O1. awal pertemuan kita

33.8K 4.2K 2.2K
                                    

Haruto bingung harus melangkah kemana lagi kali ini. Sedari tadi dia sudah mengelilingi pusat perbelanjaan lebih dari empat kali hanya untuk mencari sebuah hadiah.

Besok adalah ulang tahun adik perempuannya, Watanabe Airi. Adiknya itu pasti akan marah besar dan merajuk jika ia tidak memberikan hadiah spesial.

Tubuh Haruto melemas, hampir semua aksesoris, pakaian, sepatu, tas maupun boneka di tempat ini pernah ia beli khusus untuk adik kesayangannya itu. Tak perlu terkejut, Haruto adalah anak dari keluarga yang cukup terpandang.

Apapun bisa ia beli dengan uangnya.

"Selamat malam kak, ada yang bisa saya bantu?" Kepala Haruto menoleh kepada salah satu perempuan yang memakai pakaian seperti pelayan.

Keningnya berkerut saat melihat tempat didepannya, ia tak pernah melihat toko boneka aneh seperti ini sebelumnya. Dekorasinya antik dan penuh sarang laba-laba. Mungkin tempat ini baru saja dibuka dan sengaja di dekorasi seperti ini, pikirnya.

"Saya lagi nyari hadiah ulang tahun untuk adik perempuan saya."

"Hadiah? Silakan kakak lihat-lihat di toko kami. Disini banyak boneka lucu ala bangsawan yang cocok untuk dijadikan hadiah," kata perempuan itu mempersilakan.

Haruto mengangguk, tak ada salahnya kan untuk mencoba melihat-lihat terlebih dahulu.

Bulu kuduknya berdiri kala memasuki toko boneka super suram itu. Ia sempat berteriak saat ada laba-laba yang jatuh tepat di hidung mancungnya.

Perempuan yang menemani Haruto itu menahan tawanya dan menunjukkan beberapa rak berisi boneka-boneka indah.

Matanya berbinar menatap berbagai boneka lucu dengan tampilan elegan. Benar-benar boneka ala bangsawan. Harganya pasti sangat mahal, tapi mau semahal apapun Haruto pasti akan membelinya.

Ada boneka Cinderella dengan gaun berlapis emas yang sangat pas ditubuh boneka tersebut, ada juga boneka kelinci dengan penutup mata ala bajak laut dipadu dengan jas berwarna hitam pekat yang berkilauan.

Tempat ini sangat menakjubkan, Haruto menyukainya. Sampai-sampai langkahnya terhenti pada salah satu rak boneka.

Di sana terdapat boneka koala dengan sebuah baret berwarna putih dan terdapat garis merah di bagian bawah baret di kepala boneka, serta pakaian seragam gereja yang di pakai oleh bangsawan Inggris abad ke-18 dengan perpaduan warna hitam, putih, dan merah yang elegan.

Haruto tertarik dengan boneka koala berukuran sedang tersebut, ia meraihnya dan menyodorkannya kepada perempuan berbaju pelayan tadi.

"Saya beli ini satu dan..." manik hitamnya melirik boneka kucing berwarna putih bagaikan salju dan meraihnya lagi. "Ini juga ya."

★★★

Haruto meletakkan kedua boneka tersebut di ranjangnya ketika ia sampai dirumah. Ia sungguh tak menyangka bahwa toko tadi menjual barang-barang mewah dan berkualitas tinggi, mengingat tempatnya yang terlihat menyeramkan.

Yang membuat Haruto lebih heran lagi adalah boneka koala itu gratis, sedangkan boneka kucingnya harus dibayar dengan harga satu setengah juta.

Apa boneka koala ini terbuat dari bahan kurang bagus sehingga di gratiskan?

Atau perempuan tersebut memberinya sebagai bonus?

Haruto tak mau berpikir panjang. Tubuhnya terasa remuk karena terlalu lama berkeliling mencari hadiah. Ia merentangkan kedua tangannya, meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

A Koala Doll | harukyu ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant