Lima belas menit kemudian, Reina pun selesai dengan ritual bersih-bersih nya.

***

"Jadi, mau sampai kapan lo gini terus?" tanya lelaki dengan kaos hitam itu.

Sementara yang di tanya malah menatap dua foto yang tengah di pegang.

"Gue masih bingung sama perasaan gue."

"Ga, jangan jadi pengecut gini! Tujuan lo pindah ke Jakarta buat nyelesai 'kan masalah lo sama Reina. Dan sekarang udah kelar. Jangan bilang lo masih ada rasa sama dia?" tebak orang tersebut yang tepat sasaran.

"Ky, gue juga gak bisa ngelarang hati gue buat jatuh cinta ke siapa! Gue gak bisa bilang ke hati gue buat enggak jatuh cinta ke dia!" tegas Angga.

Angga berbalik, meletakkan foto tersebut dan menatap Kiky dengan tajam.

"Lo tenang aja! Gue gak bakal rebut Reina dari Farhan, karena gue juga tau ini semua kesalahan gue yang dulu pernah nyia-nyiakan Reina." Setelah mengucapkan itu, Angga pergi dari rumahnya menuju suatu tempat.

***

Seperti pagi-pagi sebelum nya. Saat ini Reina tengah duduk di kantin bersama keempat sahabatnya. Sejak kejadian beberapa hari yang lalu, hubungan Reina dan Claudia jadi sedikit renggang.

Reina hanya diam mengaduk bakso yang ia pesan. Jesi, gadis itu tengah berselancar dengan ponselnya, sesekali tertawa. Aulia, sedang asik membaca di aplikasi berwarna orange itu. Claudia sendiri tengah menatap Reina yang sedang mengaduk bakso. Sementara Indah sendiri, asik membaca laporan persiapan pelepasan osis.

"Rei!" panggil Claudia.

Reina menatap Claudia, ia tau, semarah apa pun mereka, pasti akan baikan juga.

"Udahan dong puasa nya," ucap Claudia yang membuat semua temannya menatapnya penuh tanya.

"Lah, emang gue puasa apa'an?" tanya Reina.

"Puasa berbicara dengan gue," ucap Claudia tanpa dosa. Yang lain hanya bisa menghela napas kasar.

"Setelah ini, pada mau lanjut kemana?" akhirnya Indah mulai berbicara setelah ia selesai membaca laporan itu. Diantara mereka berlima, memang hanya Indah yang pemikirannya cukup dewasa.

"Gue suka kalau udah bahas giniian!" celutuk Claudia. "Kalau gue, bakal tetap di Jakarta. Tapi bokap nyuruh gue kuliah di Bandung."

"Kalau Jes sendiri, mau di mana?" tanya Indah.

"Wawww. Gue jelas di Jogjakarta lha. Gue gak mau ldr sama doi," ucapnya tersenyum lebar.

"Gue bakal lanjutin usaha papa gue di bidang kuliner," jawab Aulia. Dia memang belum ada niat buat kuliah dulu di tahun ini.

"Lo sendiri, Rei?" tanya Claudia.

"Gue belum tau, bang Adit minta gue nemenin dia di Bali. Nyokap minta di Jakarta, biar ada temannya, bokap nyuruh gue nerusin perusahaan nya yang di London."

"Bagus dong!" seru Claudia.

Sementara Indah hanya menatapnya dengan penuh arti.

"Bagus apa'an. Gue gak tau mau milih mana Maemunah."

"Iss Rei mulutnya! Kok Maemunah sih," ucap Claudia kesal.

Reina hanya tertawa menanggapi teman-temannya. "Maksud si Claudia itu, bagus dong kalau lo nerusin perusahaan papa lo yang di London. Itu artinya, lo gak bakal ldr lagi sama Farhan."

"Itu maksud gue," sahut Claudia.

"Tapi, ada bagus nya lo pikirin baik-baik lagi. Jangan sampai semua nya putus di tengah jalan," ucap Indah menjadi penengah.

"Iya. Nanti gue pikirin. Sekarang masuk yok! Nanti masuk pak Sardi kita belum ada di kelas bisa-bisa penghapus papan tulis mendarat di pipi kita ini," ajak Reina untuk masuk.

"Gilak! Murid durhaka lo Rei. Pake ngatai pak Sardi lagi." sahut Claudia.

***

Pelajaran hari ini pun berlalu begitu cepat. Tak ada yang beda, memasuki kelas dua belas mereka hanya di fokuskan pada persiapan ujian nasional yang tinggal menghitung beberapa bulan lagi.

Reina juga sudah mempersiapkan dirinya jauh-jauh hari.

Reina mengemasi barang-barang nya. Berjalan menuju gerbang sekolah untuk menunggu supir nya datang. Sembari menunggu, Reina membuka ponselnya. Jari lentik nya berselayar di instagram, ia tampak terkejut saat Farhan membuat story. Dan saat di buka, keterkejutan Reina berkali lipat, bahkan kini terasa sesak di dada nya.

 Dan saat di buka, keterkejutan Reina berkali lipat, bahkan kini terasa sesak di dada nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Anggap foto nya gitu ya? Wkwk.)

Sekali lagi, Reina menatap foto itu untuk memastikannya. Walau hanya foto biasa, tapi berhasil membuat sudut hati Reina terluka.

Farhan tak membalas pesannya, tapi mampu jalan sama cewek lain. Reina tertawa masam, menyeka sudut matanya yang terasa ber air.

Tepukan di bahunya membuat Reina langsung memasuk 'kan ponselnya ke saku rok sekolahnya.

"Hai!" sapa Reina tersenyum.

"Lo harus tau satu hal, gue udah dari tadi di samping lo. Jadi gak usah pura-pura bahagia," ucapnya.

"Siapa juga yang pura-pura bahagia."

"Ingat Rei! Pura-pura bahagia itu juga butuh asupan."

"Lebay lo. Gue cabut dulu'an, supir gue udah datang," ucap Reina saat melihat supir nya sudah berada di depan gerbang.

Ingat Ga. Pura-pura bahagia juga butuh asupan, batin Angga. Ia terkekeh dengan perkataanya kepada Reina. Seharusnya, kata itu di sampaikan untuk dirinya sendiri.

TBC

Semoga fell nya dapat. Jangan lupa vote dan komen nya ya.

Suasana hati lagi buruk, jadinya pengan ngetik aja. Besok-besok suasana hati buruk aja terus, biar sering ngetik.

Galau+ musik galau= ngetik:)

Koreksi kalau ada typo teman:)

Windystory11


Long Distance RelationshipWhere stories live. Discover now