Part 2 - Dean Andrestha

1.7K 202 18
                                    

Dea melemparkan gulungan kecil kertas ke arah Zoya yang terbahak mendengarkan ceritanya.

"Nggak lucu, Zo!"

"Lucu", bantah Zoya sambil memegangi perutnya.

"Apanya?" Dea menekuk wajah.
Zoya masih tertawa.

"Gue bisa ngebayangin gimana kekinya lo tadi. Gue yakin, andai aja si AT itu bukan GM kita, pasti lo udah maki-maki dia. Iya 'kan?"

"Ya iya, lha!" sahut Dea cepat. "Si AT tuh cuma beruntung aja dia jadi GM di sini. Coba kalau bukan, udah gue bejek-bejek mukanya yang sok kegantengan itu", ujar Dea dengan napas memburu. "Mana dia bikin malu gue di depan semua orang pula."

"Di depan Dean maksudnya?" Zoya menggoda.

Dea bisa merasakan wajahnya memerah.

"Hahaha... Benar ‘kan tebakan gue? Malu depan Dean ‘kan? Iya ‘kan?" Zoya tertawa-tawa, membuat wajah Dea semakin memerah.

“Lo bisa nggak pelan dikit ngomongnya? Malu kalau yang lain tahu." Dea mencubit lengan Zoya.

"Tenang aja, yang lain udah pergi sales call. Bu Hana masih sama tamu."

"Biya ke mana?"

"Lagi motret sama Teddy di samping kolam. Ada menu baru buat promo bulan depan."

"Ooo..."

“Pokoknya lo tenang aja. Rahasia ini cuma punya kita."

"Janji?"

"Janji."

“Benar lo nggak akan cerita ke siapa-siapa? Dea mencoba mencari kesungguhan di mata Zoya.

“Lo nggak percaya sama gue?

"Bukan gitu." Dea mengempaskan diri di kursi di depan meja Zoya.
"Selain sama lo, gue dekat sama siapa lagi sih di sini? Yang senior di departemen ini selain bu Hana, ya cuma kita berdua. Gue mana dekat sama anak-anak fresh graduate yang alay bin lebay itu.

"Biya?"

"Oh iya, sama Biya juga. Intinya, lo jangan cerita sama siapa-siapa tentang kejadian hari ini."

"Kalau sama Biya?"

"Boleh kalau sama dia."

Zoya tertawa ceria.

"Lo tenang aja, De. Gue nggak mungkin bocorin ke orang lain kalau lo suka sama Dean. Gue yakin, Biya juga jaga rahasia. Pokoknya ini hanya rahasia kita bertiga."

Dalam hati, Dea membenarkan kata-kata Zoya. Di departemen mereka, hanya Zoya, Biya, dan dirinya yang senior dan dewasa. Sisanya adalah para junior yang baru lulus kuliah atau baru setahun bekerja.

Selain secara usia yang jauh berbeda, tingkah pola mereka juga tidak sealiran dengan Zoya, Biya, dan dirinya. Mereka bertiga sudah dewasa dalam bersikap, sedangkan para junior itu masih suka alay, berisik, suka membahas hal-hal remeh, dan kadang mengutamakan emosi. Otomatis, mereka tidak sevibrasi dan tidak berinteraksi di luar urusan pekerjaan.

Intinya, generasi muda dan generasi setengah tua tak bisa membaur bersama. Departemen mereka seolah dibelah menjadi dua, senior yang lebih sering anteng bekerja di kantor dan para junior yang setiap hari makan siang bersama dilanjutkan ngopi dan merokok bersama di pujasera belakang kantor.

"Masalahnya kalau ada yang tahu selain kalian berdua, gue nggak bisa bayangin akan jadi gosip segede apa di hotel ini. Lo ‘kan juga tahu, Dean itu banyak yang suka."

"Boleh gue ralat omongan lo? Dean bukan banyak yang suka. Dean itu banyak banget yang suka!"

Dea menekuk wajah mendengar ucapan Zoya.

Love PotionWhere stories live. Discover now