Wang Yibo, Xiao Zhan tidak di luar negeri ataupun luar angkasa. Dia masih di China. Hanya saja kau masih enggan untuk mencari bahkan menghubungi kelinci mu itu. Prihatin sekali.

"Xiao Zhan...kau di mana?" Gumam nya.

Jangan mengira jika kau datang meminta maaf dan memintanya kembali dengan usaha mu dia akan kembali. Butuh waktu Wang Yibo. Tidak semudah itu.

"Di mana kau!" Wang Yibo menahan teriaknya di tenggorokan. Ia ingin berteriak sekarang tapi tak ingin membuat Zhen Ting terbangun. Lelaki itu seperti tentara tidur. Sedikit saja ia mencokeh nya dia akan terbangun dengan mudah.

Berbeda dengan Xiao Zhan.

Lelaki manis itu susah untuk di bangunkan. Setelah bersama Wang Yibo saja dia bangun rajin. Agar bisa menyempatkan diri membuat sarapan untuk Wang Yibo.

Ah, mereka berbeda.

Kontras sekali perbedaan nya. Wang Yibo juga tidak bisa terus-terusan hidup dalam kepahitan seperti ini. Dia harus mencari Xiao Zhan. Mencari dirinya sampai dapat dan membawanya pulang kembali.

Zhen Ting bukan yang terbaik. Sifat itu sudah ada saat dulu ia bersahabat dengan Xiao Zhan. Tatapan memuja Zhen Ting kepada Wang Yibo itu sangat tampak. Entah kenapa kemarin ia dengan mudahnya jatuh di pelukan Zhen Ting. Karena tidak sengaja Zhen Ting menemani dirinya tengah berada di ruang kerja.

Saat itu mereka melakukan hal itu tanpa sadar. Wang Yibo yang tidak sadar sedangkan Zhen Ting sadar. Dari hari itu mereka terus melakukan nya di ruang kerja Wang Yibo hingga malam sampai larut. Ia juga jarang memberikan waktunya kepada Xiao Zhan karena bercinta itulah!

Menyesal?

Wang Yibo iya dia menyesal. Maaf saja tidak cukup untuk membuat Xiao Zhan kembali kepada dirinya. Ia benar-benar jahat. Ia ingin membangun bahtera rumah tangga seperti dahulu. Penuh dengan senyum dan kehangatan. Ia ingin.

Tidak seperti ini.

Wang Yibo masuk kedalam dan tidur di samping tubuh polos Zhen Ting. Ia tidak memeluk pemuda itu. Yang ia peluk adalah bantal guling milik Xiao Zhan dulu. Hanya bantal itu yang menjadi kehangatan saat ia lelah dan susah tidur.

"Semoga hari esok lebih baik"

*****

Mata indah itu terbuka dengan sinar matahari yang memasuki celah jendela. Ia merasakan sesuatu yang dirinya pegang namun bukan guling. Pemuda itu terjengit kaget saat yang ia peluk adalah sesosok lelaki tampan. Wangji. Ia tidur dengan lengannya yang menjadi bantalan kepala Xiao Zhan.

Xiao Zhan jadi tidak enak hati. Ia kemudian turun dari tempat tidur dengan hati-hati sambil memegang perutnya yang sudah mulai membesar. Namun baru saja langkah kakinya baru sampai di kamar mandi. Ia merasakan sakit teramat sangat di perut. Ia terduduk meringis, Xiao Zhan berteriak memanggil nama Wangji. Membuat pemuda yang masih terlelap itu terbangun.

"Argh!!! Wangji!!! Ah!" Wangji terbangun dari tidurnya. Ia kaget saat melihat Xiao Zhan yang terduduk di depan pintu kamar mandi. Segera ia melangkahkan kaki ke arah Xiao Zhan dengan tergesa-gesa.

Saat dia hendak membantu Xiao Zhan bangun. Alangkah terkejutnya saat ia melihat jika di bagian selangkangan Xiao Zhan sudah mengalir cairan bening! Wangji tidak tahu itu. Yang ia fikirkan sekarang ini adalah membawa Xiao Zhan pergi dari sini untuk ke rumah sakit.

Pemuda itu merangkul tangan Xiao Zhan. Mengalungkan tangan Xiao Zhan di leher, lalu memapah nya keluar dari sana. Ia berjalan ke arah luar pintu pagar. Menunggu taksi yang sudah berada di depan sana. Wangji tidak mungkin memakai Honda. Ia tak mau Xiao Zhan jatuh begitu saja nanti.

[BL] Thank you For Goodbye [✓]Where stories live. Discover now