menjelaskan.

Zen menanggapi dengan tersenyum, "Hahaha, kau memang lawan yang sepadan Valkyrie. Tapi, kemampuan itu pasti memiliki kelemahan bukan? Maksudku kau mengorbankan pertahanan tubuhmu pada titik yang lainnya."

Tidak terasa, waktu berjalan begitu cepat, sudah lama bagi kedua roh itu bertarung. Akhirnya kedua belah pihak merasa lelah. Tapi tidak ada satupun dari mereka yang menyerah. Mereka masih berusaha meskipun hembusan nafas mulai terengah-engah.

"Sial. Kau kuat juga ternyata," Zen masih sempat mengatakannya walaupun kehabisan nafas. Keadaan saat ini mereka berada pada sudut terjauh. Mereka mengambil nafas masing-masing agar dapat mengalahkan lawan mereka.

"Cih, jangan remehkan wanita!" Pada pertarungan sengit yang telah terjadi beberapa waktu lalu, menurutku Zen lebih unggul. Valkyrie sudah terkena banyak sekali serangan dari lawan. Namun dia juga beberapa kali berhasil membalikkan keadaan.

"Akan ku akhiri ini dengan cepat." ujar Zen. Seketika turun seekor naga cahaya dari langit. Sangat besar hingga membuat siapapun yang melihatnya akan merinding ketakutan. Naga itu berwarna putih dengan sayap yang lebar dan ekor panjang. Tak lupa kakinya yang kokoh juga dilengkapi dengan kuku tajam. Dia terbang ke bawah mengarah pada Valkyrie. Namun hal itu tidak membuat wanita berbaju besi menjadi gentar. Dia malah bersiap untuk melawan naga yang menghampirinya.

Belum sampai menginjak tanah, namun naga itu sudah membuka mulutnya. "Serang!". Cahaya mulai berkumpul pada satu titik di mulut sang naga. Beberapa saat kemudian dia menembakkan cahaya tersebut.

Boom

Sangat besar dan kuat. Namun cahaya itu tidak berhasil melukai tubuh Valkyrie. Paman Alex di sampingku membuka mulutnya dengan lebar karena terkesima, "Tidak mungkin, kemampuan sekuat itu, ditahan oleh Valkyrie." Aku setuju, sekuat apa mereka berdua hingga pertarungan ini belum selesai.

"Bahkan rumah ini akan hancur jika terkena cahaya yang dikeluarkan naga itu," ujarku. Gina sang pemilik roh bernama Zen juga terkejut karena serangannya ditahan oleh lawan. "Wah, dia kuat juga karena bisa menahan serangan itu."

Permukaan tanah yang ditutupi dengan batuan rapi, kini telah hancur. Bahkan sudah tidak rata lagi. Terdapat sebuah lubang besar di sana dengan seseorang yang berdiri di tengahnya. Ternyata beberapa saat sebelum cahaya kuning itu ditembakkan, Valkyrie sempat menggunakan kemampuannya untuk berubah wujud.

Ketika dilihat lagi, penampilannya benar-benar berbeda. Dia tidak lagi mengenakan pakaian besinya. Tubuhnya tertutupi oleh kain biasa. Namun kini, dia memegang sebuah piringan besi berbentuk lingkaran di tangan. Itu adalah perisai.

Palunya yang besar juga berubah menjadi lebih kecill. Namun gagangnya masih tetap panjang. Zen tersenyum, "Hebat." Hanya itu yang dia ucapkan. Kemudian Zen menancapkan kedua tombak pedangnya ke tanah. Naga yang sudah turun di arena pertarungan tadi mengeluarkan cahaya. Beberapa detik, hingga naga itu mulai menghilang. Valkyrie tak menyangka, ternyata naga yang menyerangnya berubah menjadi baju besi yang kini digunakan oleh Zen.

