9. Kaisar Si Pembuat Onar

Start from the beginning
                                    

Tangan Guin sudah ditarik, tapi bukannya keluar gedung. Pria itu justru membawa Guin ke sebuah kamar hotel di sana. Demi apapun, Guin sudah takut setengah mati. Pria ini juga memiliki 3 bodyguard meski menurut Guin dengan tubuhnya yang atletis itu ia sudah bisa menghabisi 5 orang sekaligus. Begitu memasuki kamar, Guin dikejutkan dengan seorang wanita yang cantik berada di dekat meja rias.

"15 minutes" setelah memberi instruksi, pria itu keluar kamar. Meninggalkan Guin berdua dengan wanita tadi. Wanita itu langsung menarik Guin mendekat, ia meneliti sebentar keseluruhan tubuh Guin membuat gadis itu makin panas dingin.

"Cuci mukamu dan pakai gaun ini, aku akan menjelaskan sisanya saat kamu telah selesai. Jangan berpikir macam-macam, tuan Kaisar tidak akan menyentuhmu".

Fyuhhh. . seperti diterpa angin segar di tengah Padang pasir. Kalimat terakhir wanita itu memberi kesejukan bagi jiwa Guin yang sudah panas dingin sedari tadi.

"Tuan Kaisar tidak suka jika kamu menolak keinginannya, jadi nanti kamu harus patuh. Percayalah dia itu pria terhormat" Guin mendengarkan wanita bernama Della yang tengah sibuk memoles wajahnya.

"Siapa dia dan apa tujuannya, aku tidak mengerti?"

"Kamu tidak tahu Kaisar Rhodes?"

Guin menggeleng cepat, ia tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya dan juga apakah pria itu sangat penting?. Tidak. Menurut persepsi Guin pria itu agak pemarah, tetapi ia tidak menyangkal aura hitam pria itu cukup menakutkan.

Jangan jangan pria itu... Mafia?. Atau lebih parah lagi, bos narkoba!! Guin kamu dalam masalah besar.

"Tenang saja, ia hanya membutuhkan teman malam ini, teman dalam artian benar-benar berteman. Ia akan mengenalkanmu sebagai teman kencan, hanya di depan orang orang yang ia inginkan untuk tidak mencampuri urusannya. Baiklah aku hanya tinggal memakaikan softlens untukmu, tenanglah semua akan baik-baik saja asal kamu tidak membuat sesuatu yang salah dimatanya"

Guin menggenggam erat gaun malam yang ia kenakan, gaun berwarna dark blue itu melekat pas di tubuhnya, hanya saja Guin merasa punggungnya akan kedinginan karena gaun ini memiliki potongan yang rendah di bagian belakang.

"Selesai, sekarang keluarlah. Bodyguard tuan kaisar akan menuntunmu. Satu lagi, kamu harus tenang dan pastikan bisa berperan sebagai teman." Guin mengangguk, seperti kebiasaannya saat ia tidak memiliki pilihan lain selain patuh.
Diam-diam dia memikirkan nasib pekerjaannya, jika rekannya tahu ia sudah lepas tanggung jawab terhadap 3 meja yang harusnya ia layani hari ini, bisa dipastikan besok dia sudah menjadi jobless.

Guin berbelok arah, dia melihat sekeliling mendapati ballroom utama yang saat ini sangat meriah. Ia bisa melihat pria itu disana, duduk sambil sesekali melihat sekitar. Pakaiannya sudah berganti, setelan jasnya tidak lagi hitam tetapi dark blue. Ketika mata mereka bertemu, Guin mendadak hilang arah, ia akui kharisma pria ini memang begitu dahsyat.
Pria itu dengan cepat bangun dari duduknya, lalu menghampiri Guin. Tangannya yang kekar menyentuh punggung Guin yang terbuka, membuat Guin terkesiap untuk sesaat. Ia ingin menampar pria ini, namun dengan cepat ia mengepalkan tangannya sambil menguasai diri, ia Tidak ingin hal buruk terjadi, Guin mengingat pesan Della tadi. Akhirnya ia hanya mengulas senyum canggung.

" You look stunning, Larasati" Guin hanya diam dan memasang wajah tersipu. Ia tahu pria ini pasti sudah melihat nametagnya ketika tadi memaksanya. Guin berpikir Semakin ia bisa beradaptasi dan berperan dengan baik, ia bisa semakin cepat pergi dari situasi ini.

Pria itu kemudian menggiringnya menuju meja tadi, Guin bisa melihat tatapan tatapan tidak percaya di meja itu. Sampai Guin duduk, mereka masih berporos pada Guin.

Seseorang lalu menghampiri mereka. Guin dibuat kaget. Itu manager hotel ini. Demi apa?. Managernya langsung yang menjamu mereka, seberapa pentingkah orang-orang ini?.

The Minister is MineWhere stories live. Discover now