i. Awal Dari Segalanya

651 125 35
                                    

Aku melempar kemasan yang sudah punah isinya itu dengan sembarang. Biarlah sementara sampah plastik itu tergeletak begitu saja, toh sebentar lagi juga akan ada robot pembersih yang menghampirinya. Memang benar kata ibu, pekerjaan rumah yang digantikan oleh robot jelas akan meringankan beban, juga membuat manusia menjadi semakin malas. Contohnya aku.

Kegiatanku saat ini adalah berbaring di kasur sambil menonton film bergenre science fiction yang terpampang pada panel super besar yang mengambang. Kemudian aku proyeksikan pada salah satu dinding kamarku. Kalau kalian tidak terbayang, bisa dikatakan ini adalah panel hologram, fungsinya berbagai macam, mulai dari bisa digunakan sebagai layar film, sampai berkomunikasi jarak jauh.

Saat aku masih kecil, saat-saat dimana aku belum ingat, ibu bilang bahwa orang-orang masih menggunakan telepon genggam. Bentuknya pipih, aku pernah lihat di website pencarian. Sepertinya dulu orang-orang cukup kerepotan membawanya, tidak seperti sekarang yang hanya perlu mengenakan perangkat kecil seperti headset yang disangkutkan pada daun telinga. Ketika seseorang hendak berkomunikasi, akan muncul suara otomatis yang sekaligus menyebutkan nama pemanggil. Apabila ingin dijawab, akan muncul panel di hadapan wajah kita, itu diproyeksikan dari benda yang menyangkut pada telinga.

Yah, kurang lebih seperti itu. Bentuknya juga ada yang berbentuk kacamata, kedua bentuk itu dijual bebas sehingga orang bebas ingin memiliki yang mana. Punyaku berbentuk seperti headset kecil yang menggantung pada telinga.

Tangan kiriku menyelinap ke balik kaus hitamku dan mendaratkan telapak tangan tepat di atas perut bulatku. Tak ada alasan khusus, entah kenapa hal tersebut sangat nikmat untuk dilakukan bagiku. Sensasi hangat dari telapak tanganku bisa tersalurkan kepada permukaan kulit perut buncit ini. Aku tidak peduli apakah tidak ada perempuan selain dirinya melakukan hal serupa atau tidak, yang penting diriku merasa nyaman.

Sesaat aku melirik ke kiri, alat berbentuk seperti headset itu memunculkan ikon jam. Aku menekan pelan ikon jam yang mengambang dari hasil proyeksi alar canggih ini, hal tersebut memunculkan empat angka yang memiliki arti waktu saat ini. Tertera 17.28, sedetik kemudian angka delapan berubah menjadi angka sembilan. Artinya tidak lama lagi ibu akan pulang, sebab ini sudah melawati jam pulangnya pegawai kantoran, dan mungkin ibu sedang di perjalanan pulang.

Aku memutuskan bangun dari posisi nyaman dan bangkit dari kasur, diperindah dengan helaan napas berat. Aku harus membuat makanan, tentunya instan.

Rupanya ruang tengah sangat gelap sebab belum dinyalakan lampu, hanya ada pencahayaan seadanya dari sisa matahari terbenam. Ditambah keadaan rumahku yang terasa benar-benar sepi, tampaknya adikku sedang tidur. Sembari berjalan ke dapur, aku menyalakan lampu ruang tengah menggunakan sensor suara, "Turn on the lamp."

Akibat dari ucapanku barusan, lampu ruang tengah berangsur nyala satu persatu dengan sendirinya. Aku hanya tinggal berjalan ke dapur untuk memasak mie instan.




Ngingg....

Tiba-tiba dengungan menyelinap ke dalam gendang pendengaranku, itu sedikit mengganggu, kutepuk pelan kupingku karena merasa ada yang salah dengan telingaku.









Ngingg....



Sekarang aku benar-benar terganggu. Aku mengorek laci lemari dan mencoba untuk mencari cotton bud, manakala kotoran telingaku sudah menumpuk.


"Nah, sudah tidak a-"

ZINGGG...

"Akhh...!"





Dengungan tiba-tiba itu serasa menyerang dan menusuk-nusuk gendang telingaku, ini benar-benar menyusup ke dalam jaringan kepalaku. Aku paling benci dengungan dan kini benar-benar terdengar dengungan skala besar. Dapat kupastikan itu bukan berasal dari dalam kepalaku, itu sesuatu dari luar, dengungan ini amat kuat. Kututup kedua telingaku sekuat-kuat mungkin, dan berangsur jongkok demi menahan sakit pada telingaku akibat dengungan yang entah darimana asalnya. Berharap dengungan itu segera hilang agar rasa sakit ini reda, nyatanya malah makin menggema di dalam rongga telingaku. Siapa pun yang menyebabkan dengungan ini benar-benar merusak telingaku.

ParagonKde žijí příběhy. Začni objevovat