Gina sedikit kesal karena serangan cahaya tadi bisa ditahan oleh lawan, "Ini adalah kemampuan paling kuat milik Zen, mengubah naga cahaya menjadi sebuah zirah. Pertahanan dan kekuatannya akan meningkat seperti seekor naga." Aku paham, permainan ini akan segera berakhir, mengingat mereka telah menggunakan seluruh kemampuannya.

"Hei paman, sebentar lagi pertarungan akan berakhir. Jika paman bertanya siapa yang akan menang, maka aku akan menjawab Valkyrie. Karena dalam tahap ini, dia akan sangat leluasa menggerakkan palunya, dan dampak pukulannya jauh lebih besar dari sebelumnya," ujarku tanpa memalingkan wajah dan terus menatap pertarungan antar temanku. Rasanya seperti tidak ingin ada hal yang dilewatkan.

Begitu juga dengan Paman Alex. Dia juga tidak ingin melewatkan kesempatan, "Aku akan memilih Zen. Dari gaya bertarungnya yang aktif, diimbangi dengan banyak stamina dan kepintaran. Aku yakin dia akan memenangkannya." Pendapat itu masuk akal. Baiklah, mari kita lihat siapa yang akan memenangkan pertarungan ini.

"Kita akan melihatnya nanti, Paman."

Zen dan Valkyrie bertarung begitu sengit, meskipun tenaga sudah banyak terkuras. Kini Valkyrie berada dalam mode terkuatnya. Sedangkan Zen dengan kemampuan terakhirnya pula. Itu artinya, kemenangan ditentukan oleh gaya bertarung di lapangan nanti.

Gerakan mereka sangat cepat. Lebih gesit dari sebelumnya. Pertahanan dan kekuatan mereka juga meningkat. "Sialan instingmu lebih tajam dari sebelumnya," Zen menatap kesal ke arah Valkyrie. Dia kewalahan menghadapi Valkyrie. Begitu juga dengan lawannya yang kewalahan menghadapi serangan Zen.

Diluar barrier, Ray bersikap lebih santai dari sebelumnya. Dia terlihat begitu percaya diri, "Memang benar. Meskipun baju besi Valkyrie tidak digunakan, dia masih bisa bertahan menggunakan kemampuannya. Kontrolnya menjadi sangat stabil ketika menggunakan mode ini. Sehingga serangan fisik apapun tidak akan berpengaruh padanya."

Zen berdecak kesal. Dia tidak akan menarik tekadnya untuk mengalahkan Valkyrie, "Sialan. Aku tidak peduli dengan ucapanmu. Karena aku akan segera mengalahkan roh milikmu, Valkyrie." Tapi roh yang dimaksud hanya tertawa. Kemudian Valkyrie menatapnya serius tanpa ada keraguan sedikitpun.

"Jangan banyak bicara. Ayo kita lanjutkan!" Seru Valkyrie. Zen langsung berlari mendekati Valkyrie untuk menyerang. Kali ini pertarungan fisik, karena energi mereka telah habis. Hal itu menyebabkan mereka tidak bisa menggunakan kemampuan. Jika mereka menggunakannya, maka bisa jadi mereka akan tumbang terlebih dahulu.

Aku tidak bisa melihat pertarungan ini karena permukaan di tengah sana telah hancur berantakan, menyisakan tanah kering dan berdebu. Pandangan semua orang yang berada diluar barrier menjadi sangat terbatas. Kecuali bagi para roh, keduanya menggunakan insting dan reflek yang baik untuk menyerang ataupun menghindar.

"Aku benar-benar tidak bisa melihatnya. Menyebalkan. Padahal aku ingin melihat salah satu diantara mereka menjadi pemenang," ujarku kesal. Yang sebelumnya menatap dengan serius, kini tatapanku berubah menjadi jengah.

Argh

Aku mendengar suara yang aneh yang berasal dari dalam barrier. "Apa yang terjadi?" Tanyaku sambil menatap wajah Paman. Tapi dia juga tidak tahu, dia hanya menggeleng.

Bersambung ...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 29 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Last Hero (On Going)Where stories live. Discover now