Chapter 4

99 16 4
                                    

Setelah membuat pelindung, kini mereka tinggal memulainya saja. Nampak sebuah keraguan yang terukir di wajah Gina. Dia terlihat seperti tidak ingin melawan orang yang berdiri di depannya. Kau tahu, sebenarnya dia memendam rasa kepada Ray, tapi tidak ada yang mengetahuinya kecuali diriku. Aku juga tidak tahu mengapa dia memberitahuku.

"Ada apa?" Pertanyaan yang terlontar dari bibir pria di depannya. Dia melihat ada yang berbeda dari Gina seolah tahu dengan keadaan temannya itu. Namun, Gina hanya menggeleng.

"Kenapa kau tidak mengeluarkan Valkyrie?". Basa basi, dia mencoba memurnikan keadaan melalui pertanyaan yang muncul di kepalanya.

"Ladies first!"

Gina mengangguk tanda paham akan perintah tersebut. Sosok roh kemudian muncul di sampingnya. "Zen, hari ini kita akan latihan melawannya. Aku mempercayakan semua padamu." Tampak seorang pria mengenakan pakaian kerajaan berwarna emas dan sedikit perpaduan warna merah. Pakaian itu tidak terbuat dari besi, melainkan dari kain berbahan dasar khusus. Roh yang dipanggil Zen itu berdiri tegak dan gagah membawa kedua bilah tombak di tangannya.

Namun jika dilihat lebih dekat lagi, senjata itu bukanlah sebuah tombak, melainkan pedang bermata satu dengan gagang yang panjang sehingga terlihat seperti tombak. Aku merasa sedikit kagum, bentuknya sangat unik, ini pertama kalinya aku melihat senjata milik Zen. Selama ini, aku hanya melihat pakaiannya saja.

Ini adalah kali kedua aku melihat kekuatan milik Zen. Sebelum itu, aku hanya melihat kekuatan Zen ketika pelajaran pengendalian roh di sekolah. Saat itu, guru kami meminta para siswa untuk menunjukkan kekuatan roh pelindung mereka.

Tidak lama kemudian, sang lawan menampakkan wujudnya dan tersenyum "Halo Zen, sudah lama kita tidak bertemu." Valkyrie muncul dengan berkharisma. Menggunakan senjata andalannya yaitu palu yang cukup besar itu. Zen hanya terkagum, "Kau jadi semakin cantik saja nona Valkyrie. Lebih baik kau mengalah karena aku sedang tidak ingin melukaimu." Yang dimaksud hanaya berdecit, dia tahu kebiasaan pria di depannya.

"Jangan banyak bicara. Lebih baik kita mulai saja sekarang!" Seru Valkyrie. Dia memposisikan kuda kudanya dengan baik. Palu besarnya dibawa sambil berlari mendekati lawan. Meskipun terlihat berat, namun bagi Valkyrie terasa sangat ringan saat membawanya, berbanding terbalik jika palu miliknya digunakan oleh orang lain.

Zen tersenyum miring. Dia sepertinya siap untuk melawan temannya. Badannya sudah memposisikan kuda-kuda untuk menahan serangan yang akan datang. Ketika sudah dekat, Valkyrie melompat dan menghantam musuh dengan palunya. Namun serangan itu dihindari oleh Zen. "Serangan frontal seperti itu tidak akan membuatku kalah."

Zen berlari mendekati Valkyrie. Dia melempar salah satu tombaknya dan berhasil dihindari lawan. Kesempatan itulah yang Zen cari. Ketika Valkyrie kehilangan fokus guna menghindar, Zen sudah berada pada titik buta lawan, bagian punggung. Dia merendah dan menendang Valkyrie. Serangan itu membuat Valkyrie terdorong ke depan. Dia membalik badan sambil mengayunkan palunya secara horizontal untuk menyerang Zen yang berada di belakang. Gagal. Serangan itu ditahan dengan tombak lawan. Mata mereka bertatapan untuk beberapa saat. "Aku sudah memperingatkanmu!" Ujar Zen.

Valkyrie membalasnya dengan ekspresi kesal, "Cih!"

Tanpa disadari, Valkyrie mengekang senjata lawan yang hanya tinggal satu dengan kakinya. Dan tangannya meninju wajah Zen. Tentu saja hal itu terjadi begitu cepat. Karena kehilangan fokus, Zen melepaskan genggamannya dan kini dia sama sekali tidak mempunyai senjata.

Merasa tinjunya tidak cukup, Valkyrie mengayunkan palunya lagi, namun dihindari dengan cara melompat jauh ke belakang. Valkyrie melanjutkan dengan memutar palunya di atas kepala dan menghantamkan ke tanah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Last Hero (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang